TEMPO.CO, Los Angeles - Meski tak berbahaya seperti narkoba, efek kopi hampir sama seperti candu. Anda mungkin mengalami gejala ketagihan begitu berhenti mengonsumsinya, kata sebuah penelitian.
Sebuah studi terbaru mengatakan bahwa minum beberapa cangkir kopi per hari dapat menjadi kebiasaan yang membentuk beberapa individu. Menghentikan kebiasaan itu, kata para peneliti, menyebabkan gejala serupa ketagihan, seperti kelelahan dan sakit kepala.
"Ada kesalahpahaman di kalangan profesional dan orang awam tentang kafein bahwa tak sulit untuk berhenti mengkonsumsinya," kata profesor psikologi American University, Laura Juliano. Namun, penelitian yang dilakukan, katanya, membuktikan hal sebaliknya.
"Dalam studi berbasis populasi, lebih dari 50 persen konsumen kafein yang rutin mengkonsumsinya melaporkan bahwa mereka mengalami kesulitan berhenti atau mengurangi penggunaan kafein," katanya. Atas dasar penelitian ini, mereka memasukkan efek kafein dalam edisi terbaru DSM-5 tentang gangguan psikologis kronik.
"Kafein adalah stimulan ringan yang digunakan oleh hampir semua orang setiap hari," kata Charles O'Brien, pimpinan Substance-Related Disorders Work Group. "Biasanya, tidak ada masalah dengan itu. Namun, jika Anda minum banyak kopi, biasanya dua atau tiga cangkir pada suatu waktu, akan ada efek ketagihan," katanya.
Namun, O'Brien mengatakan kafein masuk dalam golongan DSM-5 bagian III, yang berarti memerlukan penelitian lebih lanjut tentang potensi sifat adiktifnya.
Juliano mengatakan bahwa untuk menghindari gejala yang berpotensi serius, sesorang harus membatasi konsumsi kafein mereka sehari-hari maksimal 400 mg. "Setara dua sampai tiga cangkir kopi seberat 8 ounce (sama dengan 226,7 gram)," katanya.
Ia juga menekankan pentingnya transparansi tentang minuman atau makanan yang mengandung kafein. "Harus disebutkan berapa kadarnya," katanya. Ia menyesalkan saat ini produsen tidak diharuskan untuk menuliskan jumlah kafein dalam labelnya, misalnya pada beberapa produk seperti minuman energi.
AP | TRIP B
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
28 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya