TEMPO.CO, Jakarta - Paradigma banyak orang yang menilai penggunaan istilah asing dalam percakapan menandakan kecerdasan rupanya bisa dimanfaatkan oleh oknum untuk melakukan manipulasi.
Abdul Gaffar Ruskhan, seorang peneliti di Badan Bahasa, membenarkan hal tersebut. "Selama ini, ada paradigma salah bahwa penggunaan istilah asing mencirikan kecerdasan seseorang. Ini akan membuat orang mudah percaya kepada penutur bahasa tersebut," katanya, Selasa, 10 September 2013.
Tidak mengherankan jika saat ini beberapa oknum menjadikan bahasa sebagai modus penipuan untuk mendapatkan kepercayaan.
Menurut Gaffar, video wawancara Vicky Prasetyo saat acara pertunangannya dengan penyanyi dangdut Zaskia Gotik menimbulkan banyak tanggapan di masyarakat. Dalam video itu, terlihat Vicky menggunakan beberapa istilah yang dicampuradukkan dengan bahasa asing dan kata-kata yang justru membuat orang mengernyitkan dahi. Vicky Prasetyo memakai istilah seperti "kontroversi hati", "konspirasi kemakmuran", "kudeta keinginan", dan "statusiasi kemakmuran" hanya merupakan modus.
"Dia (Vicky Prasetyo) menggunakan bahasa sebagai senjata," kata Gaffar. Sekilas orang akan menganggap Vicky cerdas tanpa harus menganalisis bahasa yang digunakan Vicky. Namun lebih rinci, Gaffar menjelaskan penggunaan istilah asing hanya merupakan padanan bahasa.
"Jika kedua bahasa yang dipadankan tidak memiliki korelasi, itu mencirikan kebodohan penuturnya."