Kepulauan Togean, Senja Sunyi di Lidah Sulawesi  

Reporter

Editor

Alia fathiyah

Sabtu, 14 Desember 2013 10:00 WIB

Pulau Papan, Togean, terkenal dengan jembatan kayu dan rumah atas air. Kebanyakan penduduk pulau ini merupakan orang Bajo. Tempo/Ratih Purnama

TEMPO.CO, Jakarta - Kepulauan yang termasuk dalam Provinsi Sulawesi Tengah ini cocok sekali bagi pasangan muda yang ingin bermulan madu, karena tak terjangkau sinyal, senja pantainya syahdu, lautnya landai dan tenang, aman untuk berenang dan menyelam.

Ada 66 pulau kecil di perairan Togean. Dari beberapa yang menyediakan penginapan, Kadidiri paling terkenal. Setidaknya ada tiga cottage di sana, yaitu Black Marlin, Pondok Lestari, dan Kadidiri Paradise. Keberadaan pulau ini paling dekat dari Wakai, pelabuhan di tengah teluk tempat singgah kapal rute Gorontalo-Ampana. Pulau ini juga paling mudah untuk mencapai titik-titik menyelam atau sekadar snorkeling.

Meski Kadidiri sudah dikembangkan sebagai daerah wisata sejak 1995, tak banyak orang Indonesia yang tahu tentang pulau ini. "Tamu saya kebanyakan dari Eropa," ujar Yani Tahir, pemilik Black Marlin. Pada pertengahan Oktober lalu yang bukan waktu libur itu, 16 kamarnya penuh oleh pasangan pelancong dari Belanda, Prancis, Jerman, Hungaria, Denmark, dan Inggris.

Keinginan Yani untuk membuka kamar di Kadidiri itu karena banyak para turis bertanya kepada menantunya yang mengelola resor Blue Marlin di Lombok, Nusa Tenggara Barat, tentang laut lain yang bagus untuk diselami tapi masih sepi. Crispin Gibbs, menantu Yani, asal Inggris, lalu menyebarkan informasi tentang Togean yang masih perawan ke para turis yang berkunjung ke Lombok atau Bali.

Tapi cara mencapainya yang ribet membuat pelancong jiper berpelesir ke Togean. Dari Jakarta setidaknya butuh dua hari untuk sampai di Kadidiri. Bandara udara terdekat hanya di Poso. Dari Poso, satu-satunya cara menempuhnya adalah jalan darat yang meliuk-liuk dan rusak selama lima jam ke Ampana, Ibu Kota Kabupaten Tojo Una-Una.

Dari Ampana, kita masih harus naik feri selama lima jam ke Pelabuhan Wakai, dengan kapal yang tak selalu ada setiap hari. Ditambah lagi tak ada sinyal di pulau seluas Singapura itu. Listrik di penginapan bersumber pada mesin diesel yang bahan bakarnya diangkut dari Wakai. Yani menghabiskan Rp 20 juta sebulan untuk ongkos mengangkut air dan solar.

Maka lengkaplah Kadidiri: pantainya sunyi; lautnya jernih dan kaya biota; tak ada sinyal, juga setrum, dan anasir modern lain. Para turis asing menyebut pulau-pulau di lidah Sulawesi itu sebagai destinasi yang cocok untuk berbulan madu.

TIM TEMPO | SUTJI

Berita Lain:
Leonardo DiCaprio Bakal Jadi Pembalap Formula
Fantastic Fatin, Menengok Keseharian Fatin Shidqia
Selebriti Hollywood Ternyata Dibayar Berlebihan
Bimbim Slank Bicara Tragedi Kereta Bintaro

Berita terkait

HUT Kota Makassar: Ini Alasan Kenapa Dijuluki sebagai Kota Daeng

10 November 2023

HUT Kota Makassar: Ini Alasan Kenapa Dijuluki sebagai Kota Daeng

Kota Daeng menjadi salah satu julukan bagi Kota Makassar. Mengapa demikian?

Baca Selengkapnya

Festival Internasional Teluk Lalong Kabupaten Banggai Diramaikan 5 Negara

31 Agustus 2023

Festival Internasional Teluk Lalong Kabupaten Banggai Diramaikan 5 Negara

Dilansir pada Antara, Festival internasional Teluk Lalong Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, diikuti lima negara dengan menampilkan karya seni budaya mereka dalam pembukaan acara tersebut, Kamis.

Baca Selengkapnya

Menikmati Indahnya Sumur Raksasa Air Biru di Pusat Laut Donggala

12 Mei 2023

Menikmati Indahnya Sumur Raksasa Air Biru di Pusat Laut Donggala

Pusat laut Donggala ini berupa sumur raksasa yang ada di tepi laut.

Baca Selengkapnya

5 Keunikan Danau Paisupok, Danau Tersembunyi di Banggai Kepulauan

19 Oktober 2022

5 Keunikan Danau Paisupok, Danau Tersembunyi di Banggai Kepulauan

Ada sejumlah hal menarik yang dapat ditemukan saat berada di Danau Paisupok di Banggai Kepulauan.

Baca Selengkapnya

Pendakian Gunung Lorekatimbu di Taman Nasional Lore Lindu Ditutup Demi Keselamatan

11 Oktober 2022

Pendakian Gunung Lorekatimbu di Taman Nasional Lore Lindu Ditutup Demi Keselamatan

Di kawasan Taman Nasional Lore Lindu memang terdapat sejumlah objek wisata, termasuk gunung untuk aktivitas pendakian dan Danau Tambing.

Baca Selengkapnya

Festival Raodhah, Bagian Haul Guru Tua yang Jadi Agenda Rutin Pariwisata Sulteng

12 Mei 2022

Festival Raodhah, Bagian Haul Guru Tua yang Jadi Agenda Rutin Pariwisata Sulteng

Festival Raodhah merupakan salah satu rangkaian kegiatan pelaksanaan Haul Pendiri Alkhairaat Habib Sayyid Idrus Bin Salim Aljufri.

Baca Selengkapnya

Banyak Situs Megalitik, Taman Nasional Lore Lindu juga Jadi Destinasi Sejarah

31 Maret 2022

Banyak Situs Megalitik, Taman Nasional Lore Lindu juga Jadi Destinasi Sejarah

Ada ratusan situs megalitik yang tersebar di Lembah Palu, Lembah Napu, Lembah Behoa dan Lembah Bada di Taman Nasional Lore Lindu.

Baca Selengkapnya

Menikmati Indahnya Pesona Pulau Sombori Lewat Festival 3 Hari

11 November 2021

Menikmati Indahnya Pesona Pulau Sombori Lewat Festival 3 Hari

Pulau Sombori di Morowali memiliki keindahan alam bahari yang mempesona, ditambah budaya masyarakat setempat yang unik.

Baca Selengkapnya

Eks Lahan Likuefaksi di Palu akan Dikembangkan Jadi Area Wisata

26 Maret 2021

Eks Lahan Likuefaksi di Palu akan Dikembangkan Jadi Area Wisata

Kawasan eks likuefaksi dan patahan atau sesar itu perlu dikembangkan supaya tidak menjadi kawasan mati.

Baca Selengkapnya

Rute Jelajah Wisata Sulawesi, Keliling 4 Provinsi di Sulawesi

19 Februari 2020

Rute Jelajah Wisata Sulawesi, Keliling 4 Provinsi di Sulawesi

Jelajah Wisata Sulawesi akan terbagi menjadi delapan etape, dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Gorontalo, hingga Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya