Bagaimana Kain Etnik Beradaptasi dengan Zaman

Reporter

Senin, 2 September 2013 18:50 WIB

Desainer Didiet Maulana. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Nama Maharditya Maulana tiba-tiba melesat sebagai perancang busana Indonesia masa kini. Padahal kariernya di industri mode baru ia tekuni selama dua tahun. Tapi rentetan kepercayaan dari dalam dan luar negeri yang diberikan kepadanya belakangan ini telah menempatkan Didiet--begitu ia biasa disapa--di deretan perancang muda paling berpotensi saat ini.

Hingga awal tahun lalu, Didiet masih duduk nyaman sebagai manajer komunikasi pemasaran di jaringan retail distributor merek mode kelas premium, seperti Givenchy, Guess, Celine, dan Raoul. Tapi kini, setelah memutuskan terjun langsung sebagai desainer dan mendirikan rumah mode Ikat Indonesia pada 2012, ia telah menapaki jalan yang pernah dilalui nama-nama beken di industri mode dunia.

Juni lalu, misalnya, Mattel Inc menggandengnya untuk mendandani boneka Barbie dengan gaun supermini berbahan tenun sengkang Makassar dan blongsong Palembang. Dulu, kesempatan yang sama dari perusahaan mainan asal Amerika Serikat itu juga tak disia-siakan oleh desainer ternama dunia, seperti Karl Lagerfeld, Christian Dior, dan Armani.

Lantas, kini, busana dari kain ikat Bali rancangan Didiet juga akan membalut para menteri keuangan dari 21 negara yang akan bertemu dalam forum Kerja Sama Ekonomi se-Asia Pasifik (APEC) di Nusa Dua, Bali, pertengahan September mendatang. Menurut Didiet, kesempatan untuk mengulang prestasi Iwan Tirta--yang membuat kemeja batik khusus untuk seluruh kepala negara peserta konferensi APEC 1994--itu bukan hanya untuk dirinya. “Undangan ini juga untuk kain tenun ikat Indonesia agar mendunia,” katanya kepada Tempo, Kamis, 30 Agustus 2013.

"Saya lahir dari keluarga yang mengagumi kain etnik. Nenek saya, misalnya, seorang kolektor batik. Sejak kecil, saya diajak ikut acara pesta. Dari sana, saya melihat kain etnik sangat banyak. Ketika beberapa tahun lalu batik diakui oleh UNESCO, saya berpikir seharusnya hal yang sama bisa dilakukan terhadap kain ikat. Sejak saat itu, saya memutuskan terjun langsung," kata perancang kelahiran Jakarta, 18 Januari 1981 ini.

Mengapa Didiet memilih tenun ikat, hal itu didasari dirinya sebagai lulusan arsitektur, saya sangat menyenangi skala dan struktur. Keduanya ada di kain tenun ikat. Lebih dua tahun saya melakukan riset dan saya semakin yakin tenun ikat juga bisa mendunia.

Dia mendapat tenun ikat yang digunakan melalui bekerja sama dengan banyak perajin. Baginya, perajin, adalah seniman. Mereka ada di Jepara, Sumba, Bali, Makassar, dan Palembang.

"Saya tidak layak kalau disebut membina, karena mereka lebih ahli dan bertahun-tahun hidup dengan tenun ikat. Yang saya lakukan hanya menularkan selera pasar dan manajemen. Jadi, tak ada motif atau struktur yang berubah, hanya skala, warna, dan ketepatan waktu produksi. Ini semua penting karena permintaan terhadap tenun ikat saat ini sedang tinggi-tingginya.

Menurutnya budaya adalah sesuatu yang tak berhenti, tapi terus berjalan. Dan sekarang adalah proses kain etnik beradaptasi dengan zaman. Dahulu, kain-kain etnik dibuat dengan beragam ritual, tak diperdagangkan, karena Indonesia masih menjadi bumi yang bisa mencukupi segala kebutuhan perajin. Sekarang? Saya tak bermaksud meninggalkan tradisi. Industrialisasi justru melestarikan kain-kain etnik.

Dia mencontohkan tenun ikat Bali selama ini dikenal berbahan tebal, berat. Tapi, belakangan ini, para perajin mulai membuatnya dengan bahan kapas yang lebih ringan, agar bisa dikenakan dalam banyak suasana. Tanpa itu, kain Nusantara hanya berakhir di pesta-pesta, dan penggunanya sekelompok orang. Akhirnya, tak ada anak muda yang mau meneruskan tradisi menenun.

"Itu sebabnya, meski ikut gembira batik dan tenun kini booming, saya berdoa agar perancang lain tak sekadar melihat kain etnik Nusantara sebagai komoditas, melainkan harga diri bangsa ini," kata Didiet.

AGOENG WIJAYA

Berita Terpopuler:
Sengman Pernah Hadir ke Wisuda Anak SBY?

Menteri Agama Ngambek Pidatonya Terpotong Azan

Relokasi Blok G Cepat, Jokowi Tungguin Tukang Cat

Disebut Terkait Impor Sapi, Dipo Alam Berkelit

Perwira Polwan Yakin Briptu Rani Hanya Oknum

Berita terkait

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

20 menit lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris: Ditekuk Newcastle, Sheffield Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi

26 menit lalu

Hasil Liga Inggris: Ditekuk Newcastle, Sheffield Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi

Sheffield United dipastikan menjadi tim pertama yang terdegradasi dari Liga Inggris (Premier League) musim 2023/24.

Baca Selengkapnya

Real Madrid di Ambang Juara Liga Spanyol, Carlo Ancelotti Segera Lewati Catatan Prestasi Zinedine Zidane

37 menit lalu

Real Madrid di Ambang Juara Liga Spanyol, Carlo Ancelotti Segera Lewati Catatan Prestasi Zinedine Zidane

Real Madrid selangkah lagi menjadi juara Liga Spanyol 2023-2024. Pelatih Carlo Ancelotti segera bisa melewati catatan prestasi Zinedine Zidane.

Baca Selengkapnya

Jelang Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Pelatih Timur Kapadze Analisis Skuad Garuda

37 menit lalu

Jelang Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Pelatih Timur Kapadze Analisis Skuad Garuda

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 akan digelar di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, pada Senin malam WIB.

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

41 menit lalu

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

Pakar Komunikasi Digital bagikan tips agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) saat belanja online

Baca Selengkapnya

Gempa M6,5 Malam Ini, Guncangan Terkuat di Sukabumi dan Tasikmalaya

1 jam lalu

Gempa M6,5 Malam Ini, Guncangan Terkuat di Sukabumi dan Tasikmalaya

Berikut data dan penjelasan dari BMKG tentang sebaran dampak gempa itu dan pemicunya.

Baca Selengkapnya

Serial Secret Ingredient Dibantu 3 Alih Bahasa

1 jam lalu

Serial Secret Ingredient Dibantu 3 Alih Bahasa

Nicholas Saputra menceritakan berbagai hal menarik soal proses syuting "Secret Ingredient". Salah satunya soal penggunaan beberapa alih bahasa.

Baca Selengkapnya

Daftar Pelatih Proliga 2024: Nakhoda Asing dan Lokal Berimbang

1 jam lalu

Daftar Pelatih Proliga 2024: Nakhoda Asing dan Lokal Berimbang

Kompetisi bola voli profesional nasional, Proliga 2024, sudah bergulir sejak Kamis, 25 April 2024. Ini daftar pelatihnya.

Baca Selengkapnya

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

1 jam lalu

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.

Baca Selengkapnya

Gempa dari Laut Selatan Malam Ini, Guncangannya Dirasa Kencang dan Lama

1 jam lalu

Gempa dari Laut Selatan Malam Ini, Guncangannya Dirasa Kencang dan Lama

Gempa mengguncang dari Laut Selatan Pulau Jawa pada Sabtu malam ini, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya