Waria Yogya Merasa Lebih Solid dari Gay Atau Lesbi  

Reporter

Minggu, 24 November 2013 16:02 WIB

Warga mengantre untuk mengikuti potong rambut gratis dalam acara Bakti Sosial Ikatan Waria Yogyakarta (IWAYO) di Ledok Code, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta, Kamis (29/11). TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Hidup dalam berbagai tekanan dari lingkungan sekitarnya, waria atau wanita pria memiliki rasa solidaritas yang tinggi terhadap sesama kaumnya. "Mereka cukup solid," kata koordinator advokasi People Like Us-Satu Hati Yogyakarta, Renate Arisugawa, pada Tempo, Sabtu, 23 November 2013 sore.

PLU-Satu Hati merupakan sebuah lembaga yang konsen terhadap persoalan gay, lesbian, biseksual, dan transgender. Menurut Renate, keanggotaan lembaga ini didasarkan pada komunitas-komunitas mereka. "Sangat cair sekali keanggotaannya," katanya.

Meski organisasi ini terbilang cukup cair, lebih mudah mengkoordinasikan waria dalam kegiatan-kegiatan PLU-Satu Hati. Ketika ada agenda rapat atau kumpul misalnya, para waria dengan cepat merespon dan datang dibanding kelompok gay dan lesbian.

Ada beberapa alasan yang membuat kelompok waria memiliki solidaritas tinggi terhadap sesamanya. Menurut dia, di antara sebab itu adalah kuatnya tekanan yang mereka terima dari lingkungan sekitar, yakni keluarga hingga masyarakat. "Sejak kecil menerima tekanan," katanya.

Di keluarga, ia melanjutkan, waria dipaksa menjadi orang lain. Mereka diharuskan memakai pakaian lelaki, sementara nuraninya berontak karena menganggap dirinya sebagai perempuan. Di lingkungan masyarakat pun tak jarang mereka dibilang sebagai banci.

Di sekolah, tekanan itu tak berakhir. Mereka kerap menjadi korban bullying, baik dari sesama siswa atau bukan. Sehingga bagi waria, ujar dia, lembaga pendidikan tersebut bukanlah tempat yang nyaman. Mereka pun ingin cepat-cepat segera menyelesaikan sekolah--atau yang parah, mereka terpaksa drop out. "Ngapain juga sekolah kalau di sana di-bully," katanya. (Baca : Waria Yogya, Ikut Organisasi Agar Lebih Sejahtera)

Faktor itu pula, menurut Renate, membuat waria tak banyak berpendidikan tinggi. Dalam catatannya, rata-rata waria hanya berpendidikan SMA atau bahkan di bawahnya. Maka tak mengherankan, selain faktor sosial, di dunia kerja waria tak cukup memiliki akses ke perusahaan atau lembaga pemerintah.

Tekanan semacam itu jelas berbeda dengan kaum transgender lain. Gay dan lesbian, misalnya. Mereka cenderung bisa menyembunyikan identitas mereka dibanding waria.

Maryani, waria pendiri pondok pesantren khusus waria di Yogyakarta, mengatakan anggapan waria memiliki rasa solidaritas yang tinggi terhadap kaumnya tak sepenuhnya benar. "Tidak juga," katanya. Ia memberi contoh pengalaman, ketika ada waria yang meninggal, tak jarang waria lain memilih tak peduli terhadap jenazahnya. Padahal, kerap kali jasad waria itu juga ditolak oleh keluarganya sendiri.

ANANG ZAKARIA




Berita Terpopuler




Ini Bahasa di Kalangan Waria
Asam Garam Oma Yuyun Beroperasi di Taman Lawang
Makan Kacang Bikin Umur Panjang
Pakai Obat Kumur, Hadiah Nonton Piala Dunia 2014
HIPPI Mengajak Masyarakat Cinta Produk Indonesia
Mami Yulie: Kami Butuh Pengakuan




Advertising
Advertising

Berita terkait

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

8 menit lalu

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

Perjalanan dari Batam ke Singapura dengan kapal feri hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Simak harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Akui Dapat Tawaran Menteri, Khofifah Pilih Maju Jadi Gubernur Jatim lagi

8 menit lalu

Akui Dapat Tawaran Menteri, Khofifah Pilih Maju Jadi Gubernur Jatim lagi

Khofifah menyatakan bakal kembali maju menjadi calon Gubernur Jawa Timur di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

12 menit lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

TKN Pastikan Kabinet Prabowo-Gibran Berkomposisi Proporsional

21 menit lalu

TKN Pastikan Kabinet Prabowo-Gibran Berkomposisi Proporsional

Kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran akan dikomposisikan secara proporsional.

Baca Selengkapnya

Deretan 4 Ponsel yang Akan Rilis Bulan Ini

27 menit lalu

Deretan 4 Ponsel yang Akan Rilis Bulan Ini

Setidaknya ada 4 ponsel baru yang diprediksi diluncurkan bulan ini, mulai dari Realme GT Neo 6 hingga Meizu Note 21.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

27 menit lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

27 menit lalu

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

Kominfo menggandeng BSSN untuk menjaga keamanan siber selama penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali

Baca Selengkapnya

Dana Pembangunan Masjid di Cakung Diduga Dilarikan Kontraktor, Warga Pilih Diam Tak Mau Ikut Campur

30 menit lalu

Dana Pembangunan Masjid di Cakung Diduga Dilarikan Kontraktor, Warga Pilih Diam Tak Mau Ikut Campur

Dana pembangunan Masjid Al Barkah di Cakung diduga dilarikan oleh kontraktor. Warga geram sekaligus pasrah, tak mau campur tangan.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

32 menit lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Laga Timnas U-23 Indonesia vs Guinea Digelar Tertutup, Ini Cara Nonton Live Streamingnya

37 menit lalu

Laga Timnas U-23 Indonesia vs Guinea Digelar Tertutup, Ini Cara Nonton Live Streamingnya

Timnas U-23 Indonesia bakal menjalani laga play-off menghadapi Guinea untuk memperebutkan satu jatah tersisa ke Olimpiade 2024.

Baca Selengkapnya