Kesepian, Sehat atau Berbahaya? Simak 9 Faktanya

Reporter

Terjemahan

Editor

Susandijani

Sabtu, 9 Desember 2017 19:50 WIB

Dalam arahan Teddy Soeriaatmadja,Reza Rahadian berperan sebagai Ahmad, supir taksi kesepian. TEMPO/ Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Kesepian bukan sekadar tentang kondisi yang sedang sendirian, sebab di tengah keramaian pun seseorang bisa merasakan kesepian. Sendirian tidak identik dengan kesepian, karena faktanya banyak yang merasa bahagia ketika sedang sendiri.

Tapi di sisi lain, seperti disebutkan dalam Psychologytoday, bahwa teman identik dengan makanan. Kita membutuhkannya untuk bertahan hidup. Psikolog menemukan bahwa manusia memiliki kebutuhan mendasar untuk dimasukkan ke kehidupan kelompok dan untuk hubungan yang dekat. Manusia adalah makhluk sosial.

Baca: Heboh Martabak, Netizen Indonesia dan Malaysia Ramai di Medsos

John Cacioppo, psikolog dari University of Chicago, telah melacak efek kesepian. Dia melakukan serangkaian penelitian baru dan melaporkan bahwa kesepian punya cara mengejutkan untuk membahayakan kesehatan. Paling tidak, dalam surveinya, Cacioppo menemukan fakta seorang dokter yang mengaku bahwa mereka memberikan perawatan medis yang lebih baik atau lebih lengkap kepada pasien yang memiliki keluarga pendukung dan tidak terisolasi secara sosial.

Fakta lainnya adalah sebagai berikut ini:

1. Hidup sendiri meningkatkan risiko bunuh diri untuk anak muda juga usia lanjut.

2. Individu yang kesepian dilaporkan memiliki tingkat stres yang lebih tinggi bahkan ketika terkena stresor yang sama dengan orang yang tidak kesepian, dan bahkan saat mereka sedang santai.

3. Kesepian meningkatkan kadar hormon stres dan kadar tekanan darah di dalam tubuh. Ini merusak regulasi sistem peredaran darah sehingga otot jantung bekerja lebih keras dan pembuluh darah terkena kerusakan akibat turbulensi aliran darah.

4. Kesepian merusak kualitas dan efisiensi tidur, sehingga kurang restoratif, baik secara fisik maupun psikologis. Mereka bangun lebih banyak di malam hari dan menghabiskan lebih sedikit waktu di tempat tidur, tempat di mana seharusnya seseorang bisa beristirahat dengan baik.

5. Kesepian dapat membuat seseorang mulai merasakan hal buruk tentang kehidupan dan menjadi depresi. Gejala yang muncul ketika depresi, di antaranya tak memiliki harapan, tidak tertarik dengan sesuatu yang biasanya dinikmati, energi rendah, mengalami masalah tidur, dan nafsu makan berubah. Bila gejala-gejala itu menghantui dalam beberapa atau lebih dari dua minggu, segera cari pertolongan kepada ke dokter.

Baca juga: Efek Cinta? Rela Operasi Plastik 30 Kali demi Pujian dari Si Dia

6. Berat badan mungkin bertambah ketika kesepian. Sebab, makanan yang dikonsumsi lebih banyak dari biasanya, mengkonsumsi makanan tak sehat untuk menenangkan diri, atau berhenti olahraga.

Hal ini bisa memunculkan perasaan buruk terhadap diri sendiri. Selain itu, berpotensi menyebabkan diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Oleh karenanya, bila berat badan meningkat, cek kembali kondisi emosional saat ini.

7. Tak menutup kemungkinan bila kesepian memicu seseorang mengkonsumsi narkoba atau alkohol. Dampak narkoba dan alkohol mungkin memberikan kesan palsu untuk merasa lebih baik. Padahal, perasaan yang muncul tak bertahan lama. Bila dilakukan terus-menerus akan merusak tubuh, keluarga, kehidupan kerja, dan hubungan.

8. Setiap orang memiliki pandangan berbeda ihwal meluangkan waktu untuk diri sendiri. Seseorang bisa saja membutuhkan waktu lebih lama untuk mengisi energi dibandingkan dengan orang lain yang ekstrover. Hal itu normal dan menyehatkan.

Hal yang bisa jadi masalah ketika seseorang merasa ingin memutus hubungan dengan sesama bila terlalu berlebihan meluangkan waktu untuk diri sendiri. Namun, bisa juga terjadi karena faktor lain, seperti tak peduli dengan orang sekitar.

Baca juga: Ada Model Ganteng di Klip Video Anggun C. Sasmi, Siapa Dia?

9. Menghindari efek negatif kesepian, mulailah melakukan aksi untuk membangun koneksi. Caranya dengan bergabung dalam komunitas tertentu yang memiliki ketertarikan serupa. Buat juga rencana bersama teman dan keluarga, utarakan apa yang sedang dirasakan. Jika merasa sulit membangun koneksi, mengutarakan perasaan kepada ahli terapi bisa membantu.

WEBMD | PSYCHOLOGYTODAY | LANIDIANA | SDJ

Berita terkait

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

16 jam lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

1 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

1 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

2 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

2 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

3 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

6 hari lalu

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

6 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

10 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

11 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya