Pentingnya Stimulasi Kinestetik bagi Si Kecil

Reporter

Kamis, 5 September 2013 13:14 WIB

Huffingtonpost.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Stimulasi kinestetik, menurut spesialis saraf dari Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), Yetty Ramli, adalah rangsangan motorik pada anak yang dilakukan melalui gerakan-gerakan tertentu sehingga anak memiliki perkembangan dan kemampuan gerak yang optimal.

Orang tua sudah harus melakukan stimulus kinestetik atau rangsangan yang dilakukan dengan cara membantu langsung bayi melakukan gerakan pertama mereka. Salah satu rangsangan kinestetik yang dapat dilakukan, menurut Yetty, adalah gerakan mengayun-ayun. Sebab, gerakan berayun-ayun secara tidak langsung dapat melatih kinerja otak kecil atau cerebellum.

Stimulus pada tahap selanjutnya adalah melatih bayi memiringkan tubuhnya. Caranya, bayi dapat ditaruh di atas matras, kemudian digoyangkan ke kiri atau ke kanan. Stimulus dalam tahap memiringkan tubuh menjadi lebih efektif lagi ketika bayi berhasil miring karena dipancing untuk melihat warna-warna. Mengapa? Sebab, menurut neurolog FKUI, Adre Mayza, penglihatan lebih dulu berkembang daripada pendengaran.

“Sedangkan separuh perkembangan intelektual seseorang berlangsung di bawah usia 4 tahun,” kata Adre pada kesempatan yang sama.

Stimulus kinestetik juga dapat dilakukan dengan cara memijat. Sebab, pijatan dapat melatih kemampuan merasakan sentuhan. Pijatan juga dapat membantu matangnya beberapa perkembangan motorik.

Menurut Adre, ada beberapa titik saraf yang bisa diterapkan rangsang kinestetik, berupa pijatan, yang dapat dilakukan oleh orang tua. Namun tetap berada di bawah supervisi dokter. Adre mencontohkan, pijat yang bertujuan untuk membantu anak mengangkat kepalanya.

“Membantu anak mengangkat kepalanya sangat penting bagi proses belajar mereka nanti, dan ini jarang disadari oleh orang tua,” kata Adre.

Kepala Departemen Neurologi FKUI-RSCM, yang juga seorang neurolog, Diatri Nari Lastri, mengungkapkan, seseorang harus terus memperoleh rangsangan kinestetik seumur hidupnya. Sebab, rangsangan ini mengikuti sirkuit otak yang dibentuk seiring dengan berjalannya waktu.

“Karena itu, rangsangan kemampuan gerak sebenarnya tidak boleh berhenti sampai pada segmen umur tertentu saja, bahkan kalau perlu sampai mati,” ujar Diatri.

CHETA NILAWATY

Topik Terhangat
Delay Lion Air
| Jalan Soeharto | Siapa Sengman | Polwan Jelita | Tes Penerimaan CPNS

Berita terkait

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?

Baca Selengkapnya

8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.

Baca Selengkapnya

Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim

Baca Selengkapnya

Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.

Baca Selengkapnya

Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.

Baca Selengkapnya

Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.

Baca Selengkapnya

Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi

Baca Selengkapnya

Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.

Baca Selengkapnya

Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.

Baca Selengkapnya

Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.

Baca Selengkapnya