Bupati Kutai Kartanegara Jual Tas Hermes, Mengapa Tas Itu Mahal?

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 22 Februari 2018 13:49 WIB

Tas Hermes yang terbuat dari kulit buaya albino. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari mengaku menjual tas merek Hermes kepada dokter spesialis kecantikan Sonia Grania Wibisono. "Selain dokter, dia juga hobi jual beli tas. Ketemunya saja cuma sekali, jadi BBM-an saja. Saya jual tas Hermes nilainya sekitar Rp100-200 juta," kata Rita sebelum menjalani sidang pembacaan dakwaan di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu 21 Februari 2018.

Sonia pernah diperiksa KPK pada 26 Januari 2018 untuk penyidikan tindak pidana pencucian uang.

Rita mengaku sebelum menjadi bupati, ia sudah jadi kolektor. "Saya dulu tuh dulu pernah lelang, saya kasih ke orang, saya sudah ga punya lagi. Makanya begitu di cek sudah tidak ada lagi, sudah saya kasih ke orang, bosan," kata Rita yang mengenakan celana hitam, kemeja putih dipadu dengan blazer hitam dan kerudung yang hanya dipasang longgar di kepalanya itu. Baca: Anak Stres Karena SNMPTN 2018? Intip 4 Jurus Mengatasinya

Tas Hermès merupakan salah satu merek ternama yang diketahui memiliki harga fantastis untuk tas-tasnya. Menurut beberapa sumber, alasan utama tas Hèrmes rata-rata dijual dengan harga US $ 8.000–150.000 adalah material tas dan keahlian yang dibutuhkan untuk membuat tas tersebut. Contohnya seperti produk unggulan Hermès, yaitu Hermès Birkin.

Terdakwa Rita Widyasari berjalan keluar seusai menjalani sidang perdana di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 21 Februari 2018. Sidang digelar dengan agenda pembacaan dakwaan terhadap Bupati nonaktif Kutai Kartanegara Rita Widyasari. ANTARA

Nama Birkin diambil dari penyanyi dan aktris asal Perancis, Jane Birkin. Birkin dibuat asli dari kerajinan tangan para perajin yang sudah terlatih khusus untuk memproduksi tas Birkin. Biasanya, satu tas membutuhkan waktu 18–24 jam untuk dibuat sehingga Hermès tidak memproduksi banyak Birkin. Baca: Heboh Pelakor : Ini 5 Pertanyaan untuk Bu Dendy

Material yang digunakan pun istimewa, seperti kulit anak sapi, kulit sapi, kulit kambing gunung, dan sebagainya. Kulit-kulit tersebut diproses sedemikian rupa agar memiliki daya tahan yang lama. Salah satu material tertua Hermès, Box Calf, dikenal tidak akan luntur dan sangat awet ketahanannya. Sementara itu, material Evercalf dikenal karena kelembutannya dan teksturnya yang terlihat mewah.

Advertising
Advertising

Harga Birkin akan melonjak jika materialnya menggunakan kulit buaya. Untuk kulit buaya tertentu, seperti kulit dari buaya putih, membutuhkan waktu yang lama untuk diolah. Selain itu, sudah merupakan hukum alam bagi buaya yang hidup di alam liar untuk melindungi diri sehingga sulit untuk menemukan buaya yang tidak memiliki kecacatan atau luka pada kulitnya. Karena itu, tidak mudah menemukan kulit buaya yang dapat memenuhi kriteria. Kemudian, Birkin akan menjadi lebih mahal jika ditambahkan unsur emas maupun berlian. Baca: BPOM Bekukan Izin Albothyl, Simak 4 Jenis Sariawan Ini

Contohnya seperti tas Himalaya Birkin yang terbuat dari kulit buaya Himalaya putih dengan gesper emas 18 karat dan tali berlapiskan 205 berlian. Tas ini berhasil memecahkan rekor dengan harga jual US $ 383.522 atau sekitar Rp 5,2 miliar di Christie’s Auction House, Hong Kong, pada tahun 2017.

ANTARA | BISNIS.COM | CHANNEL NEWS ASIA | VOGUE | MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA

Berita terkait

Tas Kulit Lokal Adisher Leather Tembus Pasar Internasional

31 hari lalu

Tas Kulit Lokal Adisher Leather Tembus Pasar Internasional

Tas kulit lokal bermerek Adisher Leather berhasil menembus pasar internasional.

Baca Selengkapnya

Otorita IKN Berniat Pindahkan Kawanan Beruk dari Jalanan Samboja, Ini Alasannya

35 hari lalu

Otorita IKN Berniat Pindahkan Kawanan Beruk dari Jalanan Samboja, Ini Alasannya

Otorita berusaha memindahkan sekelompok beruk dari jalanan utama IKN. Dianggap menjadi hama bila terlalu banyak yang turun ke jalan.

Baca Selengkapnya

Jembatan Sebulu Segera Dibangun, Tahap Pertama Edi-Rendi Gelontorkan Rp203 Miliar

40 hari lalu

Jembatan Sebulu Segera Dibangun, Tahap Pertama Edi-Rendi Gelontorkan Rp203 Miliar

Keberadaan jembatan akan membuat perekonomian sejumlah kecamatan di Kukar semakin menggeliat

Baca Selengkapnya

Wabup Kukar Datangi Lokasi Kebakaran di Sumber Sari

40 hari lalu

Wabup Kukar Datangi Lokasi Kebakaran di Sumber Sari

Rendi datang dengan membawa sejumlah bantuan, berupa sembako dan paket bantuan lainnya.

Baca Selengkapnya

Rendi Solihin Salurkan Bantuan Kepada Warga Korban Kebakaran

40 hari lalu

Rendi Solihin Salurkan Bantuan Kepada Warga Korban Kebakaran

Dilakukan pendataan agar semua korban kebakaran bisa terjangkau bantuan

Baca Selengkapnya

Program Unggulan Edi Damansyah Mengubah Ekonomi Kutai Kartanegara

41 hari lalu

Program Unggulan Edi Damansyah Mengubah Ekonomi Kutai Kartanegara

Kegiatan yang diadakan oleh pemerintah tidak hanya memberikan ruang bagi para wirausaha untuk berkembang tetapi juga menjadi bukti perhatian yang diberikan oleh Bupati.

Baca Selengkapnya

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

42 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur

Baca Selengkapnya

Wakil Bupati Kukar Hadirkan Opick di Muara Jawa

42 hari lalu

Wakil Bupati Kukar Hadirkan Opick di Muara Jawa

Safari Ramadan tahun ini jadi kesempatan Rendi menjabarkan program pembangunan Pemkab Kukar kepada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wabup Kukar Optimistis RS Muara Badak Beroperasi Akhir 2024

44 hari lalu

Wabup Kukar Optimistis RS Muara Badak Beroperasi Akhir 2024

Masjid Al Istiqomah menjadi lokasi Safari Ramadan, dirangkai dengan buka puasa bersama dengan masyarakat sekitar, termasuk penyerahan bantuan alat kelengkapan ibadah.

Baca Selengkapnya

Wabup Kukar Janji Warga Desa Muara Panutan Segera Dapatkan Air Bersih dan Listrik 24 Jam

45 hari lalu

Wabup Kukar Janji Warga Desa Muara Panutan Segera Dapatkan Air Bersih dan Listrik 24 Jam

Listrik dan air sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Desa Muara Pantuan, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara (Kukar).

Baca Selengkapnya