Waspada, Penyakit Lupus Rentan Serang Perempuan Asia dan Hispanik

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Rabu, 14 Maret 2018 07:30 WIB

Toni Braxton. REUTERS/Mario Anzuoni

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit lupus diketahui lebih sering dialami oleh perempuan, khususnya perempuan usia 15–44 tahun, daripada laki-laki. Artis perempuan yang diketahui mengidap penyakit lupus adalah penyanyi Selena Gomez dan penyanyi Toni Braxton. Melihat latar belakang ras keduanya, penyakit mereka bisa jadi berhubungan dengan fakta bahwa perempuan dengan kulit berwarna, tiga kali lebih rentan terkena lupus ketimbang perempuan berkulit putih seperti yang dijelaskan pengajar kesehatan Dawn Isherwood dari Lupus Foundation of America.

Sebuah studi yang didukung oleh Centers for Disease Control and Prevention menunjukkan bahwa perempuan Asia dan Hispanik lebih rentan terkena penyakit lupus ketimbang perempuan non-Hispanik yang berkulit putih. Hispanik adalah istilah yang berakar dari kata Spanyol, orang Spanyol dan warga yang memiliki akar budaya Spanyol.

Hasil penelitian dalam jurnal Arthritis & Rheumatology yang dilakukan di New York dan San Fransisco, Amerika Serikat, juga menunjukkan kenaikan angka penderita lupus pada perempuan Afrika-Amerika. Selain itu, orang Asia yang non-Hispanik dan Hispanik lebih rentan terkena penyakit lupus nephritis, yaitu lupus yang menyerang ginjal. Baca: Kisruh Deddy Corbuzier - Chika Jessica, Tips untuk Orang Tua Tiri

Belum diketahui pasti penyebab dari prevalensi penyakit lupus pada etnis tertentu tersebut. Menurut penyidik utama MLSP di NYC Department of Health and Mental Hygiene, Hilary Parton, hingga saat ini penyebab dominasi angka penyakit lupus berdasarkan ras dan etnis masih diteliti menggunakan berbagai macam sumber.

Selena Gomez dan sahabatnya, Francia Raisa yang menjadi pendonor ginjal untuknya. Instagram.com

Lupus merupakan salah satu penyakit yang sangat kompleks. Penyakit autoimun ini menyebabkan sel imun tubuh menyerang jaringan tubuh itu sendiri. Penyebab penyakit lupus belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli percaya bahwa beberapa orang lahir dengan gen tertentu yang mempengaruhi kinerja sistem kekebalan tubuh. Ada juga hal lain yang dikatakan bisa memicu serangan lupus, seperti infeksi virus. Baca: Begini Marion Jola Siapkan Ujian Nasional saat Indonesian Idol

Tidak hanya penyebabnya, gejala penyakit ini pun tidak memiliki ciri yang khas. Menurut dokter spesialis penyakit dalam Franciscus Ari, gejala yang biasa dikeluhkan pasien adalah kulit kemerahan, nyeri pada otot dan sendi, serta rambut rontok. “Setelah dicari-cari, baru ketahuan lupus atau (pasien) datang lemas dengan (keluhan anemia). Setelah tidak naik-naik hemoglobinnya dan dilakukan pemeriksaan, baru diketahui (terserang) lupus,” ujar Franciscus pada Tempo, 16 Februari 2017 silam.

CENTERS FOR DISEASE CONTROL AND PREVENTION | HEALTH | LUPUS FOUNDATION OF AMERICA | WEB MD | MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

12 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

18 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

8 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

10 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

10 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

10 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

14 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

17 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya