Berjibaku Melawan Kanker pada Anak  

Reporter

Rabu, 2 September 2015 18:49 WIB

Nikita Willy menggendong seorang anak penderita Kanker di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI), Jakarta (20/12). Kegiatan sosial ini merupakan salah satu kegiatan berbagi cerita dan kebahagian kepada anak-anak penderita Kanker di Indonesia. TEMPO/ Agung Pambudhy

TEMPO.CO, Jakarta -Sekuat apa pun mental seseorang pasti akan pilu jika melihat bocah yang cuma bisa ngesot ke sana ke mari. Seperti yang dialami Iswahendra Hakim, 9 tahun, yang kakinya tidak lagi kuat menopang badannya, meski sekadar untuk mengambil balon yang terlepas dari genggaman.

Lemas bersarang di tubuh Iswahendra setelah kanker menggerogoti otaknya. "Dia kena kanker batang otak stadium dua," kata Maesaroh, neneknya, saat ditemui di Rumah Anyo--rumah singgah penderita kanker anak--di Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat, pekan lalu.

Awalnya, Maesaroh melanjutkan, keluarga bingung ihwal kesehatan Iswahendra yang tiba-tiba menurun. Dia kerap pusing dan muntah tanpa sebab. Pemeriksaan di dokter tidak menunjukkan perkembangan berarti. Setelah berpindah pengobatan beberapa kali, enam bulan lalu dokter memvonis bocah kelas III sekolah dasar itu terserang kanker.

Perlahan-lahan Iswahendra berubah tak lagi seperti dulu. Mukanya menjadi tak simetris, mata kirinya membengkak. Telinga kirinya pun kehilangan fungsi. Ketulian itu berangsur-angsur pulih setelah anak asal Bengkulu ini dioperasi. Namun matanya masih besar sebelah.

Iswahendra tak sendiri. Ada ratusan ribu anak lain di Indonesia yang berjibaku melawan kanker. Kepala Sub-Direktorat Kanker Kementerian Kesehatan, Niken Wastu Palupi, mengatakan prevalensi kanker pada anak di Indonesia 2-3 persen dari seluruh penderita kanker. Diperkirakan sekitar 150 dari 1 juta orang anak menderita penyakit ini.

Masalahnya, tak seperti kanker pada orang dewasa, kanker pada anak tak bisa dicegah. "Karena penyebab kanker sendiri belum diketahui," ujarnya.

Maka, Niken melanjutkan, keberadaan kanker perlu segera diketahui. Jika terdeteksi sejak dini, kemungkinan sembuh sampai 80 persen. Semakin lama, kanker akan makin menyebar sehingga kemungkinan sembuhnya akan berkurang. "Pada stadium empat, bisa hanya sekitar 20 persen."

Dokter spesialis kanker anak Edi Setiawan Tehuteru, dalam bukunya Waspada & Kenali Kanker pada Anak Sejak Dini, mengatakan, secara umum, kanker pada anak terbagi dalam dua kelompok, yakni cair dan padat. Kelompok pertama disebut kanker darah atau dikenal dengan leukemia. Sedangkan bentuk padat biasanya berupa benjolan yang dijumpai di organ, seperti mata, otak, hati, ginjal, dan lainnya.

Menurut Edi, baru satu jenis kanker yang dapat dideteksi secara dini, yakni kanker bola mata atau retinoblastoma. Deteksinya bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan di pusat kesehatan masyarakat menggunakan alat ophthalmoscope yang bisa melihat bagian dalam mata anak.

Meski tanda-tandanya saru, Edi melanjutkan, terdapat beberapa gejala yang patut dicurigai bila muncul pada anak (lihat boks). Jika gejala-gejala tersebut tidak kunjung hilang, Edi menyarankan agar orang tua membawa anaknya ke rumah sakit untuk diperiksa ihwal kemungkinan serangan kanker.

NUR ALFIYAH | HP

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

8 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

10 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

11 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

11 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

14 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

18 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya