Ketika Sioux, Pasukan Penjinak Ular, Beraksi

Reporter

Rabu, 6 November 2013 15:36 WIB

Pelatihan snake handling yang diselenggarakan oleh komunitas pecinta ular Sioux. Facebook.com/SIOUXFoundation

TEMPO.CO, Jakarta -Bau dan derik suara ular langsung tertangkap telinga Andi bila di sekitar wilayah permukiman warga atau pabrik yang terletak di pedalaman dikunjungi oleh reptil berbisa itu. Bila sudah begitu, Andi harus waswas, tidak bergerak sedikit pun dan kadang-kadang melangkah pelan. Ia harus menjaga ritme langkahnya, terutama ketika menghindari serangan ular tanah, golongan ular berbahaya dengan bisa yang sangat mematikan.

“Ular tanah itu menyerang bila mangsanya bergerak dan mengeluarkan suara,” kata Andi, juru bicara Sioux, komunitas pencinta ular dan penjinak ular, sekaligus staf Lembaga Studi Ular Indonesia, di Taman Cattleya, Jakarta Barat, pertengahan Oktober 2013 lalu. Selain melakukan kegiatan konservasi alam, Sioux sering memindahkan ular ke habitat aslinya.

Ketika benar-benar bertemu dengan ular tanah yang berbahaya, para awak Sioux biasanya tidak langsung bereaksi. Pertama-tama mereka akan diam sampai menunggu keadaan tenang dan ular tidak dalam keadaan terancam. Bila dirasa sudah kondusif, para awak Sioux menangkapnya dengan sebuah pengait dan tongkat penangkap. Ular yang tertangkap itu kemudian dimasukkan ke dalam jaring yang terbuat dari kain dan dibiarkan tetap hidup.

Bila ada tempat yang layak untuk memelihara ular tersebut, ular itu ditangkarkan. Bila tidak, ular tangkapan itu dilepas kembali ke alam bebas. “Tempat yang paling memungkinkan dan jauh dari jangkauan manusia hingga saat ini adalah jalur hijau di pinggir jalan tol,” kata Andi. Tindakan itu dilakukan bila taman nasional atau cagar alam terletak jauh dari lokasi tempat penemuan ular.

Sioux berarti ular...
<!--more-->

Itulah gambaran pekerjaan anggota Sioux. Nama komunitas ini diambil dari nama salah satu suku Indian di Amerika Selatan yang berarti “ular”. Ketua Sioux, Rudy Rahadian, dalam situs resmi komunitas itu menyatakan bahwa Sioux, yang dibentuk pada 2003 di Jakarta, didirikan untuk memberi pengetahuan tentang ular dan cara menangani bahaya ular. Anggotanya macam-macam, dari anak muda pencinta satwa hingga ibu-ibu.

Tugas mereka tidak hanya menjaga keberlangsungan hidup ular, tapi juga menyelamatkan dan menyembuhkan orang-orang yang terancam dengan kehadiran ular. Sebagian dari masyarakat kadang menghubungi Sioux karena mengalami trauma. Maka, tugas Sioux berikutnya adalah melakukan terapi trauma ular. “Minimal melihat atau menyentuh ular sebentar saja,” kata Andi. “Bila rasa takut terhadap ular berlebihan, yang muncul adalah paranoid dan keinginan membunuh ular.”

Pernah pula sebuah pabrik besar di daerah Bekasi mengontrak beberapa awak Sioux selama enam bulan guna membersihkan pabrik dari ular. “Memang yang di Bekasi itu ularnya banyak banget, sampai ada yang melingkar di rantai pembatas musala, hingga pipa-pipa. Jenisnya ular phyton, tidak berbisa,” kata Andi.

Sebelum memindahkan ular, awak Sioux akan memantau dan meninjau lokasi. Setelah menemukan tanda-tanda, seperti jejak, ukuran, jenis ular, dan titik keberadaannya, mereka menunggu sekitar dua hari untuk memastikan hasil pemantauan. Bila sarangnya sudah dipastikan, barulah mereka menangkapnya.

Ular diukur dan dicatat...
<!--more-->

Setelah ditangkap, ular-ular tersebut dicatat ukuran dan jenisnya. Baru kemudian ditangkarkan, dilepas ke habitat aslinya, atau di sekitar jalan tol. Semua pekerjaan ini membutuhkan waktu 5-7 hari. “Lamanya bergantung pada banyaknya ular. Kalau banyak, biasanya kami sebulan sekali ke tempat tersebut, sampai ular diyakini tidak datang lagi,” kata Andi lagi.

Sebetulnya, dari 250 jenis ular di Indonesia, hanya 5 persen yang berbisa dan mematikan, sehingga perlu dihindari. Selebihnya adalah ular-ular biasa yang tidak perlu dibunuh, tapi perlu dilestarikan. “Sebab, ular merupakan salah satu binatang yang merupakan bagian dari rantai kehidupan. Karena itu perlu dijaga keberadaannya,” kata Muhammad Ichya, staf penelitian dan pengembangan di Sioux.

CHETA NILAWATY

Topik Terhangat
Vonis Fathanah | Dinasti Banten | Roy Suryo Marah di Pesawat | Suap Akil Mochtar | Amnesti TKI |

Berita Terpopuler
10 Parfum Berkelas, Kesukaan Wanita seperti Atut
Pesaing Whulandary dari Honduras dan Nikaragua
Wirausaha Anak Dalam Kidpreneur Award 2013
Rancangan Stella, Peggy, dan Rinda: Magnet Wanita
Ini 10 Merek Parfum Kesukaan Ratu Atut




Berita terkait

3 Fitur Komentar Instagram yang Perlu Diketahui

7 hari lalu

3 Fitur Komentar Instagram yang Perlu Diketahui

Tiga fitur komentar ini merupakan wujud instagram untuk menjadi aplikasi yang lebih ramah dan inklusif bagi penggunanya.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran, Yogyakarta Genjot Lama Tinggal Wisatawan Naik Lebih Awal

48 hari lalu

Libur Lebaran, Yogyakarta Genjot Lama Tinggal Wisatawan Naik Lebih Awal

Masa cuti bersama dan libur Lebaran berlangsung selama delapan hari, yaitu dari tanggal 8 hingga 15 April 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

NgabubuDrive, Cara Komunitas di Yogyakarta, Edukasi Pecinta Otomotif Sembari Ngabuburit

49 hari lalu

NgabubuDrive, Cara Komunitas di Yogyakarta, Edukasi Pecinta Otomotif Sembari Ngabuburit

Momen menunggu saat berbuka puasa atau ngabuburit di masa ramadan bisa diisi dengan berbagai hal produktif agar tak membosankan.

Baca Selengkapnya

Talon Gabung ke PUBG Mobile Esport, Bermitra dengan Indonesia di Event Asia Tenggara 2024

15 Januari 2024

Talon Gabung ke PUBG Mobile Esport, Bermitra dengan Indonesia di Event Asia Tenggara 2024

Talon telah bergabung dengan PUBG Mobile Esport sebagai kemitraan resmi untuk event PUBG Mobile Super League - Asia Tenggara 2024.

Baca Selengkapnya

Komunitas Polisi Air Wonosalam, Sampah dan Harapan pada Capres 2024

14 Januari 2024

Komunitas Polisi Air Wonosalam, Sampah dan Harapan pada Capres 2024

Sebanyak 20 pelajar yang tergabung di Komunitas Polisi Air Wonosalam berdiskusi perihal kerusakan hutan dan aktivitas membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Asa Komunitas Musik Klasik di Kota Padang

8 Januari 2024

Asa Komunitas Musik Klasik di Kota Padang

Sendi menerangkan, program musik klasik ini terdiri dari beberapa kegiatan mulai dari diskusi sampai tampil di panggung.

Baca Selengkapnya

5 Dampak Positif CFD Bagi Lingkungan, Negara Mana Pertama Kenalkan Car Free Day?

10 Desember 2023

5 Dampak Positif CFD Bagi Lingkungan, Negara Mana Pertama Kenalkan Car Free Day?

Car Free Day merupakan sebuah inisiatif dan protes terhadap penggunaan mobil yang menimbulkan polusi. Negara mana pertama adakan CFD?

Baca Selengkapnya

Gelar Konser Kedua, Parahyangan Orchestra Bandung Mainkan Kizuna

29 November 2023

Gelar Konser Kedua, Parahyangan Orchestra Bandung Mainkan Kizuna

Total ada delapan komposisi yang dimainkan Parahyangan Orchestra, untuk mengajak masyarakat agar merenungkan kembali berbagai bentuk relasi.

Baca Selengkapnya

Komunitas Faktor Penting Dalam Perjalanan Kesehatan, Ini Surveinya

24 November 2023

Komunitas Faktor Penting Dalam Perjalanan Kesehatan, Ini Surveinya

Survei membuktikan komunitas pendukung sangat penting dalam upaya menjaga kesehatan dan kesejahteraan.

Baca Selengkapnya

Komunitas The Power of Mama Ketapang Raih Nasional Clean Air Championship Award

22 November 2023

Komunitas The Power of Mama Ketapang Raih Nasional Clean Air Championship Award

Komunitas The Power of Mama menerima "Clean air Championship Award 2023" untuk tingkat petani, masyarakat peduli api, perorangan wilayah Kalimantan.

Baca Selengkapnya