TEMPO.CO , Jakarta: Dulu ada anggapan umum bahwa otak itu terbentuk secara permanen dan, tidak seperti organ lain, dia tidak bisa memperbaiki dirinya sendiri atau mengembalikan fungsinya yang hilang setelah rusak atau terkena penyakit.
Tapi, sekarang kita tahu bahwa pada kenyataannya otak itu syaraf yang plastis. Kegiatan dan pengalaman mental dapat mengubah struktur di dalamnya.
Guardian melansir nukilan dari buku terbaru Norman Doidge, The Brain’s Way of Healing: Stories of Remarkable Recoveries and Discoveries, pada pertengahan Februari lalu.
Norman Doidge adalah psikiater dan peneliti di Center for Psychoanalytic Training and Research, Columbia University dan Departmen Psikiatri di University of Toronto, Amerika Sertikat.
Bukunya mengurai sejumlah penemuan mutakhir dalam penelitian otak yang dapat membantu mempertajam otak manusia. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Berjalan 3 Km Sehari
Olahraga rutin, seperti berjalan, telah terbukti menjadi faktor utama dalam menurunkan risiko demensia sampai 60%. Salah satu alasannya adalah bahwa ketika binatang berjalan sangat jauh, dia biasanya mencari wilayah baru yang belum dijelajah untuk hidup, karena mereka menyelamatkan diri dari predator atau karena makanan sudah habis di tempat asalnya.
Otak, dalam mengantisipasi fakta bahwa binatang harus belajar banyak tentang wilayah baru ini, melepas faktor-faktor pertumbuhan, yang bertindak seperti pupuk di otak, yang memungkinkan otak membangun koneksi-koneksi antarsel agar lebih mudah saat dia belajar hal baru.
Berjalan rutin memiliki efek yang sama pada kita. Dia menempatkan otak kita dalam keadaan syaraf yang lebih plastis. Latihan keras tidaklah perlu. Jumlah yang dibutuhkan untuk mengurangi risiko demensia adalah berjalan 2 mil atau 3,2 km, atau bersepeda 10 km, lima hari dalam seminggu.
2. Belajar Tari, Bahasa atau Musik Baru
Seiring bertambah tua, khususnya bila memasuki usia pertengahan, kita tak lagi memacu otak kita sebanyak yang kita lakukan ketika masih bersekolah. Sebagian besar orang di usia menengah hanyalah mengulang keterampilan yang sudah dikuasai, seperti membaca koran dan mengulangi tugas yang akrab di tempat kerja.
Untuk menjaga penuaan otak, maka otak memerlukan latihan baru dan kerja keras dengan melakukan sesuatu yang sesulit mempelajari bahasa baru atau tarian baru, atau memainkan alat musik baru. Kegiatan ini melibatkan bagian otak yang disebut nucleus basalis, yang bertanggung jawab untuk membantu kita memperhatikan dan mengkonsolidasikan koneksi-koneksi baru di otak ketika kita belajar. Idealnya, latihan ini dilakukan setiap hari selama satu jam atau lebih, dengan konsentrasi yang tinggi dan fokus.
3. Istirahat yang Cukup
Sebuah studi baru di University of Rochester, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa selama tidur sel-sel otak yang disebut glia membuka jalur khusus yang memungkinkan produk limbah dan penumpukan racun di otak, termasuk protein yang sama yang membuat demensia, untuk dihilangkan. Di atasnya, saat kita tidur, koneksi baru, yang terbentuk antara saraf-saraf yang dibuat oleh pembelajaran yang kita lakukan sehari sebelumnya, menjadi terkonsolidasi dan membuatnya lebih awet.
Sayangnya, kehidupan modern semakin membuat kita kehilangan istirahat. Lampu, dan, tentu saja, Internet, membuat kita lebih sering terjaga, sehingga kita tak mendengarkan sinyal tubuh kita bahwa inilah saatnya untuk tidur.
Pada abad ke-19, orang Barat dewasa rata-rata berpikir tidur sembilan jam itu normal. Di Amerika sekarang, kenormalan itu adalah mendekati tujuh jam dan terus turun.
Berapa lama istirahat ideal? Rekomendasinya beragam, tapi beberapa peneliti mengatakan 8,5 jam adalah rata-rata yang lebih baik.
GUARDIAN | IWANK
Berita terkait
Cara Otak Manusia Memutar Kenangan: Mengaitkan dengan Hal Unik
16 Januari 2019
Tim ilmuwan dari University of Birmingham dan Cardiff University telah mengungkap bagaimana otak manusia merekontruksi atau menyusun kenangan.
Baca SelengkapnyaBagaimana Cara Menghilangkan Rasa Takut? Simak Riset Berikut
21 November 2018
Dua peneliti syaraf dari Universitas California Riverside, dalam sebuah riset mencoba menjawab bagaimana cara menghilangkan rasa takut.
Baca SelengkapnyaOtak Manusia akan Jadi Target Serangan Hacker, Ini Pintu Masuknya
8 November 2018
Riset terbaru hasil kolaborasi dari Kaspersky Lab dan University of Oxford mengungkap otak manusia akan menjadi target serangan hacker.
Baca SelengkapnyaBakteri di Usus Pengaruhi Suasana Hati Anda, Simak Kata Ahli
27 Desember 2017
Usus disebut sebagai otak kedua. Kalau kondisi usus baik, maka saraf di usus akan mengirimkan sinyal-sinyal positif ke otak
Baca Selengkapnya10 Tips Tambah Daya Ingat, Makan Permen Karet dan Tonton Komedi
15 Desember 2017
Ada 10 hal yang bisa menambah daya ingat seseorang. Dua di antaranya adalah makan permen karet dan menonton komedi.
Baca SelengkapnyaDijamin, Anda Belum Tahu Rahasia Otak Ini
12 Desember 2017
Otak manusia memiliki banyak aktivitas, termasuk yang Anda belum tahu ini.
Baca SelengkapnyaIni Dia Jaringan Otak yang Membuat Si Kecil Bisa Berjalan
9 Desember 2017
Peneliti mengidentifikasi jaringan otak yang terlibat dalam pembelajaran berjalan pada bayi, sebuah temuan yang bisa membantu memprediksi autisme.
Baca SelengkapnyaPikiran Buruk Cermin Kesehatan Manusia, Cek Penelitiannya
9 November 2017
Pikiran tentang hal-hal buruk ternyata bisa mencerminkan kesehatan manusia. Misalnya tak bisa berhenti memikirkan pengalamam buruk. Kenapa?
Baca SelengkapnyaPenciuman Masih Peka? Artinya Otak Sehat, Begini Penelitiannya
24 Oktober 2017
Hidung, sebagai Indra penciuman ternyata memiliki kaitan yang kuat dengan otak secara keseluruhan. Simak penelitiannya.
Baca SelengkapnyaMengapa Kita Menua? Rahasianya Ada di Otak, Cek 3 Fakta Lainnya
11 Oktober 2017
Pernah mempertanyakan mengapa manusia tertawa, merasakan kantuk, ataupun bisa mengalami 'jetlag'?, ternyata semua itu karena kinerja otak manusia.
Baca Selengkapnya