TEMPO.CO, Oregon – Ketika seorang tentara terluka di medan perang, pengobatan darurat bisa sama sakitnya dengan cedera itu sendiri. Seorang petugas medis harus memasukkan kasa langsung ke dalam rongga, terkadang dengan kedalaman 5 inci, untuk menghentikan pendarahan dari arteri.
Pengobatan semacam ini penuh dengan risiko. Jika dalam waktu tiga menit darah belum juga berhenti mengucur, proses itu harus diulangi lagi, dan tentunya dengan rasa sakit yang sama. Banyak tentara yang akhirnya kehabisan darah dan tak bisa selamat.
Berkaca dari pengalaman tersebut, seorang tentara veteran Amerika Serikat, John Steinbaugh, yang pensiun pada April 2012, memutuskan bergabung dengan sebuah kelompok yang berbasis di Oregon untuk menyelesaikan masalah itu. Bersama beberapa veteran, ilmuwan, dan insinyur lainnya, Steinbaugh mengembangkan XStat, sebuah perangkat untuk mengobati luka terbuka dengan cepat yang disiapkan bagi tentara di medan perang.
XStat yang dikembangkan kelompok RevMedx ini menyerupai jarum suntik yang bisa menembakkan sebuah spons ke dalam jaringan luka. Dalam artikel Popular Science yang dipublikasikan pada 2 Februari 2014 disebutkan bahwa XStat bekerja dengan sangat cepat. Spons pada alat ini akan meluas dan mengisi seluruh rongga yang terluka hanya dalam waktu 15 detik. Spons ini akan menjaga luka tidak meluas dan mencegah pendarahan.
Prototipe yang disajikan mantan petugas medis angkatan darat dan pasukan khusus ini langsung menarik hati US Army. Militer AS setuju memberikan dana US$ 5 juta untuk menyelesaikan penelitian produk yang mulai dikembangkan RedMedx sejak 2012 itu.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
7 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.