TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Jabodetabek, sudah mengalami musim hujan. Meskipun masih ada beberapa wilayah yang masih mengalami kemarau hingga kekeringan.
Hujan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bermakna titik-titik air yang berjatuhan dari udara. Fenomena alam ini sudah terjadi sejak jaman purba, sehingga memiliki pengaruh pada berbagai kebudayaan di dunia, termasuk kebudayaan India yang mengenal Dewa Indra sebagai dewa hujan.
Dikutip dari laman Ancient.eu, Dewa Indra dikenal juga sebagai Dewa Perang. Bersama dengan saudaranya Agni, yang merupakan Dewa Api, lahir dari mulut dewa purba atau purusha raksasa yang berbagai bagian tubuhnya melahirkan anggota lain dari Dewa-Dewi Hindu.
Dalam mitologi India, awan disamakan dengan ternak atau sapi surgawi. Sementara suara guntur saat badai mengilustrasikan saat Indra berkelahi dengan setan yang selalu berusaha mencuri awan atau sapi surgawi ini.
Selain itu, hujan juga dikisahkan sebagai gambaran Dewa Indra saat memerah susu ternak surgawi itu. Dewa Indra juga dianggap sebagai pelindung ternak duniawi milik para penyembahnya.
Indra sebagai dewa hujan meliputi dan mengendalikan alam semesta, menyeimbangkan bumi di telapak tangannya dan mengatur sesuai kehendaknya. Dia juga menciptakan sungai dengan membentuk pegunungan dan lembah dengan kapak sucinya.