TEMPO.CO, Jakarta - Meski bosan mendengar anjuran menyikat gigi, ternyata hanya 2,3 persen orang Indonesia yang menyikat giginya sesuai dengan rekomendasi dokter yaitu setelah makan dan sebelum tidur.

Ketua Departemen Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia Tri Erri Astoeti mengatakan, sebanyak 76,6 persen penduduk memang telah menggosok gigi sehari dua kali. Namun, hanya sebagian kecil yang telah melakukan sesuai anjuran.

"Sebanyak 76,6 persen penduduk sudah sikat gigi. Tapi cuma 2,3 persen yang sesuai rekomendasi yaitu menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa, 28 Juli 2015.

Masyarakat, katanya, masih terbiasa dengan menyikat gigi ketika mandi. Kemudian, sarapan dan memulai aktivitas. Padahal, seperti fungsinya, sikat gigi seharusnya dilakukan setelah mengonsumsi makanan. Dengan demikian, kotoran yang menempel bisa terangkat langsung ketika menyikatnya setelah makan.

"Kesalahannya, biasanya orang sikat gigi waktu mandi terus sarapan dan berangkat kantor. Sikat gigi itu kan esensinya membersihkan sisa makanan which is setelah makan," katanya.

Kebiasaan inilah yang menimbulkan penyakit gigi dan mulut. Penyakit ini berada pada urutan enam teratas yang paling dikeluhkan. Adapun, dari data Riskesdas 2013, prevalensi nasional terhadap masalah gigi sebesar 25,9 persen. Adapun 72,3 persen mengaku pernah mengalami masalah gigi berlubang dan 53,2 persen memiliki gigi berlubang.

Secara sederhana, paling tidak rata-rata orang memiliki lima gigi bermasalah dan mencabut tiga giginya untuk mengatasi masalah gigi. "Enggak heran ya meskipun rajin sikat gigi, tetap ada yang mengeluh sakit gigi atau punya masalah gigi," katanya.

BISNIS.COM