Itang Yunasz Tafsirkan Tenun Mongondow yang Lama Hilang

Reporter

Editor

Subkhan tnr

Rabu, 27 Mei 2015 07:24 WIB

Peragawati membawakan koleksi terbaru Itang Yunasz dalam peragaan busana di Pusat Grosir Blok B Tanah Abang, Jakarta, 30 April 2015. Koleksi terbarunya tersebut mengangkat kekayaan ragam songket dari Aceh hingga Palembang. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta—Desainer Itang Yunasz ditantang untuk mengolah motif tenun dari Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Daerah di ujung pulau Sulawesi itu tengah gencar menghidupkan kembali wastra yang sudah lama hilang, yaitu tenun. “Tenunnya ternyata ketemu di Museum di Belanda dan Swedia,” kata Itang saat ditemui sebelum peragaan busana di Hotel Sahid Jakarta, Sabtu, 23 Mei 2015.


Dalam peragaan busana yang digelar terbatas itu, Itang memang tidak menggunakan tenun sungguhan. “Yang saya pakai hanya motifnya saja yang di print di atas kain,” ujar dia. Ada tiga motif yang digunakan Itang dalam koleksi pakaiannya malam itu yaitu sikayu, kinatola dan songket. Tenun, sebenarnya merupakan seserahan wajib pria Mongondow saat menikah.


“Kenapa akhirnya tenun menjadi punah di Mongondow kemungkinan adalah karena desakan ekonomi dan derasnya perdagangan pada era 1900-an,” kata Sumardi, mahasiswa antropologi Universitas Diponegoro yang kebetulan meneliti soal Mongondow. Sumardi merupakan orang pertama yang menyadari kalau tenun sudah punah di Mongondow. Gara-garanya, Mardi harus membuka buku babon katalog KITLV alias Royal Institute of South East Asian and Carribean Studies serta menemukan tenun Mongondoow sebagai salah satu koleksinya.


Secara tidak sengaja, dia berkorespondensi dengan Salsiah Manoppo Nasution via Facebook, yang membenarkan kalau motif tenun yang dimunculkan di situs jejaring sosial itu tidak lagi ada. “Untuk itu, kami ingin sekali kalau tenun ini bisa kembali dihidupkan,” kata Salsiah yang juga istri dari mantan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution.


Temuan tiga tahun lalu itu, kemudian berlanjut dengan tindakan untuk meminjam kain serta membuat salinan kainnya. “Kami meminta bantuan penenun di NTT,” ujar Salsiah. Akhirnya, tenunan itu pun kini bisa muncul di baju-baju karya Itang.


Advertising
Advertising

Kali ini, Itang tidak hanya menampilkan busana muslim. “Tapi ada juga sportswear dan evening wear,” kata dia. Beberapa tampilan terlihat menarik dan modern dengan potongan berupa bomber jacket dan juga gaun pendek serta celana ketat bagi wanita. Selain itu, dia juga membikin setelan jas bagi pria.


Motif kinatola sendiri merupakan motif yang menggambarkan lingkungan alam sekitar. “Sebenarnya ada keyakinan kalau kinatola atau patola ini merupakan motif yang dibawa dari Gujarat,” kata Itang. Musababnya, motif ini jamak ditemukan di berbagai wastra tradisional.


Sedangkan motif sikayu kata Salsiyah, belum banyak diketahui artinya. “Tapi asal usul namanya diduga berasal dari bahan dasar kain itu yaitu kayu yang dipukul-pukul hingga akhirnya menjadi benang tekstil yang bisa dijalin menjadi tenun,” ujar dia. Salsiyah mengatakan untuk menghidupkan kembali tenun Bolaang Mongondow, dia menghadapi tantangan besar. “Di Bolaang Mongondow, kini tidak ada lagi penenun,” kata Salsiyah.



SUBKHAN


Berita terkait

Putri Mantan Bupati Sragen Ingin Maju Pilkada 2024, Baliho Sosialisasinya Dirusak

1 menit lalu

Putri Mantan Bupati Sragen Ingin Maju Pilkada 2024, Baliho Sosialisasinya Dirusak

Wina mengaku menyayangkan perusakan baliho sosialisasinya untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Fasih Nyanyikan Pandangan Pertama RAN, Nichkhun Buat Fans Indonesia Jatuh Cinta

2 menit lalu

Fasih Nyanyikan Pandangan Pertama RAN, Nichkhun Buat Fans Indonesia Jatuh Cinta

Anggota grup K-pop 2PM, Nichkhun mengejutkan penggemar Indonesia, menyanyikan lagu "Pandangan Pertama" dari RAN dengan begitu fasih.

Baca Selengkapnya

Diduga Tewas Bunuh Diri dalam Alphard, Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi Telah Diterbangkan ke Manado

7 menit lalu

Diduga Tewas Bunuh Diri dalam Alphard, Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi Telah Diterbangkan ke Manado

Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi telah diterbangkan ke Manado pada Ahad dini hari. Polisi menyebut keluarga tidak minta jenazah diautosi.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

10 menit lalu

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

Piala Asia U-23 2024 mulai mendekati laga puncak. Empat tim akan bersaing pada babak semifinal yang akan dimainkan hari Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

3023, PT Freeport Indonesia Catat Laba Rp 48,79 Triliun dan Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua

15 menit lalu

3023, PT Freeport Indonesia Catat Laba Rp 48,79 Triliun dan Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua

PT Freeport Indonesia berhasil memproduksi tembaga 1,65 miliar pound serta 1,97 juta ounces emas dan meraup laba bersih Rp 48,79 triliun pada 2023.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

15 menit lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

20 menit lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

22 menit lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Gempa M6,2 di Kabupaten Garut Rusak Sejumlah Bangunan

24 menit lalu

Gempa M6,2 di Kabupaten Garut Rusak Sejumlah Bangunan

Sedikitnya empat orang luka-luka akibat gempa yang terjadi pada Sabtu malam ini.

Baca Selengkapnya

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

30 menit lalu

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

Pada 35 tahun lalu, pengusaha Jepang Konosuke Matsushita pendiri Panasonic Corporation meninggal. Ini kisahnya membangun perusahaan elektronik itu.

Baca Selengkapnya