Kenalkan pada Alam Sejak Dini Rangsang Tumbuh Kembang Anak

Reporter

Sabtu, 30 Mei 2015 05:53 WIB

sxc.hu

BISNIS.COM, Jakarta -Kian terbatasnya akses mengenal alam ternyata bisa membuat anak terkena nature deficit disorder (NDD) atau gangguan akibat kurangnya interaksi dengan alam.


Psikolog Anak dan Keluarga Mira D Amir mengatakan kebutuhan untuk berinteraksi dengan alam yang tak terpenuhi bisa menyebabkan gambaran atas alam pun kian terbatas karena tumbuhan menjadi hal yang sulit ditemukan. Terlepas dari itu, perkembangan dan keseimbangan otak kanan serta otak kiri terganggu. Kepadatan penduduk, tuturnya, mengikis ruang-ruang anak untuk melatih keterampilan fisik dan motorik kasarnya.


"Kepadatan penduduk yang ada membuat lingkungan rumah jadi sempit. Sementara anak membutuhkan latihan fisik seperti melompat, menendang, berlari itu kan jadi enggak ada. Ruang untuk mengasah keterampilan fisik dan motorik kasar jadi terbatas," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com,


Oleh karena itu, orang tua, tuturnya, perlu merangsang agar tumbuh kembang anak tak terkendala. Caranya, bisa dengan memberikan perkenalan secara visual melalui gambar kemudian bergerak ke tempat rekreasi agrowisata yang membuat anak mengenal tumbuhan lebih dini.


"Perlu rangsangan dari orang tua mengenalkan ke anak lebih dini sampai usia tertentu," katanya.


Advertising
Advertising

Akses terdekat dengan alam misalnya melalui taman memiliki sejumlah manfaat bagi tumbuh kembang anak. Community Manager HiddenPark Dithi Sofia mengatakan gangguan ini lebih banyak menimpa anak-anak dan berakibat pada masalah lainnya yaitu ketergantungan akut terhadap teknologi, meningkatkan potensi obesitas dan tubuh kerdil.


"Ada anak yang takut bermain di rumput, ada anak sekolah menengah yang belum mempunyai pengalaman menanam. Bahkan, juga ada anak sekolah menengah yang tidak bisa membedakan jenis tanaman sayur," ujarnya saat dihubungi bisnis.com, belum lama ini.


Jakarta menjadi salah satu potret kehidupan perkotaan yang kaku dengan terbatasnya ruang publik. Terutama, taman kotanya. Menghabiskan waktu di taman kota bukan menjadi bagian kegiatan mayoritas masyarakat Ibu Kota.


Taman yang menyumbang banyak manfaat akhirnya menjadi tempat yang asing. Kalaupun ada, tak banyak yang kondisinya ramai dengan keluarga yang sengaja berpiknik atau sekadar menghirup udara yang lebih segar. Pusat belanja justru menjadi tujuan saat taman tak bisa menarik masyarakat.


Bertolak dari masalah itulah, sejak 2012 HiddenPark mengaktifkan kembali taman-taman kota. Taman-taman yang telah bernyawa di antaranya Taman Langsat Baroti, Taman Tebet dan Taman Tanjung. Taman ini kembali bernyawa dengan berbagai kegiatan seperti piknik bersama atau menggandeng komunitas lain yang membutuhkan ruang.


"Banyaknya taman kota, terutama di Jakarta yang kurang diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Padahal, taman kota sendiri mempunyai banyak sekali manfaat," katanya.


Bila dilihat dari jumlahnya, ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) di DKI memang terbatas. Dari proporsi ideal yang seharusnya 30% dari luas wilayah, DKI baru memiliki 10%. Dengan angkanya yang terbatas itu, HiddenPark mempercantik taman yang ada agar masyarakat berminat untuk menjadikan taman sebagai alternatif tujuan rekreasi.


"Tak hanya kegiatan komunitas, taman kota dihiasi berbagai macam instalasi seni untuk memberikan nilai estetika tambahan di taman," katanya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Ketahui Penyakit Genetik, Pentingnya Tahu Riwayat Kesehatan Keluarga

18 Oktober 2022

Ketahui Penyakit Genetik, Pentingnya Tahu Riwayat Kesehatan Keluarga

Setengah dari gen anak berasal dari orang tua biologis. Kadang adanya mutasi gen mengindikasi kemungkinan risiko memiliki penyakit genetik. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Anak Sulit Makan Sayur dan Buah? Ikuti Tips Mudah Ini

1 Juli 2019

Anak Sulit Makan Sayur dan Buah? Ikuti Tips Mudah Ini

Apakah Anda sulit makan buah dan sayur? Lakukan berbagai tips mudah ini agar kebutuhan gizi anak Anda terpenuhi.

Baca Selengkapnya

Saran Ahli Gizi agar Anak Terhindar dari Stunting

2 November 2018

Saran Ahli Gizi agar Anak Terhindar dari Stunting

Menurut pakar gizi, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, perlu bekerja sama untuk menurunkan angka stunting.

Baca Selengkapnya

Rumah Sedang Direnovasi, Perhatikan Kesehatan Anak-anak

8 Mei 2018

Rumah Sedang Direnovasi, Perhatikan Kesehatan Anak-anak

Rumah yang sedang direnovasi sudah pasti kotor serta penuh debu dan zat kimia berbahaya. Lindungi anak-anak, jangan sampai kesehatan mereka terganggu.

Baca Selengkapnya

Tanda Anak Keracunan Zat Berbahaya di Rumah dan Kiat Mengatasi

4 Maret 2018

Tanda Anak Keracunan Zat Berbahaya di Rumah dan Kiat Mengatasi

Jauhkan bahan-bahan pembersih di rumah yang mengandung zat berbahaya. Kenali tanda anak keracunan zat tersebut.

Baca Selengkapnya

Alasan Anak Tak Boleh Hanya Sarapan Buah dan Sayur

4 Maret 2018

Alasan Anak Tak Boleh Hanya Sarapan Buah dan Sayur

Menurut dokter, anak tidak dianjurkan hanya sarapan buah dan sayur karena tidak mengandung karbohidrat.

Baca Selengkapnya

Anak Juga Butuh Pusat Kebugaran Khusus, Ini Saran Dokter

11 Januari 2018

Anak Juga Butuh Pusat Kebugaran Khusus, Ini Saran Dokter

Semakin banyak saja pusat kebugaran untuk anak dan menurut dokter anak memang butuh banyak beraktivitas.

Baca Selengkapnya

Manfaat Menyusui buat Ibu dan Bayi, Cegah Obesitas sampai Kanker

14 Desember 2017

Manfaat Menyusui buat Ibu dan Bayi, Cegah Obesitas sampai Kanker

Manfaat menyusui bagi kesehatan sangat besar, bukan saja untuk bayi tapi juga ibunya.

Baca Selengkapnya

Anak Lesu dan Pucat, Waspadai Gejala Anemia

23 November 2017

Anak Lesu dan Pucat, Waspadai Gejala Anemia

Perhatikan anak Anda, bila terlihat pucat, lemas, dan lesu, bisa jadi ia mengalami anemia.

Baca Selengkapnya

Kecoak dan Bulu Kucing Biang Kerok Asma? Ini Kata Dokter

26 September 2017

Kecoak dan Bulu Kucing Biang Kerok Asma? Ini Kata Dokter

Kecoa itu alergen, bahan yang menyebabkan serangan asma. Kalau kecoak mati kan berterbangan kulit-kulitnya. Lalu?

Baca Selengkapnya