Galang Hendra Pratama melakukan latihan peregangan di Italia.
TEMPO.CO, Jakarta - Anda mungkin pernah mendengar bahwa Anda perlu berolahraga minimal 150 menit setiap pekan. Namun sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Applied Physiology menunjukkan bahwa campuran berbagai jenis latihan membawa hasil yang lebih baik daripada hanya menambahkan lebih banyak kuantitas.
Itu penting jika Anda menghabiskan berjam-jam di gym, tapi fokus hanya pada latihan kekuatan atau berlari di treadmill.
Periset di Skidmore College di New York membandingkan efek dari program olahraga yang berbeda. Temuan mereka: peserta mendapatkan manfaat paling banyak dari program yang mencakup latihan ketahanan, latihan kardio, latihan interval dan peregangan, bersama dengan mengonsumsi protein dalam jumlah cukup banyak sepanjang hari. Teorinya adalah bahwa perpaduan ini membahas lebih banyak kebutuhan tubuh Anda.
Pendekatan tersebut menghasilkan hasil yang mengesankan, yakni penurunan berat badan, sedikit lemak perut, kadar gula darah rendah dan peningkatan otot-otot.
Mengadopsi rejimen seimbang ini, sesederhana menambahkan beberapa disiplin baru, seperti kelas yoga dua kali seminggu setelah sesi kardio. Temuan ini juga menunjukkan bahwa Anda dapat melakukan latihan kardio standar Anda beberapa hari setiap minggu dengan latihan interval.
Seperti yang dilansir dalam CBS News, American College of Sports Medicine juga menyarankan pelatihan keterampilan motorik untuk keseimbangan, ketangkasan dan koordinasi. Anda dapat memenuhi tujuan ini melalui kelas yang sama yang mungkin Anda ambil untuk meningkatkan fleksibilitas, seperti yoga, pilates dan tai chi.
Berikut ini adalah salah satu kombinasi olahraga yang dapat Anda coba: 1. Kardio 5 kali seminggu dengan interval latihan pada 3 sesi. 2. Latihan kekuatan 2 sampai 3 kali seminggu tapi tidak pada hari-hari berturut-turut. 3. Latihan peregangan atau keluwesan 2 sampai 3 kali seminggu.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?