Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) didampingi Ibu Ani Yudhoyono (kanan) dan Dirut BNI Gatot M Suwondo (kiri) mengunjungi stan meja saji Istana yang dikelola BNI dalam acara "Gelar Batik Nusantara 2013" di Balai Sidang Jakarta, Rabu (17/7). ANTARA/Yudhi Mahatma
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai batik adalah salah satu identitas Indonesia. Menurut dia, batik adalah sesuatu yang selalu diasosiasikan dunia dengan Indonesia.
"Kalau saya minta Bapak Ibu menulis 10 kata yang berasosiasi dengan Indonesia pasti isinya tidak ada yang sama. Tapi satu kata yang hampir semua pasti menulis adalah batik," kata SBY saat membuka Gelar Batik Nasional di Jakarta Convention Centre, Rabu, 17 Juli 2013.
SBY lalu minta para tamu untuk menyebut 10 kata yang terasosiasi dengan Indonesia. Beberapa kata yang muncul selain batik adalah Bali, Candi Borobudur, Komodo, nasi goreng, rendang, angklung, dan wayang.
SBY lalu menyebut tiga kata lain yang saat ini kerap dihubungkan dengan Indonesia: Tsunami, reformasi, dan transisi demokrasi. "Untuk demokrasi yang berhasil, dunia pasti ingat Indonesia," kata dia.
Menurut SBY, kerajinan batik kini berkembang semakin pesat sehingga Indonesia menjadi pusat budaya batik. Kerajinan batik berkembang pesat dari sisi kualitas, corak, warna, dan keindahan seni.
Batik, menurut SBY, memiliki nilai ekonomi yang kuat, termasuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Ia juga memaparkan, ada sebanyak 3,5 juta orang yang terlibat dalam industri dan kerajinan batik. "Sebanyak 500 ribu orang terlibat langsung usaha batik, sedangkan 3 juta orang lainnya terlibat secara tidak langsung."
