Merokok Bisa Sebabkan Nyeri Punggung  

Reporter

Selasa, 4 November 2014 15:27 WIB

Merokok. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Jika ingin terhindar dari nyeri punggung, berhentilah merokok. Begitulah saran sebuah studi oleh peneliti di Universitas Northwestern, Illinois, Amerika Serikat, baru-baru ini. Di dalam penelitian yang dimuat di jurnal Human Brain Mapping (Science Daily, 3 November 2014) itu, para peneliti menemukan para perokok lebih rentan terkena nyeri punggung tiga kali lipat dibanding mereka yang bukan perokok. Menghentikan kebiasaan ini bisa memotong kesempatan makin parahnya kondisi ini.

"Merokok mempengaruhi otak," kata Bogdan Petre, penulis utama pada penelitian ini. "Kami menemukan merokok mempengaruhi cara otak merespons nyeri punggung, dan tampaknya itu membuat seseorang kurang tahan terhadap sebuah episode rasa sakit," kata ilmuwan di Sekolah Kedokteran Feinberg Northwestern University, itu.

Peneliti mengklaim ini merupakan pembuktian pertama mengenai kaitan antara merokok dan nyeri kronis dengan bagian otak yang berhubungan dengan kecanduan. Temuan ini berasal dari sebuah studi observasional longitudinal terhadap 160 orang dewasa dengan kasus baru sakit punggung. Sepanjang satu tahun, pada lima waktu yang berbeda, mereka menjalani scan otak dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan diminta menilai intensitas nyeri punggung mereka. Lalu, mereka mengisi kuesioner yang menanyakan masalah kesehatan lainnya dan status merokok. Tidak hanya 32 peserta dengan nyeri punggung kronis yang dipantau, tapi juga 35 orang peserta yang sehat.

Setelah menganalisis aktivitas MRI di antara dua wilayah otak yang berperan dalam kebiasaan adiktif dan memotivasi belajar, para ilmuwan tersebut menemukan sirkuit itu sangat penting dalam pengembangan nyeri kronis. Dua wilayah otak itu "berbicara" satu sama lain, dan ilmuwan menemukan kekuatan sambungan itu membantu menentukan siapa yang akan menjadi pasien nyeri akut.

Temuan ini mengisyaratkan adanya potensi hubungan yang lebih umum antara kecanduan dan rasa nyeri. Dengan memperlihatkan bagaimana sebuah bagian otak terlibat di dalam memotivasi belajar memungkinkan kecanduan tembakau untuk berinteraksi dengan nyeri kronis.

"Sirkuit itu sangat kuat dan aktif di otak para perokok," kata Petre. "Tapi kami melihat adanya penurunan yang dramatis di dalam aktivitas sirkuit para perokok yang berhenti merokok selama masa penelitian, sehingga ketika mereka berhenti merokok, rasa nyeri akut itu juga berkurang."

SCIENCEDAILY.COM | NGARTO FEBRUANA

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

2 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

7 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

8 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

22 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

25 hari lalu

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

Wem Pratama, 33 tahun, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, membunuh ibu kandungnya, Megawati, 55 tahun dengan memukul dan menggorok leher.

Baca Selengkapnya

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

36 hari lalu

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

Hasil pemeriksaan medis yang baik tak menjamin perokok sehat. Untuk memastikan kesehatan perokok satu-satunya jalan adalah total berhenti merokok.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

40 hari lalu

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

Selandia Baru akan akan melarang penjualan rokok elektrik sekali pakai untuk menurunkan angka perokok usia muda.

Baca Selengkapnya

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

50 hari lalu

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

Faisal Basri menyatakan perusahaan rokok memiliki lobi-lobi yang kuat di lingkungan Istana dan pembuat undang-undang.

Baca Selengkapnya

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

51 hari lalu

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

Benny mengklaim industri rokok hanya melakukan komunikasi dengan pemerintah melalui jalur-jalur yang legal.

Baca Selengkapnya

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

54 hari lalu

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

Sesi kesepuluh Konferensi Para Pihak (COP10) Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO FCTC menghasilkan sejumlah kesepakatan jangka panjang.

Baca Selengkapnya