Waspadai Ablasi Retina, Bisa Akibatkan Kebutaan Mata

Reporter

Bisnis.com

Editor

Mitra Tarigan

Senin, 19 Maret 2018 18:30 WIB

Warga melakukan scan retina mata saat pembuatan E-KTP di Kecamatan Coblong, Bandung, Jawa Barat, Senin (16/4). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Lepasnya retina bisa mengakibatkan kebutaan dan dapat terjadi secara tiba-tiba pada usia berapapun. Kalangan dokter spesialis mata meyakini Ablasi/lepasnya retina adalah suatu masalah yang sangat serius dan hampir selalu menyebabkan kebutaan bila tidak ditangani dengan cepat. "Kondisi ini terjadi ketika retina terlepas dari posisi normal. Retina tidak dapat berfungsi ketika lepas dari dasarnya," kata Damara Andalia, Dokter Spesialis Mata di Jakarta Eye Center (JEC).

Seperti pada kamera, lanjut dia, jika film yang ada di dalamnya lepas, maka gambar akan menjadi kabur, begitu juga yang terjadi pada mata jika retina terlepas, penglihatan akan menjadi kabur. Penyebanya adalah Vitreus, semacam agar-agar (jeli) yang mengisi sebagian besar bola mata. Semakin tua usia manusia, semakin berkurang pula volume Vitreus dan mengerut. Baca: Karyawan Sering Berhenti, Apa yang Salah dari Tim HRD?

Biasanya, kata Damara, kondisi ini terjadi tanpa ada masalah, tetapi kadang-kadang Vitreus bisa menarik retina sedemikian keras sehingga menyebabkan retina robek pada satu tempat atau lebih. Melalui robekan tersebut cairan masuk dan mengangkat retina dari dasarnya seperti wallpaper yang lepas dari dinding.

"Rabun Jauh (mata minus), kecelakaan, mengalami ablasi pada mata sebelah, mempunyai riwayat keluarga dengan Ablasi Retina dan adanya daerah lemah pada retina, merupakan kondisi-kondisi yang dapat menambah risiko terjadinya Ablasi Retina."

Adapun gejala-gejala awal yang menunjukkan terjadinya Ablasi Retina adalah adanya kilatan cahaya, kemudian bintik-bintik/benang hitam yang selalu bergerak serta tirai abu-abu yang menutupi sebagian penglihatan. Namun, kata Damara, gejala-gejala tersebut tidak selalu berarti mengalami Ablasi Retina. Baca: Pensiun, Persiapkan Sejak Usia 20, Cek Ilustrasinya

Advertising
Advertising

Karena itu sebaiknya segera memeriksa mata ke dokter spesialis mata untuk melakukan diagnosa lebih lanjut. Untuk mendiagnosa masalah ini dokter akan akan melakukan pemeriksaan mata dengan kedua pupil dilebarkan. Perlu juga masyarakat memeriksakan matanya secara rutin karena kadang-kadang kasus ini ditemukan ketika dokter melakukan pemeriksaan rutin.

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

7 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

8 hari lalu

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya