TEMPO.CO,Jakarta - Presiden Jokowi tak hanya menyuguhkan hal-hal baru dalam kepemimpinannya sebagai pejabat nomor satu di Indonesia. Selain mendobrak lewat sepak terjang politik dan gaya kepemimpinan, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyelipkan semangat baru dalam hal berbusana. Masih terbayang dalam ingatan, ketika kampanye pemilihan presiden beberapa bulan lalu, Jokowi mengenakan kemeja kotak-kotak. Kemeja kotak-kotak ini juga dikenakan Jokowi dalam kampanye Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2012 dengan pasangan Basuki Tjahaja Purnama. (Baca: Mereka Jadi 'Korban Fashion' Jokowi)
Jokowi pernah mengutarakan makna baju kotak-kotak ini. Menurut mantan Wali Kota Solo ini, motif kotak-kotak adalah simbol keberagaman. "Ini keberanian kami keluar dari pakem, warna-warni ini filosofi Jakarta," kata Jokowi. Gaya kemeja kotak-kotak, kata dia, juga merupakan representasi anak muda yang dinamis dan siap bekerja.
Kemudian, dalam rangka pengumuman Kabinet Kerja pada Ahad, 26 Oktober 2014, Jokowi meminta semua menterinya hadir dengan mengenakan kemeja putih dan celana panjang bahan warna hitam. Bahkan beberapa menteri tampak bergaya serupa dengan Jokowi: menggulung sebagian lengan kemeja. Banyak kalangan menafsirkan gaya busana kemeja putih yang digulung melambangkan semangat Kabinet Kerja yang diusung Jokowi.(Baca: Dress Code Putih Hitam,Selipkan Pesan Jokowi)
Apakah kemeja putih akan menjadi tren seperti kemeja kotak-kotak? Menurut perancang Josephine Komara, pemilihan busana putih Jokowi sangat tepat.
"Ia menyampaikan kalau dirinya ingin bekerja, mengenakan kemeja putih dan menggulung lengannya itu berarti siap untuk bekerja," kata perancang yang biasa disapa Obin ini kepada Tempo, Selasa, 28 Oktober 2014.
Pemilik Bin House ini juga penyuka busana warna putih, yang sering dia kenakan dalam berbagai kesempatan, termasuk saat melakukan aktivitasnya sebagai perancang.
"Seperti saya, waktu anak pertama kali masuk kerja, saya menyuruhnya untuk menggunakan baju putih. Mungkin filosofi ini akan menguat dan diikuti banyak orang," kata Obin. (Baca: Pernikahan Chairani Kalla, Obin Komara Setia Antri)