Peragaan busana bertajuk "Batik Disney" yang diadakan oleh toko busana Batik Keris di Mall Puri Indah, Jakarta Barat, Sabtu (14/7). Batik Keris menggabungkan desain batik nasional dengan motif tokoh disney, dalam peragaan busana ini terbagai berbagai tema busana dari anak-anak hingga busana Idul Fitri. TEMPO/Dwianto WIbowo
TEMPO.CO, Jakarta - Demi menjaga kelestarian batik di Indonesia, Okke Hatta Rajasa menilai kunci penentuannya pada warna yang dekat dengan anak muda.
Okke mengatakan, sebuah tren mode akan berangkat dari penentuan warna. Sehingga saat akan menentukan bagaimana batik dapat menjadi sesuatu yang diminati generasi muda, harus ada upaya yang dilakukan agar batik dapat menarik minat mereka. "Saya setuju kita memulai dengan menggunakan warna dan motif yang dekat dengan mereka,” kata Okke saat ditemui Tempo di kawasan Medan Merdeka Barat, Jakarta, pada Rabu, 2 Oktober 2013.
Warna yang disukai oleh anak muda dan orang tua sudah pasti berbeda. Maka, tren motif yang digunakan untuk menarik minat generasi muda harus disesuaikan dengan selera anak muda. Tidak dipungkiri bahwa warna adalah sebuah daya tarik visual bagi siapapun.
Menurut Okke, hal ini bukan berarti melupakan batik dari pakem-pakem yang sudah ada. Motif yang dipilih pun meski mengandung inovasi kekinian, tidak lepas dari pakem yang dimiliki batik secara turun menurun.