The Blackside, Skandal Menteri dan Pembaca Berita
Editor
Evieta Fadjar Pusporini
Minggu, 23 Maret 2014 19:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Di usia 17 tahun, Wenny Artha Lugina, 25 tahun, menulis novel. Novel pertamanya menceritakan dunia news anchor atau pembawa berita televisi. Belakangan, kisah ini terjadi terhadap salah satu mantan menteri di kabinet yang menikahi mantan reporter televisi.
"Ini murni fiksi, kalau ada yang tersentil, berarti saya berhasil menampilkan cerita di buku ini," kata Wenny di sela acara peluncuran buku The Blackside, di Gramedia Matraman, pekan lalu.
Kisah ini dimulai delapan tahun lalu dan mengalami penyesuaian cerita. "Kenapa baru dirilis sekarang, karena saya tidak tahu cara meluncurkan buku," kata Wenny dengan polos.
Menurut dia, skandal ini menjadi realitas yang bisa dialami semua orang. News anchor dalam bayangan Wenny remaja merupakan sosok sempurna.
Khofifah Indar Parawansa yang menjadi tamu dalam peluncuran buku ini mengatakan buku ini sebagai nasihat. " Bisa dijadikan refleksi secara serius dalam proses kemanusiaan," kata dia.
Ia mengatakan buku ini penuh kesantunan dan mengandung filosofi moral budaya luhur. "Tak ada sex relation. Buku ini mengajarkan kesantunan," dia memuji. Tentang cerita skandal menteri dan presenter, dinilainya, tak ada syariat yang dilanggar.
Wenny telah merilis empat buku, Semut Merah 75 (kisah pelajar Indonesia di seluruh dunia), Matahari dari Kutai Timur, Jiayou Indonesia (mengenai kebudayaan dan ekonomi Indonesia-Cina), dan novel Blackside, Konspirasi Dua Sisi, dengan penerbit Bentang Pustaka
Ia merupakan seorang entrepreneur dan motivator yang aktif dalam kegiatan organisasi dan sosial, seperti menjadi Sekjen PPi Tiongkok Periode I, Direktur Komunitas Semut Merah 75 (komunitas pelajar Indonesia di seluruh dunia), direktur persahabatan Brasil, dan duta pendidikan untuk Papua.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Bob dengan Rambut Bergelombang Jadi Tren Tahun Ini
Mulai 24 Juni 2014, Bungkus Rokok Ada Gambar Ini
Judul Buku Teraneh Tahun Ini 'How to Poo on A Date'
Senyuman Duchenne Lebih Indah daripada Monalisa