Melangsingkan Perut Buncit dengan Freeletics
Editor
Mohammad Reza Maulana
Senin, 19 Januari 2015 18:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Freeletics adalah program kebugaran yang sedang tren saat ini. Hampir semua orang, dari kelompok umur apa pun, bisa melakukannya sesuai dengan porsi masing-masing. Biayanya pun murah. Tak ada alat bantu yang digunakan, seperti dumble, karena program ini hanya mengandalkan berat tubuh. Perut buncit pun bisa jadi langsing.
Disusun oleh tiga sekawan asal Jerman, yakni Andrei Matijczak, Joshua Cornelius, dan Mehmet Yilmaz, pada 2013, freeletics mendunia lantaran tersedia aplikasi panduannya di Appstore dan Google Play. Dalam aplikasi tersebut, ada sederet menu latihan dan gerakan lengkap beserta videonya.
Jika diperhatikan, semua gerakan dalam freeletics kelihatan mudah. Misalnya, jumping jack atau melompat di tempat. Gerakan ini mirip yang diajarkan dalam pelajaran olahraga di sekolah dasar. Namun coba lakukan itu sebanyak 75 kali dan diulang dalam tiga set, dijamin Anda akan banjir keringat, seperti mereka yang melakukannya di Taman Kerinci, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
April lalu, Alif Firman Frasetiya, 24 tahun, melangkah masuk arena latihan freeletics di dengan satu tujuan: menurunkan berat badannya yang saat itu mencapai 113 kilogram. Setelah satu set burpee, squat, dan sit-up, "Saya hampir pingsan," katanya, seperti ditulis Koran Tempo pada Ahad, 18 Januari 2015.
Toh, Alif tak kapok. Dia terus giat berlatih empat kali sepekan. Selain jumpalitan, fotografer lepas ini juga menekuni diet Obsessive Corbuzier's Diet alias OCD. Dia hanya makan antara pukul 13.00 dan 17.00 setiap hari. "Kuncinya di pikiran. Kalau lapar, minum air putih atau cari kesibukan,” ujarnya.
Sukses. Bulan pertama, berat badannya turun 10 kilogram. "Tapi saya malah tambah fit," ujar warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan, ini. Bulan berikutnya, bobot lajang dengan tinggi 173 sentimeter itu turun 1-2 kilogram. Sekarang bobotnya stabil si 80 kilogram. Lingkar pinggangnya pun susut dari 42 menjadi 32 sentimeter.
Handryano Prasetyo alias Opaz, pengurus freeletics Jakarta, mengatakan pengaturan pola makan memang wajib dilakukan demi mendapatkan tubuh ideal. Meski begitu, tak ada aturan ketat soal diet. Mereka hanya menyarankan orang mengganti nasi putih, yang mengandung kadar gula tinggi, dengan nasi merah. "Nasi putih bikin buncit," kata pekerja biro iklan di Bintaro tersebut. Makanan dan minuman yang berkadar gula berlebih juga harus dihindari.
Kombinasi diet dan latihan itulah yang memahat tubuh. Opaz menuturkan menu freeletics sebaiknya dihabiskan dalam tempo singkat dan dengan gerakan yang eksplosif. "Karena gerakannya lebih ke cardio, manjur untuk turunkan berat badan," ujar Opaz, yang memiliki tinggi badan 170 sentimeter dengan bobot 66 kilogram. "Untuk membentuk otot juga bisa, tapi enggak seberapa."
REZA MAULANA
Terpopuler
Drone, Menggantikan Tren Remote Control Mobil
Hati-hati, Kurang Vitamin D Sebabkan Kanker Usus
Bugar Dengan Setruman Listrik
Depresi Picu Hilang Memori Penderita Alzheimer