Pria dengan penyakit Parkinson. Ilustrasi (CBC.ca)
TEMPO.CO, Newcastle - Selain membuat hidup jadi mobile, kemajuan perangkat teknologi juga bisa digunakan untuk membantu pasien. Tim peneliti dari Newcastle University Newscastle, Inggris, melakukan penelitian bahwa Google Glass bisa membantu hidup pasien parkinson untuk memantau gejala dan kehidupan sosial.
Para peneliti mengadakan lokakarya dengan pasien parkinson dan kemudian membiarkan mereka menggunakan Google Glass di rumah. Salah satu partisipan, Lynn Tearse, 50 tahun, menjelaskan bahwa peranglat kacamata ini sangat membantu dirinya untuk berkomunikasi.
"Saya mencoba dengan perintah suara dan ini benar-benar hebat. Saya bisa menggunakannya untuk mengambil foto, mencari informasi di Internet, melakukan panggilan, bahkan berkirim pesan," kata Tearse, seperti dilaporkan situs ABC News, Jumat, 11 April 2014.
Sensor kecil pada Google Glass dapat mengawasi gerakan mata dan kepala sebagai peringatan kepada pasien jika mulai menunjukkan gejala. Jika gejala terdeteksi lebih cepat, pasien bisa mengkonsumi obat lebih dulu agar reaksinya bisa diminimalisir.
Dr John Vines, kepala penelitian, menjelaskan bahwa Google Glass mengembalikan kendali penderita parkinson agar lebih mandiri. Perangkat ini bisa digunakan untuk pengingat, mempermudah komunikasi, dan aktivitas lainnya yang sulit dilakukan saat mereka kambuh.
Penderita parkinson mengalami suatu kondisi neurologis progesif yang mengakibatkan hilangnya kontrol motor rigidty, tremor, dan melambatnya gerakan. Penyakit ini sudah menjangkiti 10-50 juta orang di dunia.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
7 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.