Baby Growth Spurts, Waktunya Bayi Rewel

Reporter

Senin, 11 Agustus 2014 17:07 WIB

Ilustrasi Bayi menangis. TEMPO/Aditia noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Nur Metasari, 27 tahun, cemas bukan kepalang. Putra pertamanya yang berumur dua bulan, Gading Yudhistira, jadi lebih rewel sepekan belakangan ini. Tak hanya kerap terbangun saat tidur, Gading juga lebih sering minta minum. Jika biasanya Meta menyusui saban dua jam, kini frekuensinya naik dua kali lipat.

Kendati sudah mendapat cukup air susu ibu, Gading terus menangis kencang dan susah ditenangkan. Kondisi ini kontras dengan beberapa hari sebelumnya, saat si orok mudah pulas dan anteng saat tidur. “Semula saya mengira produksi ASI (air susu ibu) saya kurang, atau dia kelaparan," kata karyawan perusahaan aviasi di Jakarta ini, seperti ditulis Koran Tempo, Senin, 11 Agustus 2014.

Setelah mengumpulkan informasi dari kolega dan buku, dia mendapati Gading cranky lantaran sedang mengalami baby growth spurts. Baby growth spurts adalah masa percepatan pertumbuhan bayi, baik dari ukuran maupun berat tubuh. Periode ini muncul selama 2-7 hari, saat bayi berusia 6 pekan sampai 9 bulan.

"Itulah sebabnya bayi membutuhkan asupan ASI lebih banyak," ujar Aman Pulungan, dokter spesialis anak di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Dia mengatakan tidak ada waktu pasti terjadinya baby growth spurts, sehingga kemunculannya berbeda pada tiap bayi. "Sesuai potensi genetiknya."

Hal yang perlu diperhatikan adalah jika ibu merasa ASI-nya tidak cukup, atau ada gangguan dalam produksi air susu. Menurut Aman, hal itu bisa diketahui dengan mengecek frekuensi buang air kecil harian si bayi. Setelah melewati usia lima hari, bayi semestinya buang air kecil 5-6 kali per hari. Adapun jika si orok terlalu rewel, keseringan terbangun malam hari, serta berat badannya tidak meningkat, Anda sebaiknya berkonsultasi kepada dokter.

Namun tak semua bayi mengalami growth spurts. Bayi yang tidak mengalami fase itu bisa dilihat dari kenaikan berat badan dan tinggi badan yang tak sesuai dengan kurva pertumbuhan ideal. Ketika hal itu terjadi, bisa dikatakan bayi mengalami gagal tumbuh. Penyebabnya adalah si bayi mengalami penyakit kronis atau kekurangan asupan nutrisi, baik dari ASI maupun susu formula.



ISMA SAVITRI




Berita Terpopuler
Cuci Muka dengan Air Kelapa, Jerawat pun Lenyap
Sundul Bola Berbahaya bagi Anak
Segudang Manfaat Pepaya
Ini Penyebab Muncul Fenomena Jilboobs







Advertising
Advertising

Berita terkait

Pakar Kesehatan Rekomendasikan Cara Pertolongan Pertama Anak Demam

28 November 2023

Pakar Kesehatan Rekomendasikan Cara Pertolongan Pertama Anak Demam

Dr Mulya Rahma Karyanti, SpA(K), M.Sc memberikan rekomendasi pertolongan pertama saat anak demam yakni memberinya minum sesering mungkin.

Baca Selengkapnya

9 Rumah Sakit di Indonesia Terapkan Inovasi Kesehatan Berbasis Teknologi Genomik

23 Juni 2023

9 Rumah Sakit di Indonesia Terapkan Inovasi Kesehatan Berbasis Teknologi Genomik

L. Rizka Andalucia menyebutkan sembilan rumah sakit vertikal di bawah Kemenkes yang sudah menerapkan Biomedical and Genome Science initiative (BGSi).

Baca Selengkapnya

Mengenang 11 Tahun Sondang Hutagalung, Mahasiswa yang Gelar Aksi Bakar Diri

10 Desember 2022

Mengenang 11 Tahun Sondang Hutagalung, Mahasiswa yang Gelar Aksi Bakar Diri

Sondang Hutagalung adalah mahasiswa yang nekat melakukan aksi bakar diri atas rasa kecewanya terhadap keadilan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Satu Keluarga Tewas dengan Perut Kosong di Kalideres, Polda Metro: Bukan karena Kelaparan

16 November 2022

Satu Keluarga Tewas dengan Perut Kosong di Kalideres, Polda Metro: Bukan karena Kelaparan

Polda Metro Jaya menegaskan, analisis awal perihal satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat, bukan disebabkan oleh kelaparan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?

Baca Selengkapnya

Gagal Ginjal Akut Melonjak, Pasien Cuci Darah Tuntut BPOM Bertanggung Jawab

26 Oktober 2022

Gagal Ginjal Akut Melonjak, Pasien Cuci Darah Tuntut BPOM Bertanggung Jawab

Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia menilai tingginya kasus misterius gagal ginjal akut pada anak merupakan bukti buruknya kerja BPOM.

Baca Selengkapnya

Kisah Pilu Ibunda yang Putrinya Meninggal akibat Gagal Ginjal Akut

21 Oktober 2022

Kisah Pilu Ibunda yang Putrinya Meninggal akibat Gagal Ginjal Akut

Soliha, masih bertanya-tanya tentang penyebab anak bungsunya yang masih berusia 3,8 tahun, bisa terjangkit gagal ginjal akut dan meninggal

Baca Selengkapnya

Anak Lebih Rentan Terkena Hepatitis Akut Misterius, Ini Penyebabnya

7 Mei 2022

Anak Lebih Rentan Terkena Hepatitis Akut Misterius, Ini Penyebabnya

Hepatitis akut misterius lebih banyak menyerang anak-anak karena sistem imunnya belum terbentuk dengan sempurna.

Baca Selengkapnya

FKUI-RSCM: Covid-19 Omicron Berhubungan dengan Psikosomatik

11 Februari 2022

FKUI-RSCM: Covid-19 Omicron Berhubungan dengan Psikosomatik

FKUI-RSCM mengatakan pandemi Covid-19 varian Omicron berhubungan dengan psikosomatik. Gangguan itu dapat terjadi pada yang terinfeksi dan yang tidak.

Baca Selengkapnya

Menteri Trenggono Hibahkan Alat Kesehatan Mata ke RSCM

25 Agustus 2021

Menteri Trenggono Hibahkan Alat Kesehatan Mata ke RSCM

Alasan Menteri KKP Trenggono memberikan bantuan alat kesehatan mata untuk mendorong RSCM Kirana sebagai pusat pendidikan dokter spesialis mata terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya