Ketika Turis Asing Belajar Membatik

Reporter

Rabu, 17 September 2014 06:15 WIB

Pengunjung "Windows to Indonesia 2014" yang digelar KBRI Kiev mencoba membatik dalam pameran di New Exhibition Complex "Yerevan EXPO", Armenia. Pameran tersebut berlangsung pada 13-15 Juni 2014. (Istimewa)

TEMPO.CO, Malang - Belasan wisatawan mancanegara belajar membatik di galeri Batik Tulis Celaket, Kota Malang, Selasa, 16 September 2014. Mereka berasal dari berbagai negara, seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura. Mereka tampak tekun dan menyimak saat perajin menjelaskan cara membatik. Kemudian mereka mencoba menggoreskan malam ke dalam canting di atas lembaran kain putih. (Baca: Keterampilan Batik Masuk Kurikulum Sekolah di Bogor)

"Senang, bisa belajar membatik," kata wisatawan asal Thailand, Phitthaya Phaefuang. Ia kadang terlihat canggung membuat motif batik sesuai selera. Namun, mereka hanya belajar membatik tanpa mengikuti proses selanjutnya seperti mewarna dan memudarkan malam. Perajin yang terampil membuat batik pun menjadi atraksi menarik untuk wisata dan belajar budaya Indonesia.

Mereka juga mengagumi batik, sebagai kekayaan budaya asli Indonesia. Ia mengaku bersyukur bisa belajar kebudayaan besar di Indonesia. Phittahaya mengaku sebelumnya pernah belajar membatik di Afrika Selatan. Namun, menurutnya membatik di Indonesia membutuhkan konsentrasi dan harus fokus untuk belajar.

"Sensasinya beda," katanya. Berbagai motif bunga, daun, dan gambar binatang menjadi tema goresan malam yang dilakukan para wisatawan. Batik (baca: Banyumas Didorong Menjadi Daerah Wisata Batik) semakin dikenal setelah UNESCO menetapkan batik sebagai kekayaan budaya warisan dunia. Apalagi, batik dikenal sebagai bagian tradisi dan budaya berbusana di Indonesia.

Batik Celaket memulai produksi pada tahun 2000, kemudian mulai populer dan dikenal sejak 2006. Sebagian besar kain batik dipasarkan di Jakarta dan Bandung. "Pemesanan di Bandung tinggi, banyak turis mancanegara berbelanja kain dan pakaian di Bandung," ujar perajin, Hanan Jalil.

Kain batik berukuran panjang 200 sentimeter selebar 115 sentimeter ini dipasarkan di Malang, Surabaya, Bandung, dan Jakarta. Selama ini, sejumlah motif populer diproduksinya, antara lain batik bergambar Gus Dur, Irfan Bachdim, dan ulat bulu. Selain batik tulis juga memproduksi batik cap, setiap lembar kain batik dijual seharga Rp 150 ribu, sedangkan batik tulis Rp 300 ribu per lembar.

EKO WIDIANTO

Terpopuler
Tetap Konsisten Berbagi Nasi Bungkus
Komunitas Andalkan Kerendahan Nurani
Sosok Penting Si Ahli Kreativitas Louis Vuitton
Dihina Gemuk, Bobot Penderita Obesitas Bertambah

Berita terkait

Kelakar Saldi Isra saat Pemohon Absen di Sidang Sengketa Pileg: Nanti Kita Nyanyi Lagu Gugur Bunga

53 detik lalu

Kelakar Saldi Isra saat Pemohon Absen di Sidang Sengketa Pileg: Nanti Kita Nyanyi Lagu Gugur Bunga

Hakim MK Saldi Isra berkelakar saat ada pemohon gugatan yang absen dalam sidang sengketa pileg hari ini.

Baca Selengkapnya

5 Cara Melihat Kapasitas RAM HP Android dengan Cepat

8 menit lalu

5 Cara Melihat Kapasitas RAM HP Android dengan Cepat

Pengguna ponsel bisa melihat kapasitas RAM secara mudah melalui menu pengaturan dan aplikasi pihak ketiga. Ini cara melihat kapasitas RAM.

Baca Selengkapnya

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

8 menit lalu

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

Cak Imin menyerahkan 8 agenda perubahan itu kepada Prabowo saat Ketua Umum Gerindra itu mengunjungi Kantor DPP PKB.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

10 menit lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Gugatan PDIP ke KPU di PTUN dan Prediksi Pakar

10 menit lalu

Perjalanan Gugatan PDIP ke KPU di PTUN dan Prediksi Pakar

Berikut perjalanan gugatan PDIP ke KPU di PTUN terkait pencalonan Gibran. Lantas, apa prediksi pakar terkait gugatan PDIP tersebut?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

14 menit lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah

16 menit lalu

Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia belum melihat rencana efektif dari pihak Israel untuk melindungi warga sipil sebelum operasi militer di Rafah.

Baca Selengkapnya

Tak Kena Akumulasi Kartu Kuning, Justin Hubner Dipastikan Bisa Main di Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak

16 menit lalu

Tak Kena Akumulasi Kartu Kuning, Justin Hubner Dipastikan Bisa Main di Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak

Asisten pelatih Timnas U-23 Indonesia Nova Arianto membantah kabar soal Justin Hubner absen untuk laga melawan Irak, Kamis malam ini.

Baca Selengkapnya

Kemenpora Gelar Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Irak, Kawal Perburuan Tiket Olimpiade 2024

20 menit lalu

Kemenpora Gelar Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Irak, Kawal Perburuan Tiket Olimpiade 2024

Kemenpora kembali menggelar acara nonton bareng (nobar) laga Timnas U-23 Indonesia melawan Irak di perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

24 menit lalu

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

TPNPB mengaku bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya