Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menggunakan diplomasi makan siang bersama untuk menyelesaikan berbagai persoalan, di Jakarta, 5 Desember 2013. Dalam diplomasi makan siang bersama, Jokowi mempraktikkan filosofi Jawa, "menang tanpa ngasorake" (menang tanpa perlu mengalahkan dan mempermalukan). KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo makan siang di warung masakan laut (seafood) Wiro Sableng 212, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Kamis, 8 Januari 2015. Rupanya, saat menjadi gubernur dan berkampanye calon presiden, Jokowi sering makan siang di restoran tersebut.
Jokowi juga mengajak wartawan untuk makan di warung seafood itu karena kangen makan kerang bambu. "Saya sudah sering makan di sini, senangnya makan kerang bambu," kata Jokowi. (Baca: Jokowi Pantau 343 Media Massa)
Jokowi tiba di Kelapa Gading sekitar pukul 12.00 WIB didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Mayor Jenderal Andika Perkasa. Saat makan siang, Jokowi menyempatkan diri berbincang dengan para wartawan. (Baca: Blusukan Ruang Wartawan, Jokowi Janjikan Perbaikan)
Sekretaris pribadi Presiden, Anggit Nugroho, mengatakan Jokowi baru mengajak makan seafood pagi tadi. Jokowi kemudian meminta makan di luar Istana dan menunjuk restoran seafood Wiro Sableng 212. "Ini mendadak," ujarnya sambil tertawa. Selain kerang bambu, masakan lain yang disantap Jokowi adalah nasi putih, ikan bakar, kepiting asap, dan es teler.