TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Sonia Wibisono, 36 tahun, mengakui kedahsyatan kandungan kacang kedelai. Menurutnya, kacang kedelai mengandung lemak tak jenuh yang baik bagi tubuh. "Mampu menurunkan kolesterol. Probiotik seperti oligosaccharide yang terdapat dalam kedelai juga bisa menghilangkan sembelit dan melancarkan buang air besar," katanya saat demo produk alat rumah tangga Joyoung Soy Milk Maker, belum lama ini.
Menurut Sonia, kandungan zat besi yang terdapat pada susu kedelai lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikandung susu hewani. "Juga terdapat komponen bioaktif." Protein yang ada di dalam susu kedelai juga mampu menjaga berat badan agar stabil, mencegah penyakit jantung, dan menyuburkan rambut.
Ada pula kandungan soybean lipid yang biasanya terdapat di sejumlah merek susu kedelai yang bisa mencegah aterosklerosis (pengerasan arteri). “Terdapat zat soy lecithin yang berfungsi untuk meningkatkan sirkulasi darah, membantu melenyapkan batu empedu, dan meningkatkan kecerdasan otak. Zat ini juga baik untuk anak-anak,” kata Sonia.
Menurut Sonia, mengkonsumsi makanan instan yang sebenarnya mengandung bahan pengawet, makanan berlemak, serta makanan siap saji menjadi kebiasaan buruk. Tingkat polusi yang tinggi juga menjadi masalah. Asupan nutrisi yang tepat seperti susu kedelai menjadi alternatif yang bisa dikonsumsi dan mudah dibuat.
"Susu kedelai dibuat instan tapi sehat dengan pengolahan dan alat yang tepat," ujar Sonia. Kandungan soy isoflavones dalam kedelai dapat mencegah osteoporosis, diabetes, dan kanker payudara, "Mampu menunda dan meringankan gangguan menopause dan juga mengencangkan kulit," kata Sonia.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
9 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.