TEMPO.CO, Jakarta - Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk buang air besar? Jawabannya tergantung pada posisi. (Baca: Waspadai Susah Buang Air Besar di Pagi Hari)
Dalam suatu eksperimen, seseorang hanya membutuhkan 51 detik untuk mengeluarkan isi perut mereka dengan cara jongkok. Sedangkan buang air dengan posisi duduk memerlukan waktu 130 detik. “Posisi jongkok memudahkan orang buang air,” ujar Dov Sikirov, ilmuwan yang memimpin eksperimen terhadap kasus ini, seperti dikutip Medicaldaily, Senin, 15 Desember 2014. Penelitian Sikirov mengusik kenyamanan warga lapisan menengah dan atas, yang selama ini dijejali produk toilet model duduk.
Bagaimana dengan warga lapisan bawah? Jangankan memikirkan posisi, mereka tidak punya uang untuk membeli tempat buang air besar yang layak. Bank Dunia memperkirakan 2,5 miliar orang di dunia (sekitar 57 juta diantaranya di Indonesia) tidak punya kakus yang layak. Aktivitas buang hajat mereka lakukan di sungai, ladang, dan sembarang tempat dengan risiko menyebarkan virus dan kuman.
Beberapa pakar kesehatan menilai orang yang buang air besar di toilet duduk memang lebih rentan terserang bakteri, seperti Escherichia coli, Salmonella, dan Shigella dysenteriae. “Jika bakteri itu masuk ke dalam tubuh, pencernaan akan terganggu,” tutur Ari Fahrial Syam, dokter spesialis gastroentrologi, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, kepada Tempo.
Ketiga jenis bakteri tersebut kerap ditemukan di toilet, khususnya di toilet umum. Meski tak terlalu berbahaya, jika ketiga jenis bakteri ini muncul dalam jumlah besar dan terus-menerus, diare berkepanjangan akan menyerang. (Baca: BAB Jongkok, Selamat dari Wasir?)
Ada beberapa penyakit lain yang mengintai seseorang jika terlalu memaksakan diri buang kotoran dengan posisi duduk. Pertama, gangguan pencernaan akibat bakteri di toilet yang masuk ke dalam tubuh. Kedua, sulit buang air besar dan rasa nyeri akibat membengkoknya posisi rectum, yang dalam jangka tertentu berujung wasir.
Otot rectumsigmoid tersebut memang mempunyai tugas menjaga kotoran manusia agar tidak mudah keluar. Kotoran berupa ampas sisa makanan akan keluar melalui otot ini setelah dibusukkan di dalam usus. Proses keluar dibantu oleh klep anus. (Baca juga: 6 Alasan Mengapa BAB Jongkok Lebih Sehat)
Hanya, otot-otot tersebut harus dilatih dengan cara buang air besar dalam posisi jongkok supaya siklus buang air terjaga. “Tak sering keluar, juga tak sulit keluar,” kata Michael Triangto, dokter spesialis olahraga dan otot, di Rumah Sakit Mitra Kemayoran.
Penyakit jangka panjang karena terlalu sering buang air besar di toilet duduk adalah haemoroid, yakni sejenis varises yang muncul di pantat. Haemoroid terjadi akibat tak lancarnya aliran darah ke otot-otot di bokong. Pembuluh darah besar yang ada di daerah tersebut akhirnya tertekan. Walhasil, tutur Michael, pembuluh darah balik (vena) akan melebar. Penyakit ini dapat terjadi di dalam atau di luar dubur.
Meski begitu, para pengguna toilet duduk tak perlu berkecil hati. Ada cara khusus untuk membuat aktivitas buang air besar tetap sehat, yakni menekan pantat ke lubang toilet. “Caranya, bisa mengangkat kaki seperti posisi jinjit,” kata Michael, sambil menunjukkan cara yang benar. Posisi badan harus lebih condong ke arah depan.
Dengan cara tersebut, otot-otot hamstring pada paha lebih menarik otot gluteus maximus yang terletak di pantat. Lantas, lubang pantat akan lebih terbuka dan kotoran mudah terdorong keluar.
AMRI FATHON
Topik terhangat:
Longsor Banjarnegara | Kapal Selam Jerman | Rekening Gendut Kepala Daerah
Berita terpopuler lainnya:
Rupiah Masuk Lima Besar Mata Uang Tak Dihargai
Ahok: Kelemahan Saya Sudah Cina, Kafir Pula
Longsor Banjarnegara, 5 Menit yang Menenggelamkan
Putri CEO Korean Air Paksa Pramugara Berlutut
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
26 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya