Mister Bambang Alias Miss Mirna

Reporter

Selasa, 26 November 2013 07:59 WIB

Kelompok waria Silver Boys. Dok. TEMPO/Rendra

TEMPO.CO, Jakarta -I am a man, not a woman. You must know it, I am only imitation woman". Kalimat asing itu diucapkan dengan fasih dan luwes oleh Mister Bambang W. Sudarso -- begitu ia menjebut dirinya -- sementara penggemarnja biasa memanggilnja Miss Mirna Martinelly. Di belakang panggung "Gelanggang Remadja Djakarta Timur, dimana ia sedang dinanti lebih dari tiga ratus penonton ia berkata tegas: "Jangan saudara mengatakan kami ini banci apalagi homo sex."


Dia rupanya sedang memaklumkan perang terhadap anggapan negatif kepada kaum yang biasa disebut "wadam". Tapi saat berikutnya Mister Bambang alias Miss Mirna terdengar rada kendor: "Tapi, ya terserahlah, kami tidak marah. It's up to you!" Dan sesudah itu, iapun turun ke panggung memenuhi seruan pembawa acara sambil melontarkan sebuah cinta: The Love of A Woman. Ternyata suaranya boleh juga. Tidak sia-sia ia ataupun dia mendjadi pimpinan "The Woman Imitation Show" yang malam itu -- pertengahan Mei 1971 -- mendapat tepuk tangan riuh.

Sex. Kolonel Edy Mudiono Ketua Badan Pelaksana, Pengurus Inti Youth Centre Jakarta Timur hadir juga tanpa memakai baju hijaunya. Konon ia mempunyai maksud untuk mencegah kaum wadam keluyuran di jalan Thamrin dan Sumenep, Taman Lawang. Dan menurut keterangannya sendiri, ia juga bermaksud memberi petunjuk kepada para remaja bahwa wadam itu dilahirkan berdasarkan takdir yang tak mereka kehendaki sendiri, sehingga tidak pantas kalau dikecam secara negatif. "Saya memberikan arah kepada remaja yang ada dalam Youth Centre ini agar mempunyai jiwa sosial dengan memberikan kesempatan kepada kaum wadam itu menunjukkan sikap positipnya melalui show mereka".

Sementara itu Miss Mirna setelah menyanyi mulai mempertunjukan "tarian birahi". (Baca Pesantren Waria Yogyakarta Satu Satunya Di Dunia) Sambil menyanyi ia menari dengan genit mencomot pakaian malamnya yang berwarna kuning tua. Helai demi helai coctail dress tersebut jatuh ke lantai disertai suit dan teriak penonton yang ternyata "semua umur". Berbeda dengan klimaks sebuah strip tease di nite club, Mirna tidak menanggalkan satu strip-nya yang terbuat dari kain tile hitam.


Namun ia mempunyai kenekatan yang lain. Tanpa diduga ia mengakhiri pertunjukannya dengan melepas BH Kaleidoscope yang berayun ke lantai bersamaan dengan wig pirang yang direnggutnya dari kepala. Maka terlihatlah dadanya yang tegap dan kepalanya yang berambut tipis: dada dan kepala laki-laki. Penontonpun serentak berteriak, bukan lagi teriakan orang tergiur tetapi cekakan. Untung saja lampu cepat-cepat dipadamkan. Pertunjukan hot itu berakhir menjadi sebuah lelucon. Lelucon konyol seperti biasa dilakukan oleh Bing Slamet juga kalau sudah kehabisan inspirasi.


<!--more-->

Porno. "Kami tidak menipu penonton dengan menutupi siapa kami sesungguhnya" kata Tuan Bambang strip Nona Mirna dengan mengerjapkan bulu mata palsunya diatas kelopak matanya yang telah hitam karena polesan pinsil. "Karena kami memang
laki-laki. Laki-laki secara fisik. Lelucon kami tadi adalah lelucon seorang laki-laki yang bersolek", katanya menambahkan.


Mirna ternyata agak bangga dengan keterus-terangannya itu. Karena bukankah biasanya seseorang yang telah mendapat julukan "wadam" selalu berusaha untuk menutupi benjal benjol tubuhnya yang asli, sedemikian rupa sehingga berlebih-lebihan, hanya karena mereka ingin kelihatan sebagai wanita komplit. Mengenai apakah pola itu porno, Kolonel Edy menjawab: "Kalau itu dilakukan oleh wanita tulen, bisa saja dianggap porno. Tapi yang ini saya kira tidak sama sekali".


Advertising
Advertising

Lalu sang Kolonel memberikan contoh tentang seorang lelaki yang memakai celana pendek dan singlet. "Apakah itu juga dianggap porno" tanyanya. Tetapi sayang tak sempat diterangkannya apakah seorang lelaki dengan singlet dan kolornya itu apabila sudah mulai jungkir balik di depan sejumlah orang baik-baik dengan maksud merangsang juga tidak porno. Terutama apabila itu dilakukan dalam sebuah Youth Centre.

Bagi mereka yang kurang membedakan antara paha wanita dan paha pria, tarian Mirna dan tarian selanjutnya yang dibawakan oleh Maya Puspa, di dalam kurung Djoni umur 31 tahun, dengan tubuhnya yang sintal menggeliat tentu menyebabkan nafas tegang tidak karuan. Tarian bertema ratu Cleopatra itu dibawakan Maya dalam pakaian tile biru muda yang jelas membayangkan tile hitam didalamnya. Sedemikian rupa pengaturannya sehingga menimbulkan daya gugah yang menggelicirkan bagi yang gampang tergelincir. Juga dalam nomor-nomor lain yang diberi nama mentereng, seperti: "Rabbits Dance" "Play boy Dance", Maya menggoyangkan semua bagian badannya, dari pinggang ke perut dan dada.


"Saya tak belajar dari siapa pun tari-tarian ini", katanya menjelaskan. "Saja berlatih sendiri dengan gerakan-gerakan yang saya bayangkan kalau saya tonton sendiri akan merangsang. Kalau tarian tadi sudah dianggap hot, saja masih bisa lebih hot lagi" kata Maya terus terang. Ini saya sudah menjelaskan bahwa memang ada itikad merangsang dalam tarian tersebut. "Tapi tentu sadja tarian jang lebih hot itu pada acara khusus yang terbatas", bisik Maya kemudian mengakhiri keterangannya.

Wadam. Mirna yang memimpin The Woman Imitation Arts beranggota 6 orang itu bukan orang baru ternyata. Semula ia bergabung dengan "Wadam Top Star" ( Baca: Kisah Waria 'Mangkal' Sampai Johor ) yang tadinya bernama "Wadam All Star" dibawah pimpinan Tante Any Mambo. Namun kemudian memisahkan diri karena timbul persengketaan terutama dalam soal redjeki. Kini mereka berdiri sendiri dengan nafkah antara Rp 2.500 sampai Rp 10.000 sekali pertunjukan. "Selain mengadakan show, kami juga modis, penghias penganten dan .... pacaran" kata Susy salah seorang dari keenam mereka dengan genitnya.


Sedang Mirna yang dahulunya dikenal di Djakarta sebagai duet "Bambang Bersaudara" dalam band OTISTA bersama Bambang saudara kembarnja jang lebih tua lima menit, menerangkan bahwa ia akan tetap mempertahankan nama "Bambang" dalam usaha menjadi penari profesional.


"Dalam show saya adalah laki-laki atau dalam business saya adalah imitation woman. Kalau saya menjebut diri wadam, akan sulit diterima dalam acara lain seperti TV atau Taman Ismail Marzuki. Tetapi kalau saya laki-laki mereka saja kira akan menerima saya sebagai laki-laki yang show dengan bersolek". Sebaliknya Maya tidak emoh dipanggil wadam, ia berkata genit: "Kalau saja boleh pilih, saya senang dengan panggilan kehormatan yang diberikan oleh Bang Ali yaitu wadam". Ketika ditanyakan kepadanya alasannya, ia menjawab mengejapkan matanya sambil menutup sedikit mukanya dengan kipas: "Sebab lebih mesra, lebih sadiiiiiiiis deh, .....!"

Kemudian Mirna alias Bambang menceritakan bahwa mereka sudah pernah berkunjung ke Semarang, Jogja, Surabaja. Bilangnya disana mereka disamakan dengan artis-artis lain. Disambut,dipawaikan keliling kota dan dimintai tanda tangan. Sedang
mengenai perbedaan Mirna dengan "The Woman Imitation Arts" nya dengan wadam yang ngamen diteras toko dan yang menari di Taman Ria atau pun yang keluyuran di jalan Mirna memberi garis tegas."ltu statusnya berbeda dengan kami" katanya dengan sigap dan pasti.


Diterangkannya bahwa yang ngamen itu adalah mereka yang mempunyai kepandaian tinggi tetapi tidak "cakep". Yang joget di Taman Ria adalah yang biasanya hanya tahu joget Melayu dan rada-rada cakep. Dan yang keluyuran di jalan-jalan adalah mereka yang tak tahu tata susila, tampang ada tetapi kepandaian nol.


"Kami adalah yang punya wajah lumayan dan punya bakat dan kemauan" kata Mirna. "Jadi ada perbedaan, yah perbedaan maksud saya kelas sosialnya. Perbedaan yang dapat membedakan tinggi rendah nilai pandangan masyarakat terhadap kami". Lalu dengan tegas ia menyebutkan yang menjadi perbedaan grupnya dengan wadam lain: mereka tidak menutupi bahwa mereka pada hakekatnya lelaki". Saya lebih positip" katanya. (Baca: Waria Yogya Merasa Lebih Solid Dari Gay Atau Lesbi )


"Karena saya mengaku terang-terangan bahwa saya lelaki. Sedang mereka tetap bertahan dengan mengatakan bahwa mereka perempuan. Papi dan Mami saja tahu, mereka tak melarang asal jangan keluyuran di jalan-jalan".

Meskipun mereka mengaku bahwa mereka lelaki, penonton di Gelanggang Remadja Djakarta Timur pada malam itu banyak juga yang merasakan bahwa tarian-tarian yang mereka bawakan merangsang. "Porno" komentar salah satu penonton. "Tidak cocok
untuk kegiatan Gelanggang Remadja" kata yang lain. Terhadap komentar-komentar ini Kolonel Edy Mudiono menyatakan bahwa istilah porno yang dilontarkan itu sudah terlalu mengecam dan memasukkan usaha baik dari orang-orang yang tidak sempurna itu -- wadam -- sebagai tak bersusila.


"Kami mencari uang untuk membiayai gedung baru ini, karena dipakai atau tak dipakai gedung ini memerlukan biaya", katanya menjelaskan dengan serius. Diterangkannya pula bahwa subsidi yang dijanjikan Pemerintah belum menetas dalam bentuk duit". "Show ini adalah untuk mengisi acara sebelum ditentukannya program dari Badan Pembina. The Woman Imitation Show ini hanya salah satu saja dari acara-acara yang saya anggap menarik. Acara lainnya tentu saja akan ada", katanya bagaikan seorang tertuduh yang membela diri.

DIOLAH DARI MAJALAH TEMPO EDISI 5 JUNI 1971/ HADRIANI P
Topik Terhangat
Penyadapan Australia | Vonis Baru Angelina | Kontroversi dan Diskriminasi Waria | Topan Haiyan | SBY Vs Jokowi |




Berita terkait

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

7 menit lalu

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

Berikut sederet mobil Harvey Moeis yang telah disita Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

19 menit lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Akademisi Ungkap Peluang Jaring Wisatawan Mancanegara Lewat Sektor Pendidikan

26 menit lalu

Akademisi Ungkap Peluang Jaring Wisatawan Mancanegara Lewat Sektor Pendidikan

Pendidikan menjadi pintu masuk untuk mengenalkan Indonesia terutama kekayaan wisata budayanya ke wisatawan mancanegara.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

28 menit lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

29 menit lalu

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

Timnas Indonesia pernah menjadi perbincangan era 1950-an kala melawan Uni Soviet di perempat final Olimpiade Melbourne 1956 pada 29 November 1956.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Wakil Asia Tenggara di Semifinal Piala Asia U-23 2024 Qatar

31 menit lalu

Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Wakil Asia Tenggara di Semifinal Piala Asia U-23 2024 Qatar

Timnas U-23 Indonesia menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara yang bermain di semifinal Piala Asia U-23 2024 Qatar.

Baca Selengkapnya

Threads Menguji Fitur Mengarsipkan Unggahan Otomatis

35 menit lalu

Threads Menguji Fitur Mengarsipkan Unggahan Otomatis

Threads menguji fitur baru yang memungkinkan pengguna mengarsipkan unggahan secara manual maupun otomatis ketika diatur dalam jangka waktu tertentu

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

49 menit lalu

Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

Sahabat dan juga teman dekat Joko Pinurbo dari kalangan sastrawan mengungkapkan duka mendalam melalui media sosial X, Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Seleksi Mandiri di Sejumlah Kampus Bisa Gunakan Nilai UTBK: 5 Tips Mengoptimalkan agar Lolos

51 menit lalu

Seleksi Mandiri di Sejumlah Kampus Bisa Gunakan Nilai UTBK: 5 Tips Mengoptimalkan agar Lolos

Dengan adanya seleksi mandiri yang gunakan Nilai UTBK, peserta sudah tidak perlu melakukan tes tulis lagi. Hanya perlu mengoptimalkan nilainya.

Baca Selengkapnya

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

1 jam lalu

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.

Baca Selengkapnya