TEMPO.CO, Jakarta - Marah adalah emosi yang berasal dari perasaan frustrasi, sakit hati, jengkel atau kecewa. Hal ini dapat disebabkan oleh kecemasan atas masalah pribadi atau situasi eksternal, semisal diberhentikan dari pekerjaan.
Marah merupakan emosi manusia yang normal tergantung ringan dan beratnya masalah yang dapat memicunya. Pola kemarahan yang tidak normal mungkin terjadi karena gangguan kepribadian, masalah penggunaan narkoba, atau masalah kesehatan mental lainnya.
Marah bisa berbahaya bisa juga bermanfaat, tergantung pada bagaimana menyalurkannya. Jika marah karena meluruskan masalah sehingga bersikap tegas dan tidak menyakiti orang lain, ini bisa menjadi emosi positif. Marah yang terpendam atau tertekan dapat menyebabkan perilaku pasif-agresif, memberi reaksi permusuhan terhadap orang lain, dan bersikap temperamen, serta dapat menyebabkan penyakit fisik seperti hipertensi.
Kemarahan yang ditekan dapat mengakibatkan depresi dan kecemasan. Di sisi lain, kemarahan yang penyalurannya tidak tepat dapat mempengaruhi pikiran, pola perilaku, dan menciptakan berbagai masalah kesehatan fisik. Dalam jangka panjang, menurut situs Health.com, kemarahan dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung, sakit kepala, gangguan kulit, dan masalah pencernaan. Selain itu, marah yang keliru penyalurannya berdampak pada kejahatan, emosi yang tak terkendali terhadap orang lain, dan perilaku kekerasan lainnya.
Meskipun mengekspresikan kemarahan lebih baik daripada menyimpannya, namun kemarahan harus disalurkan dengan cara yang tepat. Sering kali kemarahan meledak menjadi kontra-produktif yang menyebabkan masalah dalam hubungan dengan orang lain.
Luapan kemarahan juga dapat mengakibatkan tekanan pada sistem saraf dan kondisi kesehatan jantung Anda dan dapat membuat masalah kesehatan menjadi lebih buruk. Belajar bagaimana menggunakan ketegasan adalah cara yang sehat untuk mengekspresikan perasaan Anda.
Bagaimana mengelola marah? Situs WebMd memberi beberapa jalan keluar jika amarah sudah memuncak di kepala. "Ketika Anda mulai merasa marah, cobalah menarik napas dalam-dalam dan berpikir positif untuk meredakannya," tulis situs yang digawangi banyak dokter ini.
Bicara pada diri sendiri agar dapat bersikap dan berpikir santai juga bisa membuat pikiran menjadi lebih tenang. Ulangi menarik napas lagi sampai benar-benar kemarahan mereda.
Cara lainnya, bersikap asertif dapat diterapkan dalam pengendalian rasa marah tersebut. Melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga juga dapat meningkatkan mood baik serta menurunkan ketegangan dan kemarahan. Hindari narkoba dan penggunaan alkohol yang berlebihan.
Jika Anda mengalami kesulitan menyadari saat ketika Anda memiliki perasaan marah terhadap orang lain, cobalah untuk menempatkan diri Anda pada tempat orang itu. Belajarlah cara untuk menertawakan diri sendiri dan melihat dengan selera humor masalah yang Anda hadapi agar tidak selalu tegang.
Situs WebMd menyatakan pentingnya menjadi 'pendengar' yang baik. "Mendengarkan dapat membantu meningkatkan komunikasi dan dapat memfasilitasi rasa saling percaya terhadap orang lain. Kepercayaan ini dapat membantu Anda menangani emosi yang berpotensi menciptakan permusuhan," tulis situs ini.
INDAH P.
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
25 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya