Konsumen Tuntut Penipuan Takaran, Starbucks Menang di Pengadilan

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Senin, 8 Januari 2018 20:52 WIB

Sketsa logo kedai kopi, Starbucks, yang pertama kali diluncurkan (kiri), dan yang terkenal saat ini. Logo ini mengambil inspirasi dari mitologi putri duyung. Boredpanda.com

TEMPO.CO, Jakarta - Starbucks Corp di Amerika Serikat memenangkan perkara yang menyebut gerai kopi itu memberikan harga yang terlalu mahal pada konsumen. Dalam gugatan itu, konsumen menilai perusahaan kopi itu menipu takaran di gelas kopi. Menurut para konsumen, minuman latte dan mocha yang diberikan petugas Starbucks tidak penuh (tidak sesuai takaran), demi mengurangi biaya susu.

Hakim Distrik Yvonne Gonzalez Rogers, seperti diberitakan Reuters, tidak menemukan bukti Starbucks menipu konsumen dengan membuat gelas terlalu kecil. Hakim pun tidak menemukan penipuan yang dilakukan perusahaan dengan memberikan garis panduan bagi barista untuk mengisi bahan minuman. Penipuan berupa instruksi perusahaan untuk memakai bahan lebih sedikit sehingga menyisakan seperempat inci ruang di minuman tidak terbukti. Baca : Ahok Gugat Cerai, ini 5 Pemimpin Dunia yang juga Alami Cerai

"Pelanggan gagal menunjukkan latte mengandung takaran yang kurang dari minuman yang dijanjikan, seperti yang ditampilkan di papan menu," tulis Rogers.

Siera Strumlauf dan Benjamin Robles dari California serta Brittany Crittenden dari New York mengajukan gugatan dengan menuduh Starbucks membuat iklan yang menipu karena mengurangi volume latte hingga 25 persen.

Starbucks menyatakan cangkir kopi bervolume lebih besar dari pada iklan dan garis pengisian merupakan panduan bagi barista untuk mengisi susu dingin, yang akan bertambah ketika dipanaskan. Baca: Selain Solidaritas, Apa Makna Hitam di Golden Globe 2018?

Advertising
Advertising

2016 lalu, Starbucks juga pernah dituntut seorang wanita di pengadilan. Wanita yang bernama Stacy Pincus mengklaim, ia hanya mendapatkan setengah dari apa yang ia bayar untuk minuman. Dia memimpin sebuah class action atau gugatan mewakili masyarakat, yang menuntut perusahaan membayar ganti rugi US$ 5 juta atau Rp 65,8 miliar.Ia menuduh pelayan gerai minuman yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat, sengaja menempatkan terlalu banyak es dalam minumannya.

Dokumen pengadilan yang diajukan penuntut di Illinois, seperti dikutip dari Metro.co.uk, 1 Mei 2016, berbunyi: "Pelanggan Starbucks memesan minuman dingin Venti hanya menerima 14 ons cairan minuman--kurang dari setengah jumlah yang diiklankan, dan kurang dari setengah jumlah yang mereka bayar."

"Pada intinya, Starbucks dianggap hanya menunjukkan ukuran cangkir minuman dingin di daftar menu, bukan jumlah cairan yang akan pelanggan terima ketika mereka membeli minuman dingin. Mereka menipu pelanggan dalam proses."

Dalam pembelaannya, Starbucks mengatakan es adalah bagian penting dari minuman. Mereka akan membuat ulang minuman untuk pelanggan yang tak puas. "Pelanggan kami memahami, dan berharap es merupakan komponen penting dari minuman dingin," ujar Starbucks.

Dua hakim federal menolak gugatan yang menyebutkan perusahaan tersebut menipu konsumen yang membeli minuman dingin. Menurut hakim, pelanggan yang memahami akan tahu bahwa batu es dihitung menjadi bahan minuman.

METRO.CO.UK | MECHOS DE LAROCHA | ANTARA

Berita terkait

Usai Dihujat Pamer Starbucks Tutupi Ka'bah, Zita Anjani Mengaku untuk Pancing Obrolan

6 hari lalu

Usai Dihujat Pamer Starbucks Tutupi Ka'bah, Zita Anjani Mengaku untuk Pancing Obrolan

Zita Anjani membuat unggahan klarifikasi bahwa foto gelas Starbucks yang menutupi Ka'bah adalah upaya untuk memancing obrolan.

Baca Selengkapnya

Dampak Boikot, Pewaralaba Starbucks di Timur Tengah Pecat 2.000 Pekerja

56 hari lalu

Dampak Boikot, Pewaralaba Starbucks di Timur Tengah Pecat 2.000 Pekerja

Pemilik waralaba Starbucks di Timur Tengah pada Selasa mengakui bahwa mereka telah mulai memecat sekitar 2.000 pekerja akibat boikot anti-Israel

Baca Selengkapnya

Dirut MAP Boga Adiperkasa Pengelola Starbucks Indonesia Resmi Mengundurkan Diri

59 hari lalu

Dirut MAP Boga Adiperkasa Pengelola Starbucks Indonesia Resmi Mengundurkan Diri

PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) mengumumkan pengunduran diri Direktur Utama, Anthony Cottan. MAPB merupakan pengelola Starbucks di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terdampak Aksi Boikot, Starbucks Indonesia Tegaskan Tak Beri Dukungan Finansial ke Israel

24 Februari 2024

Terdampak Aksi Boikot, Starbucks Indonesia Tegaskan Tak Beri Dukungan Finansial ke Israel

Starbucks Indonesia menyebut tidak memberikan dukungan finansial maupun keuntungan kepada pemerintah atau tentara Israel dengan cara apa pun.

Baca Selengkapnya

Boikot Berhasil, Penjualan McDonald's dan Starbucks Turun

6 Februari 2024

Boikot Berhasil, Penjualan McDonald's dan Starbucks Turun

McDonald's adalah salah satu dari beberapa merek Barat, termasuk Starbucks dan Coca Cola, yang mengalami boikot karena dianggap pro-

Baca Selengkapnya

Marak Aksi Boikot, Starbucks Indonesia Sebut Toko Lebih Sepi dan Mitra Terdampak

1 Februari 2024

Marak Aksi Boikot, Starbucks Indonesia Sebut Toko Lebih Sepi dan Mitra Terdampak

Starbucks menjadi salah satu merek yang terkena dampak kampanye boikot Israel, Malaysia dan negara-negara di Tim

Baca Selengkapnya

Starbucks Buka Gerai Ramah Lingkungan Pertama di Indonesia

28 Januari 2024

Starbucks Buka Gerai Ramah Lingkungan Pertama di Indonesia

Gerai kopi Starbucks di Lebak Bulus ini memiliki fasilitas pengisian daya mobil listrik dan dihiasi dengan karya seni dari limbah plastik.

Baca Selengkapnya

Masih Kena Boikot, Starbucks Tegaskan Tidak Dukung Israel

19 Januari 2024

Masih Kena Boikot, Starbucks Tegaskan Tidak Dukung Israel

Starbucks menegaskan kembali mereka tidak pernah memberikan dukungan kepada Israel.

Baca Selengkapnya

Yakuza Jadi Buron setelah Tembak Mati Pria di Starbucks

16 Januari 2024

Yakuza Jadi Buron setelah Tembak Mati Pria di Starbucks

Seorang anggota senior sindikat kejahatan Yakuza masuk daftar buronan karena diduga menembak mati seorang pria di sebuah gerai Starbucks di Jepang

Baca Selengkapnya

Bos McD Akui Pasar di Timur Tengah dan Sejumlah Negara Terdampak Serangan Israel ke Gaza

5 Januari 2024

Bos McD Akui Pasar di Timur Tengah dan Sejumlah Negara Terdampak Serangan Israel ke Gaza

CEO McDonald's mengakui bahwa beberapa pasar di Timur Tengah dan di luar kawasan mengalami "dampak bisnis yang berarti" karena konflk Hamas Israel

Baca Selengkapnya