Dekranas Dorong Promosi Kerajinan Anyaman

Reporter

Kamis, 5 Juni 2014 22:40 WIB

Dua perempuan suku Dayak memperlihatkan keterampilan membuat aneka benda anyaman, pada pameran Anyaman Adi Karya Kalimantan di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (28/3). Pada acara ini, terdapat juga peluncuran buku, pameran foto karya Gregor Krause dan pemutaran film dokumenter mengenai Kalimantan. TEMPO/Jacky Rachmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Kerajinan anyaman perlu dukungan promosi karena tidak banyak dikenal di kalangan konsumen pencinta seni kerajinan.

Padahal anyaman merupakan salah satu bentuk kerajinan tertua yang dapat ditemukan di hampir seluruh daerah di Indonesia.

"Kerajinan anyaman harus terus dilestarikan dan dikembangkan oleh berbagai komunitas perajin," kata Herawati Boediono di sela pembukaan peringatan HUT ke-34 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) yang digelar pada Kamis, 5 Juni 2014, di gedung Smesco, Jakarta Selatan.

Menurut Herawati, kerajinan anyaman memiliki daya tarik tinggi karena bahan bakunya yang khas dari daerah asal perajin, memiliki nilai artistik ihwal motif, warna, serta bahannya, dan mudah didaur ulang.(Baca :Indonesia Jadi Juri Lomba Kerajinan Internasional)

Kerajinan anyaman dibuat dari berbagai bahan seperti bambu, rumput, daun jagung, daun padi, daun kelapa, bemban (sejenis alang-alang), lidi, daun lontar, rotan, dan daun pandan. Ini bisa dijadikan berbagai produk seperti keranjang, tas, tikar, peranti saji, hiasan dinding, dan boneka.

Menurut data BPS yang diolah Kementerian Perdagangan selama kurun 2009-2013, kenaikan ekspor kerajinan Indonesia mencapai US$ 69,16 juta. Lima negara tujuan ekspor kerajinan Indonesia menurut data tersebut yakni Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Jerman, dan Hong Kong.

"Anyaman ini jadi jati diri bangsa," kata Herawati. Beberapa daerah di Indonesia mengembangkan kerajinan anyaman, seperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.

Dana Iswara, Ketua Bidang Humas Dekranas, memperlihatkan contoh anyaman bemban dari Kapuas Hulu yang kuat dan cantik.(Baca : Tren Desain Buatan Tangan Disukai, Dibanding Mesin)

"Kalau soal harga, bisa ditekan, asal jangan merugi, yang penting melestarikan produk kriya dari Indonesia, berkompetisi dengan pasar global," kata Herawati.

Dalam pelaksanaan Unesco Award 2012 di Kuching, Malaysia, dari 31 produk terpilih, 18 berasal dari Indonesia. "Indonesia nomor satu di pasar Asia, setelah itu Cina dan Vietnam. Sedangkan untuk pasar dunia, Indonesia posisi ketiga setelah Cina dan Vietnam untuk kategori anyaman," kata Herawati.



EVIETA FADJAR




Berita Terpopuler:
Kontes King & Queen Edutography 2014
Peringatan di Bungkus Rokok Bisa Pengaruhi Remaja
Pameran Seragam dan Busana Kerja 2014
Ade Jusuf Kalla Bantu Gerakan Jokowi-JK

Berita terkait

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

5 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

14 hari lalu

PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

Nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Unit Cempaka Banjarmasin, Salasiah, berhasil mengolah rumput purun menjadi berbagai produk yang fungsional seperti tikar, topi, dompet dan tas sebagai produk andalan.

Baca Selengkapnya

Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

59 hari lalu

Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

Berawal dari kecintaannya dengan bunga, desainer kerajinan ini membuat perhiasan dari bunga kering dan akhirnya bisa meraup omzet hingga ratusan juta.

Baca Selengkapnya

Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

3 Maret 2024

Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

Event pameran kerajinan dan furniture internasional atau Jogja International Furniture & Craft Fair atau Jiffina kembali digelar di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta 2-5 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Buka Inacraft 2024, Teten Sebut RI Punya Pangsa Pasar 1,25 Persen dalam Industri Kerajinan di Dunia

28 Februari 2024

Buka Inacraft 2024, Teten Sebut RI Punya Pangsa Pasar 1,25 Persen dalam Industri Kerajinan di Dunia

Menkop UKM, Teten Masduki, memproyeksikan pangsa pasar RI dalam industri kerajinan dapat terus meningkat.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Bengkel Keris Cek Eri, Upaya Selamatkan Pusaka Palembang dari Kepunahan

27 Desember 2023

Mampir ke Bengkel Keris Cek Eri, Upaya Selamatkan Pusaka Palembang dari Kepunahan

Cek Eri termasuk dalam segelintir orang yang berikhtiar selamat keris Palembang. Ia membuat hulu juga mengerjakan warangka keris Palembang

Baca Selengkapnya

Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

16 Desember 2023

Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

Pulau Ngenang di Batam yang menjadi tempat tinggal suku Melayu kini menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara.

Baca Selengkapnya

Menengok Keseruan Festival Bambu Lord of the Pring di Bantul

3 Oktober 2023

Menengok Keseruan Festival Bambu Lord of the Pring di Bantul

Kerajinan bambu Munthuk, Bantul, Yogyakarta, telah memiliki pasar dalam negeri dan mancanegara.

Baca Selengkapnya

Pecinta Kerajinan, Inacraft Bakal Digelar 4-8 Oktober Ini di JCC

27 September 2023

Pecinta Kerajinan, Inacraft Bakal Digelar 4-8 Oktober Ini di JCC

Inacraft on October 2023 juga akan menghadirkan fasilitas khusus yang disebut dengan Talam Inacraft.

Baca Selengkapnya

Terkini: Indef Sebut Penyebab Meruginya MotoGP dan WSBK, Susi Pudjiastuti Buka Suara Lagi soal Ekspor Pasir Laut

18 Juni 2023

Terkini: Indef Sebut Penyebab Meruginya MotoGP dan WSBK, Susi Pudjiastuti Buka Suara Lagi soal Ekspor Pasir Laut

Ekonom Indef menanggapi dua event internasional yang diselenggarakan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, MotoGP dan WSBK, yang disebut merugi.

Baca Selengkapnya