Hari Anak Nasional, Ini Risiko Penyakit Bila Menikah Usia Anak

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Senin, 23 Juli 2018 19:45 WIB

Ilustrasi pernikahan. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Pada peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli, ada beberapa isu yang diangkat. Aktivis perempuan di Sulawesi Tengah misalnya, meminta pemerintah meminimalisasi terjadinya pernikahan dini. Seruan ini sebagai bentuk langkah perlindungan dan pemenuhan hak anak di daerah tersebut.

Baca: Kementerian PPPA Kirim Tim Cek Pernikahan Dini di Bantaeng

Perkawinan usia anak memang masih terjadi di beberapa negara khususnya di negara berkembang dan miskin. Pernikahan dini ini banyak dialami oleh anak perempuan yang berpendidikan rendah dan berasal dari keluarga kurang mampu. Beberapa dari mereka pun tinggal di pedesaan atau di daerah tertinggal.

Vice President of Life Operation division Sequis Eko Sumurat mengingatkan bahwa penting untuk menekan kematian ibu dan anak. Salah satunya dengan menentang perkawinan usia anak. "Anak mendapatkan hak untuk bertumbuh, bermain, memiliki rasa aman, pendidikan terbaik dan gizi yang layak, serta layanan kesehatan," kata Eko dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 23 Juli 2018.

Menyambut Hari Anak Nasional 2018, Sequis mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya perkawinan usia anak. Sehingga anak bisa memikiki kesempatan lebih baik untuk berkontribusi bagi bangsa. "Kita perlu menyadari risiko yang ditimbulkan dari pernikahan dini," kata Eko.

Berikut adalah risiko kehamilan dan persalinan yang mengintai pada pernikahan usia dini.

Advertising
Advertising

Secara anatomi, tubuh remaja belum siap untuk proses mengandung dan melahirkan. Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan Omni Hospitals Alam Sutera Hanjojo Tjandra mengatakan seseorang yang sudah mengalami pubertas belum dapat disebut dewasa. Karena pubertas menandakan si anak memasuki masa remaja. "Pada masa ini, organ reproduksi mulai tumbuh dan berkembang menuju kedewasaan. Jadi sebaiknya tidak digunakan untuk melakukan hubungan seksual dan reproduksi," kata Handojo.

Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Head of Health Claim Department Sequis A.P. Hendratno. Menurutnya, masa pubertas pada remaja putri terkait dengan mendapatkan haid dan tidak berhubungan dengan dewasa secara biologis maupun mental. Organ reproduksi pun bertumbuh tidak persis sama untuk setiap orang, biasanya antara usia 16 -22 tahun. Organ intim berfungsi 100 persen biasanya ketika mencapai minimal 3-5 tahun pascahaid. Perkawinan usia anak biasanya tidak didasari oleh pengetahuan reproduksi dan secara anatomi tubuh pun belum siap untuk melakukan hubungan seks dan melahirkan.

Baca: Fenomena Menikah Muda, Ini Pemicunya Menurut Psikolog

Hendra mengatakan hubungan seksual yang dilakukan di usia kurang dari 17 tahun dan dilakukan dengan paksaan tanpa pengetahuan dasar kesehatan reproduksi mengandung risiko terkena penyakit menular seksual, penularan infeksi HIV, dan kanker leher rahim. Hal ini terjadi karena organ reproduksi anak perempuan belum siap untuk melakukan hubungan seksual. Ukuran rahim remaja putri pun belum siap untuk kehamilan. Ukuran panggul pun belum siap sepenuhnya untuk persalinan. "Sehingga persalinan pada masa remaja dapat meningkatkan risiko persalinan caesar dan komplikasinya," kata Hendra.

Handojo menambahkan selain komplikasi dan kemungkinan anak melakukan persalinan caesar, perempuan itu akan mengalami plasenta akreta atau perlengketan ari-ari pada harim. "Pada paska persalinan juga akan rentan karena pendarahan," kata Handojo.

Hubungan seksual dan kehamilan di usia muda juga bisa mengakibatkan komplikasi obstructed labour, yaitu gangguan pada fungsi otot uterus. Pada kasus ini terjadi peregangan uterus yang berlebihan. Hubungan seksual dan kehamilan di usia muda pun kemungkinan akan mengalami obstetric fistula, yaitu urin atau feses melalui vagina karena tejadi kebocoran akibat rusaknya organ kewanitaan. Penyakit lain yang mengintai adalah carsinoma serviks atau penyakit kanker leher rahim karena semakin muda usia seseorang melakukan hubungan seksual pertama kalinya, maka semakin besar risiko terkontaminasi virus pada daerah reproduksi.

Baca: Serius Mau Menikah Muda? Simak dulu 4 Tantangan Ini

Handojo menambahkan pada masa kehamilan, ibu yang masih remaja juga rentan mengalami anemia atau kekurangan darag dan tekanan darah tinggi. Sayangnya, kondisi ini sering tidak terdeteksi pada tahap awal, tapi dapat menyebabkan terjadinya kejang, pendarahan bahkan kematian pada ibu.

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

3 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

5 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya