Harus Peka, Begini Cara Mengajar Si Kecil Menjalankan Puasa

Reporter

Tabloid Bintang

Editor

Susandijani

Sabtu, 26 Mei 2018 18:30 WIB

ilustrasi ayah menggendong anak/Tabloid Bintang

TEMPO.CO, Jakarta - Si kecil yang bertambah besar mulai penasaran tentang ibadah puasa. Melihat orang tua sahur dan berbuka puasa di bulan Ramadan, anak mulai ingin tahu. Kapan waktu yang tepat mengedukasi anak tentang ibadah puasa?

Menurut psikolog keluarga, Ajeng Raviando, orang tua bisa memperkenalkan ibadah puasa kepada anak sejak mereka berusia 4 tahun. Di usia ini, anak cenderung mengamati kebiasaan orang tua.

Baca juga: Tips Mendidik Anak ala Dekan Fakultas Kedokteran UI

"Di usia balita, rasa ingin tahu anak sangat tinggi, kemampuan berbicara anak juga meningkat. Anak biasanya hobi bertanya, misalnya ketika melihat orang tua tidak makan di bulan Ramadan. Ini jadi kesempatan orang tua memperkenalkan kebiasaan berpuasa pada anak," urai psikolog dari Teman Hati Konseling ini.

Ajeng menganjurkan para orang tua untuk sebatas memberi edukasi tentang rutinitas berpuasa, belum mendorong anak ikut berpuasa. Karena di usia balita, anak belum siap secara psikologis.

"Secara fisik, tubuh anak belum bisa beradaptasi. Dari sisi psikologis, pemahaman konseptual balita belum berkembang sehingga anak belum bisa memahami sepenuhnya makna puasa," beri tahu Ajeng.

Akan tetapi Ajeng mengembalikan keputusan ini kepada orang tua masing-masing. "Ada TK yang sudah mengajari anak berpuasa, yang berarti ada dukungan dari pihak sekolah. Semua kembali lagi kepada keputusan orang tua anak," kata Ajeng.

Baca juga:Orang Indonesia Tetap Percaya Diri Hidup 24 Jam tanpa Uang Tunai

Advertising
Advertising

Masuk SD, anak bisa ikut berpuasa. Di tahap usia ini, pemahaman konseptual anak telah berkembang. Orang tua bisa mulai mengajak anak ikut sahur.

"Misalnya, anak biasanya sarapan jam 7 pagi dan makan siang jam 12. Di bulan puasa, anak bisa ikut sahur lalu mulai makan lagi jam 9. Jeda waktu makannya sama-sama 5 jam, jadi anak tidak kaget dengan perubahan jadwal makan yang terjadi," Ajeng mencontohkan.

Cara ini akan membuat anak paham dan mampu menyesuaikan perubahan jadwal makan ketika berpuasa.

Secara bertahap, waktu berpuasa anak bisa ditambah. Karena secara agama anak belum wajib berpuasa hingga akil balig, orang tua sebaiknya membuat target yang realistis.

Ada yang mengajak anak berpuasa setengah hari. Ada pula yang mengizinkan anak minum asalkan tetap menahan lapar—karena anak lebih sulit menahan haus. Saran Ajeng, semua peraturan disesuaikan dengan kemampuan anak.

Baca: Hindari Katastropik, Berhentilah Merokok Sebelum 40 Tahun

"Orang tua harus peka dan bisa menerima kondisi anak. Jangan langsung memaksakan anak berpuasa hingga magrib. Atau misalnya anak tampak lemas tapi bersikeras berpuasa. Orang tua bisa memberi pengertian agar anak tidak memaksakan. Ingatkan kepada anak kalau dipaksakan, nanti malah sakit dan ujungnya tidak bisa berpuasa juga," terang Ajeng.

TABLOIDBINTANG

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

2 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

2 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

3 hari lalu

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.

Baca Selengkapnya

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

3 hari lalu

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

4 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

6 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

10 hari lalu

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

Psikolog mengingatkan kakek atau nenek memahami jenis-jenis pola asuh ketika mengasuh cucu. Apa saja yang perlu dilakukan?

Baca Selengkapnya

Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

10 hari lalu

Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

Duel aktris Nirina Zubir melawan mafia tanah bekas asisten mendiang ibunya, Riri Khasmita, patut menjadi contoh orang ramai yang menghadapi kasus serupa.

Baca Selengkapnya