TEMPO.CO, Jakarta - Deddy Corbuzier kembali membicarakan acara alay di televisi lewat vlog terbarunya pada Sabtu malam 17 maret 2018.

Kehadiran acara-acara tersebut kurang disetujui Deddy Corbuzier. Pasalnya, masyarakat bisa terkena dampak negatif.

Baca juga:
Pemain Akrobat Udara Yann Arnaud Tewas, Simak Gerakan Ekstremnya
Waspadai Ablasi Retina, Bisa Akibatkan Kebutaan Mata
Laku Rp2,4 Miliar, Seperti Apa Formulir Lamaran Steve Jobs?

“Iya, memang hiburan. Semua yang ada di TV itu tontonan. Tapi, ada beberapa tontonan di TV bisa menjadi tuntunan. Namun, ada juga beberapa tontonan di TV jadi contoh buruk masyarakat,” tutur Deddy Corbuzier.

Deddy Corbuzier tidak memberikan penjelasan detail tentang apa saja acara yang masuk kategori tersebut. Deddy Corbuzier hanya mengisyaratkan jika acara tersebut berpura-pura menampilkan realita.

“Tapi ketika semua dibuat realita seakan-akan ini kejadian benar, it is not tontonan. Apa yang mereka lakukan menggunakan nama asli dan kejadian nyata yang ada di set,” lanjut Deddy Corbuzier.

Kemunculan acara tersebut tentu berbeda dengan film. Ini karena ketika menonton film, seseorang sudah tahu jika semuanya adalah rekayasa.

“Kalau misalnya nonton film hantu atau horror, kita tahu ini film, kita tahu setannya nggak benar-benar ada, kita tahu ini ada skenarionya, kita tahu ini dibuat. Ini bukan realita seakan-akan dibuat bahwa ini setan gaib realita. It is a movie. Itu tontonan,” terang Deddy Corbuzier.

Deddy Corbuzier mulai membicarakan acara alay lewat vlog pada awal Maret kemarin. Vlog tersebut sempat mengundang pro dan kontra di kalangan netizen. Di sisi lain, vlog Deddy Corbuzier tentang acara alay menjadi viral dan sudah ditonton lebih dari 1.1 juta orang.