Paris Hilton menulis: "Ya! Saya tahu gaunku ini punya belahan tinggi! Dan itu karena gaunnya langsung dari catwalk. Saya melihatnya di temanku AlonLivnes saat acara peragaan busana New York Fashion Weeks dan saya tahu, itu sangat sempurna untuk gaun ulang tahunku. Aku menyukainya. instagram.com/parishilton.com
TEMPO.CO, Brooklyn - Perlu lebih dari 30 menit untuk menyeberang dari Manhattan ke Brooklyn. Keduanya berada di negara bagian yang sama, Kota New York. Namun kehidupan di dalamnya bagai bumi dan langit. Yang satu pusat ekonomi dunia, yang satu lagi terkenal akan permukiman kumuh dan penuh kriminalitas. Jadi tak mengherankan kalau penikmat mode tahun ini berkeluh kesah ketika sejumlah panggung Pekan Mode New York (musim gugur-dingin) juga ada di Brooklyn.
Namun mau tak mau mereka harus menempuh jarak jauh pada akhir pekan lalu. Penyebabnya adalah Alexander Wang. Siapa yang tak mau melihat hasil karya desainer jenius berusia 30 tahun itu. Situs Style.com sampai mengumpat, "Dia sudah menarik semua orang keluar menuju Brooklyn pada Sabtu malam yang dingin. Pergelaran ini harus bagus banget."
Wang menyihir penonton di Duggal Greenhouse—bekas gudang pinggir pantai yang diubah oleh imigran India menjadi gedung serbaguna. Jaket dan sepatu bot—dua item favorit para wanita New Yorker—mendominasi panggung itu. Jaketnya terlihat gombrong, menggembung, sehingga membuat badan model terlihat gemuk. Penampilannya maskulin, apalagi rambut para model berpotongan pendek, lepek, dan poninya disisir menyamping.
Wang juga menampilkan warna-warna neon. Kulit dan bulu-bulu palsu menjadi material utama. Sekilas beberapa rancangannya ini terilhami oleh baju-baju olahraga. Ada desain yang tampak seperti celana olahraga serut, jaket olahragawan bisbol, jaket main ski, dan lainnya. Wang berhasil membuat kejutan di tempat baru pekan mode itu. Ia keluar dari ciri khas lurus dan warna hitam-putih.
