Anak Didiagnosis Epilepsi? Tenang, Penyakit Ini Bisa Sembuh

Sabtu, 10 Maret 2018 17:50 WIB

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk

TEMPO.CO, Yogyakarta - Acapkali orang tua shok mengetahui anaknya didiagnosis menderita epilepsi. Tetangga kiri kanan menghindar karena takut ketularan penyakit yang biasa disebut ayan itu. Teman-temannya di sekolah langsung lari ketakutan saat mengetahui dia kejang-kejang. Guru pun panik tak tahu harus berbuat apa.

“Padahal epilepsi bisa disembuhkan dan tidak menular,” kata Ketua Divisi Saraf Anak Profesor Elisabeth Siti Herini saat ditemui dalam sarasehan pembentukan Paguyuban Orang Tua dengan Epilepsi di Ruang Tito Alba Poliklinik Anak, Rumah Sakit Umum Pusat Sardjito Yogyakarta, Sabtu, 10 Maret 2018.

Apabila mendapat penanganan yang tepat dan pengobatan rutin hingga 2-3 tahun, epilepsi bisa sembuh hingga 50-60 persen. Sedangkan prosentase pasien epilepsi yang harus mendapat pengobatan seumur hidup hanya 10-20 persen. “Kesembuhan tergantung penyebab dan tipe epilepsinya,” kata Herini. Baca: Diet Vegan Ampuh Atasi Diabetes, Ini Kata Pakar

Epilepsi ditandai dengan kejang secara berulang kali, bukan hanya sekali. Pemicunya adalah adanya kelainan pada otak. Bukan disebabkan faktor lain, seperti gangguan elektrolit, demam, diare hingga dehidrasi berat yang mengakibatkan gangguan elektrolit.

Epilepsi bisa dideteksi sejak bayi lahir maupun baru muncul ketika dewasa. Salah satu cara mendeteksinya melalui pemeriksaan EEG (elektroensefalografi) dengan merekam gelombang sel saraf elektrik pada otak. “Tiap 100 ribu anak ada 100 lebih anak yang epilepsi,” kata Herini.

Epilepsi pada bayi yang baru lahir bisa disebabkan faktor genetik, yaitu keturunan dari saudara dekat maupun jauh. Biasanya saat dilakukan EEG, kondisi otak normal. Bisa pula karena ibunya mengalami infeksi torch, yaitu infeksi yang disebabkan virus toksoplasma, rubella, cytomegalovirus (CMV) saat hamil. Dampak dari infeksi torch antara lain bayi yang lahir akan mengalami kecacatan, seperti kepala anak mengecil yang kadang disertai pengerutan otak akibat CMV. Juga bisa diakibatkan tumor otak yang diderita pada bayi. “Kalau kejangnya tidak ditangani, bisa merusak otak. Akibatnya bisa mengalami retradasi mental,” kata Herini. Baca: Usai Suntik Vitamin Kendall Jenner Ambruk, Ini Penjelasan Dokter

Tidak heran, kebanyakan kasus epilepsy ditemukan pada anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) karena ada kelainan struktural otaknya. Seperti anak yang menderita autis, mental retradasi atau idiot, kelainan fisik semisal mengalami infeksi otak, hiperaktif, juga down syndrome. Sedangkan epilepsi pada anak non-ABK biasanya disebabkan karena faktor genetik maupun idiopatik alias belum diketahui penyebabnya.

Sedangkan epilepsi yang diderita orang dewasa bisa disebabkan karena faktor genetik, kecelakaan yang mengakibatkan trauma kepala, atau pun infeksi otak dan tumor di kepala.

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

27 menit lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

33 menit lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

6 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

1 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

4 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

8 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

9 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

9 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya