Ilustrasi peringatan Hari Ibu. ANTARA/Dewi Fajriani
TEMPO.CO, Jakarta - Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu, Selasa, 23 Desember, Profesor Tjandra Yoga Aditama mengirimkan surat elektronik tentang kematian Ibu. (Baca: Hari Ibu, Christine: Indonesia Punya Ibu Pertiwi)
Dia menjelaskan, kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian perempuan pada saat hamil atau dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan.
Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan ini, kematian tersebut disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, bukan faktor lain, seperti kecelakaan, terjatuh, dan lain-lain. (Baca: Kenali Tanda Bahaya Miras Oplosan)
"Kematian Ibu merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang sangat penting karena mempunyai dampak yang besar terhadap kehidupan keluarga dan masyarakat. Kematian seorang wanita saat melahirkan sangat mempengaruhi kelangsungan hidup bayinya, karena bayi yang bersangkutan akan mengalami nasib yang sama dan keluarganya bercerai berai," ungkapnya panjang lebar.
Dia melanjutkan, "Karena itu, angka kematian Ibu digunakan sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat, khususnya indikator kesehatan Ibu." (Baca: 5 Terduga Ebola di Indonesia Dinyatakan Negatif)
Karena itu, kata Tjandra, melalui kesepakatan global, angka kematian Ibu (AKI) dijadikan salah satu target yang masuk dalam tujuan pembangunan millenium atau MDGs.
"Yaitu meningkatkan kesehatan Ibu. Karena target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai tiga perempat risiko jumlah kematian Ibu yang terjadi dari angka tahun 1990," kata Tjandra. (Baca: Kemenkes Tunggu Sampel Pasien Terduga Ebola)
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI
24 hari lalu
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI
MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa