Alasan Larry Peh Ogah Disebut Desainer

Reporter

Rabu, 29 April 2015 19:34 WIB

Larry Peh di National Design Center Singapore. Larry, 38 tahun, merupakan Designer of The Year Singapura. Tempo/Subkhan

TEMPO.CO, Jakarta - Mengenakan blazer hitam, celana jins, dan sepatu kulit, Larry Peh terlihat sepuluh tahun lebih muda. Tidak ada yang menyangka kalau pemilik firma “&Larry” itu sudah 38 tahun. Tapi prestasinya jauh melebihi ke-awet-muda-annya.

Dia meraih "Designer of The Year 2014" di Singapura. Ini merupakan penghargaan tertinggi bagi desainer—dalam bidang arsitektur, grafis, mode, hingga interior—yang diberikan oleh pemerintah negeri jiran itu.

Namun, Larry enggan menyebut dirinya desainer. “Saya lebih suka dipanggil konsultan kreatif,” katanya saat ditemui Tempo di National Design Center Singapura, bulan lalu.

Menurut dia, pekerjaan utama firmanya bukan membuat suatu desain, melainkan menemukan berbagai solusi. “Biasanya klien datang kepada kami dengan berbagai macam permasalahan, lalu kami pikirkan pemecahannya dengan desain."

Untuk itu, Larry punya banyak sekali portofolio. Dari seni instalasi, sepatu, katalog pusat belanja, hingga label pakaian. “Untuk label pakaian, saya baru akan meluncurkannya, bekerja sama dengan desainer asal Jepang,” kata Larry. Selain disebut sebagai desainer, lulusan Temasek Polytechnic ini disebut sebagai konsultan merek alias brand consultant.

Kliennya bermacam-macam, dari pusat belanja Takashimaya, restoran The Marmalade Pantry, kantor Google di Singapura, hingga produk pakaian dalam wanita Wacoal. Proyek yang dikerjakan firma &Larry pun terbentang dari kampanye advertising hingga bangunan. Tapi penghargaan bagi Larry diberikan justru karena serangkaian benda yang dia ciptakan melalui seri Objects.

Ada berbagai macam benda yang dia ciptakan, dari tempat tisu, pembuka amplop, ataupun lampu baca. Sering terselip kritik di balik karyanya. Sebut saja lampu yang tersusun dari tumpukan gulungan selotip itu. Ada aneka warna di sana, kecuali merah. Larry mengatakan desainnya itu berasal dari pertanyaan mendasar, kenapa ada begitu banyak selotip merah di Singapura?

"Selotip alias garis merah melambangkan sensor, sesuatu yang begitu merajalela di hari-hari warga Singapura. "Bagaimana desainer bisa merancang dengan bebas jika ada begitu banyak selotip merah," kata Larry.

Larry juga mendesain poster wanita telanjang dengan sensor kecil di payudara. Ini ditujukan untuk menyindir peredaran majalah dewasa dengan embel-embel “Unsuitable for Young” di Singapura.

Larry mengatakan tidak pernah menyangka dapat menyabet gelar tertinggi di bidang desain di negaranya itu. “Waktu kecil, saya hanya suka melihat banyak sekali majalah,” ujar dia. Melihat, membaca, dan membongkar koleksi majalah temannya, Larry tumbuh sebagai orang yang punya minat tinggi terhadap seni.

Tapi, dia tidak tertarik bekerja di media, meski pernah menjadi editor di sebuah majalah. Dia lebih sreg di dunianya yang sekarang di &Larry yang ia dirikan sepuluh tahun lalu. Nama firma yang unik itu bermakna dia menginginkan adanya kerja sama yang terbuka dengan berbagai pihak dalam desainnya.

Konsultan kreatif sekaligus desainer seperti Larry belum bisa ditemui di Indonesia. Satu sebabnya, karena pembagian sektor desain yang masih sangat kaku, antara interior, grafis, mode, dan lainnya. Kritik yang disempilkan dalam desain seperti itu juga sulit didapat di sini.

SUBKHAN

Berita terkait

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

19 detik lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

44 detik lalu

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

ITB menaikkan UKT untuk para mahasiswa angkatan 2024. Kenaikannya berkisar 15 persen dibanding angkatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

4 menit lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

5 menit lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

6 menit lalu

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

Menurut media asal AS, Arab Saudi menangkap warganya karena mengkritik Israel di media sosial terkait perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

6 menit lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

14 menit lalu

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

Indonesia dikabarkan tengah mengimpor Indonesia tengah mengimpor sejumlah produk spyware dan pengawasan yang sangat invasif dari Israel.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

14 menit lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

20 menit lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

22 menit lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya