Nglelet, Tradisi Menikmati Kopi dan Rokok Sekaligus

Selasa, 10 Oktober 2017 19:37 WIB

Proses Ngelet Kopi (1) ; Foto PITO AGUSTIN RUDIANA

TEMPO.CO, Jakarta - Batang-batang rokok berdiri berjajar di dalam kotak mika. Tak seperti biasanya, kali ini rokok-rokok itu penuh hiasan batik pada kertas putih pembungkus tembakaunya.

Ada motif bunga, ada motif garis yang diukir melingkari batang rokok dari pangkal hingga ke ujung. Batang-batang rokok itu pun tak lantas menjadi pajangan. Melainkan tetap bisa disulut, dihisap, dan dinikmati perokok seperti biasanya.

Baca juga: Hati-hati Curhat di Media Sosial, Belajar dari Lyra Virna

“Karena membatiknya pakai kopi,” kata Zaenuri, 38 tahun, pemilik warung kopi asal Kecamatan Sale, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah saat ditemui Tempo di tengah acara Kampung Buku Jogja #3 di Foodpark Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis, 5 Oktober 2017 sore lalu.

Ngelet Kopi 3 (Foto : PITO AGUSTIN RUDIANA)
Dia pun mengisahkan nglelet (meleleti, dari kata dasar lelet) atau mbolot yang ternyata telah menjadi tradisi turun-temurun di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang sejak 1980-an. Nglelet itu sendiri merupakan kegiatan mengoleskan (meleleti) batang rokok dengan ampas kopi. Berawal dari kebiasaan orang-orang di Lasem ketika nongkrong di warung kopi.

Baca: Mau Pasang Iklan di Instagram? Intip Tarifnya di Akun Syahrini

Sembari mengobrol ngalor ngidul, mereka memesan kopi dan mengisap rokok. Ketika gelas kopinya tandas, tetapi perbincangan masih mengalir, tangan mereka pun sibuk meleleti batang rokok yang akan mereka isap dengan ampas kopi menggunakan sendok. Awalnya, leletan kopinya memenuhi batang rokok hingga penuh dengan polesan kopi hitam kecokelatan. Leletannya pun dirasa lebih tebal.

“Kalau rokok dibakar, habisnya akan lebih lama,” kata Zaenuri.

Kenikmatan bercengkerama dengan teman-teman di warung kopi pun semakin lama pula. Kebiasaan itu pun ditularkan pekerja dan remaja asal Sale yang bekerja atau pun bersekolah di Lasem. Saat pulang ke Sale, mereka membawa rokok-rokok penuh dengan leletan kopi. Akhirnya warung kopi yang menyediakan lelet pun kian menjamur. Termasuk Zaenuri yang semula sekedar penikmat rokok lelet, kini juga telah membuka warung kopi di Sale.

Proses Ngelet Kopi (1) ; Foto PITO AGUSTIN RUDIANA
Kopi yang digunakan untuk nglelet pun harus digiling halus dengan skala gilingan paling lembut. Penggilingannya pun harus diulang hingga 4-6 kali.

“Harus benar-benar lembut. Kalau kopi sachetan itu kurang halus, juga sudah ada campurannya,” kata Zaenuri.

Ampas kopi yang mengendap di dalam gelas dituang ke lepek atau piring kecil. Kemudian disaring dengan tisu. Sebelum digunakan untuk nglelet, ampas kopi itu diberi campuran gula merah. Namun lebih praktis menggunakan susu kental yang berwarna cokelat.

“Gula merah atau susu kental itu untuk merekatkan ampas kopi pada rokok,” kata Zaenuri.

Kebiasaan yang sama pun ternyata juga dijumpai di Tulungagung, Jawa Timur. Istilahnya berbeda, yaitu cethe yang berarti endapan, sedangkan proses membatik dengan kopi disebut nyethe. Berawal dari kebiasaan pembatik kain asal Kecamatan Kalangbret, Jawa Timur. Sembari menunggu kain batik yang dijemurnya mengering, mereka juga membatik rokok dengan kopi. Baca: Bohong ala Dwi Hartanto, Bagaimana Solusinya?

“Sejak beberapa tahun terakhir, sudah tidak asal nglelet. Tapi dibuat dengan motif batik,” kata Zaenuri.

Alat leletnya pun bukan lagi sendok yang biasa untuk mengaduk kopi, melainkan batang korek api yang diruncingi atau pun tusuk gigi. Cara memegang rokok yang akan dilelet pun ada caranya. Bagian pangkal rokok dijepit jempol dan telunjuk, bagian ujung rokok mengarah kepada penglelet. Bagi yang sudah piawai, satu batang rokok hanya membutuhkan waktu 1-2 menit. Orang yang nglelet biasanya adalah pemilik rokok yang nongkrong di warung kopi itu sendiri. Namun ada pula yang memesan dalam jumlah banyak, seperti satu pak rokok yang berisi 12-16 batang.

“Biasanya ada pekerja di Jakarta yang pulang kampung. Terus minta dileletin sebelum kembali ke Jakarta,” kata Zaenuri.

Ngelet Kopi ; Foto: PITO AGUSTIN RUDIANA
Untuk nglelet satu pak rokok pun harus dilakukan satu per satu dan hati-hati. Rokok yang sudah dileleti rokok harus segera dimasukkan ke dalam kotaknya agar kondisi rokok masih dalam keadaan baik.

Bagi Divisi Jaringan Komunitas Kretek Indonesia, Jibal Windyas, merokok dengan leletan kopi menimbulkan sensasi aroma yang khas.

“Rasanya seperti biji kopi yang dibakar,” kata Jibal yang belajar nglelet sejak 2012 lalu.

Tradisi nglelet atau pun nyethe, menurut Jibal juga bisa menjadi win win solution atas pro kontra rokok yang muncul hingga hari ini. Bahwa merokok kretek dan nglelet adalah sebuah tradisi turun-temurun masyarakat Indonesia yang semestinya tidak dihapus begitu saja karena pertentangan tersebut.

“Konyol kalau bagian dari kultur itu dihapus. Solusinya, merokoklah yang tertib di tempat yang disediakan,” kata Jibal.

Berita terkait

Inilah 5 Minuman yang Bisa Memperlancar BAB

5 jam lalu

Inilah 5 Minuman yang Bisa Memperlancar BAB

Berikut ini lima minuman kesehatan yang bagus untuk menghilangkan sembelit serta perlancar BAB.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

8 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

12 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

13 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

13 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

13 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

15 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

16 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

28 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

31 hari lalu

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

Wem Pratama, 33 tahun, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, membunuh ibu kandungnya, Megawati, 55 tahun dengan memukul dan menggorok leher.

Baca Selengkapnya