Teknik Pernapasan Pengaruhi Sistem Kekebalan Tubuh  

Reporter

Editor

Alia fathiyah

Rabu, 7 Mei 2014 16:09 WIB

Ilustrasi. healblog.com

TEMPO.CO, New York - Sebuah penelitian terbaru menyimpulkan bahwa kita bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan melakukan teknik pernapasan tertentu yang digabung dengan aktivitas pada suhu rendah. Dalam studi ini, responden pria yang sehari-hari beraktivitas dengan pernapasan dalam dan berenang di air es menunjukkan respons terhadap peradangan yang lebih rendah dibanding pria dalam grup kontrol yang sistem kekebalannya bereaksi saat disuntik.

"Latihan sangat diperlukan oleh para partisipan," ujar peneliti riset, Dr Peter Pickkers, yang merupakan Professor of Experimental Intensive-care Medicine di Radboud University, Belanda.
Namun, kata dia, aktivitas ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan sendiri di rumah. "Anda perlu pengawasan memadai untuk melakukan latihan ini," katanya, seperti dikutip situs Live Science edisi 5 Mei 2014. Sebab, cara hidup seperti ini bisa berbahaya untuk beberapa orang.

Hasil riset menunjukkan pula bahwa perilaku seseorang bisa mengubah respons sistem kekebalan tubuh dan menurunkan peradangan. Para ilmuwan berpikir bahwa respons sistem kekebalan yang berlebihan ada kemungkinan tidak sehat. "Peradangan kronis bisa memberikan petunjuk mengenai penyakit yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh seperti rheumatoid arthritis," ujarnya.

Meskipun sangat mungkin untuk memodifikasi respons sistem kekebalan tubuh dengan obat-obatan, para ilmuwan ingin tahu apakah perilaku tertentu bisa mengubahnya. Dalam studi ini, para ilmuwan secara acak membagi 24 pria sehat ke dalam dua grup. Di bawah pengawasan dokter, grup pertama dilatih untuk mengubah cara hidup melalui teknik pernapasan, meditasi, dan berenang di dalam air es. Sedangkan yang berada di grup dua tidak melakukan hal tersebut dan menjadi pengontrol.

Setelah sepuluh hari latihan, para ilmuwan menyuntikkan bakteri E. coli kepada semua partisipan. Jika tubuh diinvasi oleh bakteri itu, sistem kekebalan tubuh akan melawannya. Hasilnya, partisipan di grup pertama memproduksi lebih banyak hormon adrenalin, sedikit mengalami peradangan, dan mengalami gejala mirip flu yang lebih ringan dibanding grup kedua. Hasil riset ini dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

"Level adrenalin yang meningkat tinggi menekan respons sistem kekebalan mereka," ujar penulis hasil riset, Matthijs Kox, yang juga peneliti di Medical Centre.

Para ilmuwan mengatakan mereka berencana melakukan penelitian lain dengan pasien yang mengalami penyakit sistem kekebalan tubuh kronis guna melihat apakah teknik-teknik tersebut memberi manfaat yang sama. Meski demikian, Pickkers mengingatkan bahwa tidak sembarang orang boleh menerapkan metode ini atau menjadikannya sebagai pengganti obat.

LIVESCIENCE I ARBAIYAH SATRIANI

Berita Lain:
Guntur Bumi Ditahan, Puput: Saya Hanya Urus Anak
Pamer Foto Seronok, Akun Instagram Rihanna Ditutup
UGB, dari Gus Dur Hingga Nuri Maulida







Berita terkait

Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

26 hari lalu

Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

Baca Selengkapnya

Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.

Baca Selengkapnya

Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.

Baca Selengkapnya

Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan

Baca Selengkapnya

Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.

Baca Selengkapnya

Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.

Baca Selengkapnya

Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.

Baca Selengkapnya

Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?

Baca Selengkapnya

5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.

Baca Selengkapnya