Harry Darsono Pentaskan Drama Musikal Batik Lasem

Reporter

Sabtu, 14 Maret 2015 17:13 WIB

Desainer Harry Darsono. (jakarta-berlin.de)

TEMPO.CO, Jakarta - Perancang Harry Darsono memiliki kecintaan yang tinggi pada dunia seni. Dalam acara syukuran 65 tahun usianya, Sabtu, 14 Maret 2015, perancang senior ini mempersembahkan drama musikal berjudul Putih Hitam Lasem. Drama musikal ini dipentaskan di Ciputra Artpreneur Theatre@Ciputra World, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (14/3) ini dalam dua kali pertunjukan: pukul 14.00 dan 19.00 WIB.

Dalam pementasan drama musikal ini, Harry menjadi Costume Designer dan Consultant yang menampilkan kostum panggung, Art to Wear & Adibusana karya terbarunya bertemakan Neo Lasem.

Menurut Harry, dalam kesempatan pementasan ini, dia ingin mengeksplorasi batik asal kota Lasem yang indah. Batik pesisir Lasem mempunyai keunikan dengan warna merah spesifik. Desainnya banyak dipengaruhi oleh gaya Tionghoa.

Pementasan ini merupakan drama hasil karya bersama Tim Kreatif d’ArtBeat. Drama musikal ini mengambil setting latar belakang kota dan budaya Lasem yang diwarnai kisah persahabatan, percintaan dan pengkhianatan penuh intrik. Pementasan ini menjadi menarik karena menampilkan tontonan drama musikal yang merupakan gabungan unsur teater, musik, paduan suara, dan tarian. Seluruh musik dan lagu ditulis serta diaransemen oleh Aminoto Kosin dan Pamela Kosin selaku Composer & Music Director.

Drama musikal arahan sutradara Ibas Aragi ini berkisah tentang Lian Hoa, seorang gadis Tionghoa dari keluarga Tan, pemilik pembatikan Padma Putera, yang bersahabat dengan Ario Adiatmojo, dari keluarga Jawa pemilik pembatikan Banyu Bening. Setelah beranjak dewasa persahabatan itu berkembang menjadi percintaan yang mengarah ke pernikahan. Namun kedua orang tua Lian Hoa tidak menyetujui pernikahan mereka.

Pada suatu hari saat Lian Hoa berkunjung ke pembatikan Banyu Bening untuk mencari Ario, mendadak terjadi kebakaran hebat melanda seluruh tempat itu. Lian Hoa melihat bapak Adiatmojo berjalan tertatih di antara kobaran api lalu terjatuh karena tersandung sesuatu. Lian Hoa berlari ke dalam kobaran api dan menarik bapak Adiatmojo keluar ke tempat aman. Lian Hoa berlari kembali masuk kedalam kobaran api sambil mencari Ario.

Bapak Adiatmojo terlalu parah kondisinya dan meninggal tak lama kemudian. Kota Lasem gempar karena tersiar kabar bahwa Lian Hoa lah yang membakar pembatikan Banyu Bening yang menelan banyak korban itu.

Lian Hoa menghilang sejak saat itu, tak terlacak jejaknya bahkan oleh pihak yang berwajib yang berusaha menyelidiki peristiwa mengerikan itu. Persahabatan antara dua keluarga pembatik kawakan, keluarga pak Tan Tua dan keluarga Adiatmojo menjadi retak. Hingga 12 tahun berlalu, dengan tak terduga dan sangat mengejutkan, Lian Hoa muncul kembali di kota Lasem dengan tujuan untuk menjernihkan apa yang telah terjadi dahulu dan tentunya dengan situasi yang sudah berubah.

"Saya ingin memberikan sebuah kisah sejarah yang penuh dengan kekayaan soal heritage Indonesia. Batik Lasem adalah salah satunya, "kata Harry pada Sabtu (12/3). Pementasan dengan total durasi 150 menit ini bisa dinikmati dengan harga tiket masuk mulai Rp 100 ribu hingga sejuta untuk kelas VVIP.

HADRIANI P.

Berita terkait

Mengintip Keunikan Fashion di Museum Harry Darsono  

21 April 2015

Mengintip Keunikan Fashion di Museum Harry Darsono  

Di museum yang terletak di Cilandak, Jakarta Selatan, ini
Harry Darsono menghadirkan beragam koleksi hasilrancangannya.

Baca Selengkapnya

Ulang Tahun, Perancang Harry Darsono Jualan Karpet

15 Maret 2015

Ulang Tahun, Perancang Harry Darsono Jualan Karpet

Uang penjualan karpet dan barang yang dipamerkan Harry Darsono akan digunakan untuk membiayai sekolah anak-anak miskin.

Baca Selengkapnya

Tamu Wajib Pakai Topi di Acara Ulang Tahun Harry Darsono

14 Maret 2015

Tamu Wajib Pakai Topi di Acara Ulang Tahun Harry Darsono

Dalam perayaan ulang tahunnya yang ke-65, desainer kondang Harry Darsono mewajibkan tamu undangannya mengenakan topi.

Baca Selengkapnya