TEMPO.CO, Chicago – Jumlah penderita penyakit alzheimer atau pikun terus mengalami peningkatan, khususnya di Amerika Serikat. Sebuah studi bahkan menunjukkan pikun berada tepat di bawah penyakit kanker dan jantung dalam daftar "penyakit pembunuh" di AS.
Menurut laporan CNN, penyakit kerusakan otak yang "merampok" ingatan dan kemampuan korban untuk melakukan hal-hal mendasar, seperti menelan, ini telah merenggut setidaknya 83 ribu nyawa warga AS pada 2010. Pada masa itu, pikun menjadi penyebab kematian nomor enam di negara tersebut.
Namun seorang ahli epidemiologi, Bryan James, dari Pusat Alzheimer Rush di Chicago mengklaim jumlah itu sebenarnya hanyalah seperenam dari total keseluruhan. Pikun dan demensia jarang ditulis atau dilaporkan sebagai penyebab kematian.
Lewat penelitian yang dilakukannya bersama dengan rekan-rekannya dari Universitas Rush Chicago, Universitas California San Francisco, dan Veterans Affairs Medical Center, James menemukan setidaknya ada 503 ribu kematian per tahun akibat pikun.
Sementara itu, penyakit jantung telah menyebabkan setidaknya 600 ribu kematian, sedangkan penyakit kanker menyebabkan sekitar 575 ribu kematian. Meski jumlah kematian akibat penyakit jantung dan kanker terus mengalami penurunan, kematian akibat pikun justru meningkat.
"Saya tidak bisa mengatakan kapan, tapi dalam 20 tahun ke depan (kematian akibat pikun) bisa mengejar kanker," kata James.
Bagi peneliti, temuan ini menjadi pengingat, bahwa penyakit pikun benar-benar bisa menjadi masalah kesehatan masyarakat yang sangat penting. Karena itu, diperlukan perhatian khusus untuk menanganinya.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
9 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.