Sejumlah model mengenakan busana rancangan Dolce&Gabbana untuk koleksi Spring/Summer 2014 dalam peragaan busana Milan Fashion Week, Minggu (22/9). REUTERS/Max Rossi
TEMPO.CO, Milan - Menutup perhelatan Pekan Mode Milan, Senin pekan lalu, Giorgio Armani menabrak pakem yang selalu dipertahankannya dalam peragaan busana. Armani, yang selama ini mengutamakan penampilan baju rancangannya sehingga menghindari aksesori yang bisa menghalangi pandangan, kali ini malah menyematkan topi kotak superlebar di kepala tiga modelnya yang keluar pada pertengahan pergelaran. “Saya harus menjadi lebih baik,” kata Armani seperti dikutip The Telegraph.
Lewat gebrakan itu, Armani seolah ingin menunjukkan contoh konkret dari tuntutannya belakangan ini agar koleganya mengubah wajah industri mode Milan yang meredup setelah hengkangnya Burberry dan Alexandre McQueen, Juni lalu. Dia bahkan meniru kiat regenerasi industri mode di London dengan memberikan kesempatan kepada Stella Novarino, perancang berbakat berdarah campuran Italia dan Haiti, memamerkan label Stella Jean di Armani Theatre.
Armani agaknya boleh bernapas lega. Koleksi busana yang tampil sepekan lalu menunjukkan perubahan sedang terjadi di Milan. Para perancang seolah telah bersepakat memberikan tawaran baru kepada para wanita pada musim semi dan panas tahun depan. Banyak di antara mereka meninggalkan gaya potongan dan motif yang berlebihan ala mode Italia. Hasilnya, Pekan Mode Milan kali ini mulai lebih segar.
Stella dan Uma Wang berebut pengaruh pada level desainer debutan. Stella menjawab peluang dari Armani lewat rok berbentuk mangkuk, celana mini, serta kemeja dan jaket longgar. Sepertinya terdengar sederhana. Tapi pemilihan bahan kanvas Burkina Faso dan motif garis-garis serta kubus khas Afrika Barat yang dilukis dengan tangan menunjukkan bakat Stella menyatukan berbagai unsur dalam pakaiannya yang ceria.
Adapun Wang hadir dengan gaun-gaun panjang—sebagian strapless—berbahan sifon yang membalut tubuh para model dalam lipatan asimetris. Dengan pilihan warna biru langit, abu-abu, krem, dan hitam polos, desainer asal Cina ini berhasil menjadikan para model sebagai makhluk cantik yang rentan. Mungkin juga karena pengaruh New York—tempatnya belajar selama ini—Wang seperti sengaja menanggalkan gaya busana Milan yang terkadang berlebihan.
