TEMPO.CO, Jakarta - Hanya sekitar setengah dari perempuan Amerika yang mulai menerima vaksin human papillomavirus (HPV) pada usia yang direkomendasikan. (Baca: Mengapa Efek Vaksin Flu Lebih Ampuh pada Wanita?)
HPV diyakini menyebabkan hampir semua kasus kanker serviks dan juga jenis kanker lainnya, serta masalah kutil pada bagian kelamin. Vaksin HPV melindungi 70 persen dari kanker serviks dan 90 persen dari kasus kutil pada kelamin.
Wanita harus mulai mendapatkan vaksin HPV tiga dosis ketika mereka berumur 11 atau 12 tahun. Vaksin ini paling efektif sebelum wanita menjadi aktif secara seksual. Para peneliti dari University of Texas Medical Branch di Galveston merekomendasikan vaksin untuk anak-anak dimulai pada usia 11 atau 12 tahun. Namun penelitian ini menunjukkan sebuah fakta yang mengejutkan. (Baca: Pria Bakal Jauhi Wanita Stres)
"Penyebaran HPV meningkat secara signifikan setiap tahun untuk orang-orang muda sekitar 14-24 tahun, sehingga vaksinasi pada usia muda sangat penting," ujar Dr Mahbubur Rahman dari University of Texas Medical Branch di Galveston pada pekan lalu.
Studi ini menemukan bahwa jumlah perempuan di Amerika Serikat yang memulai seri vaksin pada usia yang direkomendasikan adalah 14 persen pada tahun 2008. Pada 2012, jumlahnya hanya 56 persen. Tren ini tidak berbeda dengan ras atau etnis. (Baca: Kapan Saat Tepat Memberi Vaksin?)
Temuan tersebut juga menunjukkan bahwa hampir setengah dari remaja perempuan menerima vaksin setelah usia 12. Para peneliti mengatakan tidak yakin seberapa efektif vaksin tersebut setelah usia ini.
"Sangat penting bahwa orang tua dan penyedia layanan kesehatan menyadari pentingnya vaksinasi HPV awal untuk memastikan anak-anak perempuan menerima vaksinasi ini pada usia yang direkomendasikan," kata Rahman. (Baca: 16 Persen Kasus Kanker Bisa Dicegah)
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
10 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.