TEMPO.CO , Surakarta: Selama ini osteoporosis atau pengeroposan tulang identik dengan perempuan. Menurut Pelaksana Tugas Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) Siti Annisa Nuhonni, hal itu karena perempuan punya hormon estrogen yang punya peran dalam proses kepadatan massa tulang.
“Kekurangan hormon estrogen dapat mempengaruhi kepadatan massa tulang,” kata Siti kepada Tempo di sela kongres nasional Perosi di Surakarta, Jumat, 17 Oktober 2014. (Baca juga: Pria Berperut Buncit Rawan Osteoporosis)
Siti mengatakan berdasarkan penelitian pada 2003, satu dari 3 perempuan usia 50-80 tahun menderita pengeroposan tulang. Lalu pada 2006, meningkat menjadi satu dari 2 perempuan usia 50-70 tahun menderita osteoporosis. (Baca juga: 1 dari 4 Perempuan Indonesia Kena Osteoporosis)
Sebenarnya, dia melanjutkan, tidak hanya perempuan yang rentan menderita osteoporosis. Laki-laki pun punya peluang terkena osteoporosis. Karena itu pada peringatan hari osteoporosis nasional pada 20 Oktober nanti, dia akan mengkampanyekan tentang bahaya osteoporosis pada kaum Adam. “Kami akan mengkampanyekan bahwa laki-laki juga bisa terkena osteoporosis,” katanya.
Menurut Siti, peluang pria terkena osteoporosis semakin besar jika gaya hidupnya tidak sehat. Contohnya, kerap minum alkohol, merokok, dan jarang bergerak aktif.
Sementara itu Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Zainal Arifin Adnan mengatakan gaya hidup yang tidak sehat mempercepat pengeroposan tulang. “Kalau sering minum obat-obat kimia atau jamu yang dicampur bahan kimia, tulang cepat keropos,” ucapnya.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
7 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.