Buang Racun Tubuh Tak Sekadar Membersihkan Usus  

Reporter

Rabu, 17 Desember 2014 08:46 WIB

Ilustrasi usus. 123rf.com

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis gizi medik, Inge Permadi, mengatakan detoksifikasi juga dikenal dalam metodologi kedokteran. Namanya colon cleansing atau pembersihan usus. (Baca: Mitos Manfaat Detoksifikasi Diet Buah)

Tahapan ini dilakukan untuk membuat foto usus. Caranya dengan mengkonsumsi obat pencahar yang membuat buang air besar menjadi lancar.

Yang kedua, dengan banyak mengkonsumsi serat. “Ini adalah cara alami tubuh,” kata dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Serat dikenal sebagai alat pembersih terampuh. Meski sedikit nilai gizinya, konsumsi serat dari sayur dan buah dapat membantu usus membuang sisa hasil pencernaan. (Baca: 10 Buah dan Sayuran untuk Depak Racun dari Tubuh)

“Kalau terlalu lama diendapkan, sisa ini bisa diserap lagi dan memicu pertumbuhan sel kanker,” katanya. Namun, Inge mengingatkan, meski serat memang penting, bukan berarti itulah satu-satunya yang harus dikonsumsi.

Tubuh masih perlu karbohidrat, protein, dan lemak. “Saya tidak setuju kalau hanya konsumsi sayur dan buah saja,” katanya. “Bukan hanya usus yang dibersihkan, organ lain juga perlu.”

Ahli gizi Emilia Achmadi sepakat dengan Inge. Tubuh manusia ibarat mesin dengan pengatur hormon dan enzim. Sudah kodratnya, kata dia, manusia membutuhkan zat makro nutrien, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. (Baca: Lee Hyori Tak Mau Lanjutkan Detoks Lemon)

“Kalau diubah secara ekstrem, tubuh justru akan bereaksi secara ekstrem juga,” kata Emilia, pemilik situs kesehatan Nutritionisme.com ini.

Ia mengilustrasikan, efek detoksifikasi terhadap tubuh adalah menurunkan kecepatan metabolisme. Ketika detoksifikasi rampung dan manusia kembali ke gaya hidup normal, pembakaran energi masih berlangsung dengan pola yang sama dengan saat detoksifikasi berlangsung. (Baca: 10 Makanan Sehat buat Musim Hujan)

Akibatnya, ketika makanan masuk dalam jumlah normal, metabolisme tubuh yang masih terpengaruh oleh masa detoksifikasi akan menganggapnya berlebihan. Hasilnya, kelebihan energi tersebut disimpan sebagai lemak.

“Jangan salah, biasanya orang yang habis detoksifikasi tidak sadar bahwa kadar lemak tubuhnya justru naik," tutur Emilia. Sebab, detoksifikasi sudah merusak sistem tubuh. (Baca: Hati-hati Konsumsi Protein Saat Ginjal Sakit)

Ketimbang detoksifikasi, ia menyarankan penerapan gaya hidup normal. Tentu pola makan yang tidak bagus perlu diubah. "Tapi harus dilakukan secara perlahan,” ucap Emilia.

Selain tubuh bisa beradaptasi, kondisi psikologis ikut mengimbangi secara bersamaan. Untuk mengubah kebiasaan, menurut dia, butuh setidaknya 3-6 bulan untuk melakukan hal baru secara rutin, sehingga tubuh bisa menerima dengan baik. (Baca: Sayuran Ini Sebaiknya Dimasak atau Dimakan Mentah?)

DIANING SARI | HP


Terpopuler
Mau Bayi Tabung? Ini Lima Tandanya
Cara Christine Hakim Sambut Libur Sekolah
Kenapa Anak Bayi Tabung Cenderung Kembar?
Kini Bayi Tabung Bisa Rp 30 juta
Perhiasan Gaya Wabi-Sabi dari Jepang








Berita terkait

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

4 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

8 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

9 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

9 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

9 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

13 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

16 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

17 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya